Selamat datang keluarga baru Universitas Negeri Jakarta (read: mahasiswa baru (Maba). Selamat memulai perjuangan di kampus tercinta ya!

Barangkali ada di antara sobat UNJKita yang merasa “kecemplung” atau salah jurusan di UNJ. Karena awalnya mau masuk Kedokteran UI, eh malah keterima di Sastra Inggris UNJ. Perasaan sedih, galau, kecewa campur aduk jadi satu membuat hati kian resah dan gelisah.

Tenang aja sob! Gak hanya kamu yang merasa seperti itu. Dua narasumber hebat di Rubrik Edisi Mahasiswa Baru kali ini juga pernah ada di posisi yang sama. Meskipun sudah terlanjur “kecemplung” mereka memilih untuk berenang dengan tenang. Hasilnya, mereka malah menjadi perenang yang handal. Artinya, mereka gak melulu larut dalam kesedihan tetapi berjuang untuk kesuksesan.

Pada 26 Agustus 2017 kemarin UNJKita mengadakan Rubrik Edisi Mahasiswa Baru. Masih ingatkan? Nah untuk kalian yang belum sempat mengikuti Rubrik atau sempat merasa melewatkan momennya, tidak perlu khawatir. Karena kita tim UNJKita kembali menyediakan Notula Diskusinya Loh!

Narasumber kita yang pertama adalah seorang Candidate of Master of Education in Leadership and Policy, Monash University, Australia. Kakak kece satu ini bernama Dhanty Kuswahyuningtyas, S.Pd. yang merupakan mahasiswi dari FIP UNJ 2011. Diskusi pertama dimoderatori oleh Annisa Indriyani mulai pukul 20.00-22.00 WIB. Sebelum pemaparan dari narasumber, CEO UNJKita, Ferly Ferdyant, S.E, terlebih dahulu memperkenalkan sekelumit profil UNJKita kepada para peserta. Yuk kita simak keseruannya!

SESI MATERI

Bagaimana kisah awal Kak Tyas masuk ke UNJ?

Kisah masuk UNJ diawali dengan kerelaan yang dipaksakan karena semenjak masih di SMA saya berkeinginan untuk berkiprah di dunia kesehatan masyarakat. Saya mengikuti SNMPTN tahun 2011 dan alhamdulillah lolos di Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto. Namun, untuk bisa belajar di sana tidaklah semulus yang dibayangkan. Calon maba diharuskan untuk membayar uang pendidikan sejumlah Rp 17 juta (tunai, tidak dapat dicicil). Bagi saya uang dengan jumlah segitu banyak banget. Saya dan keluarga tidak mampu untuk membayar itu.

Akhirnya, saya putuskan untuk mundur dan merelakan jurusan impian saya tersebut. Selanjutnya, Saya mencari univ yg masih buka ujian mandiri (saya tdk mau menunda kuliah). Saat itu yang ada hanya UNJ dan diantara pilihan jurusan yg tersedia, saya tertarik dgn Manajemen Pendidikan.

Singkatnya, saya diterima di MP UNJ dengan tanpa ketertarikan untuk belajar pendidikan.

Saya sadar bahwa penting untuk “love what you do as well do what you love” Demi meraih manfaat dan berkah dari hidup (belajar Di UNJ).

Maka, semenjak itu saya bertekad untuk serius belajar dan totalitas untuk kuliah, termasuk dengan mengikuti event pemilihan mapres tingkat jurusan. Walaupun di tingkat fakultas saya tidak unggul, namun saya mendapat banyak manfaat dari berteman dengan mapres lainnya. Diskusi, ikut lomba, bikin project. Dari situ lah saya punya tiket untuk terus maju dan sampai di sini (melanjutkan studi S2) di Melbourne.

Terus kak, dari pertama masuk apa yang bikin kak Tyas jadi semangat untuk kuliah yang notabene bukan keinginan awal?

Motivasi pertama adalah orang tua. Saya gak mau mengecewakan mereka, maka saya bertekad harus serius dan ngasih “lebih” buat mereka. Motivasi kedua adalah masa depan saya, no pain no gain. Saya harus lakukan lebih sekarang supaya dapat lebih Di masa depan

Jadi go through aja ya kak? Lalu, organisasi yang pertama kakak ikutin apa? dan saat itu apa alasan kakak memutuskan untuk berorganisasi?

Organisasi pertama di kampus adalah HIMA MP (skrg BEMJ MP kalo ga salah). Alasan pertama saya adalah karena hasil refleksi saya terhadap masa “gelap” yang saya alami di SMA. Alasan kedua karena ada seorang senior MP saat itu yang encouraged saya bahwa organisai adalah laboratorium dari belajar, maka saya ga mau menyiakan kesempatan utk implementasi teori-teori yang dipelajari di kelas.

organisai adalah laboratorium dari belajar, maka saya ga mau menyiakan kesempatan utk implementasi teori-teori yang dipelajari di kelas.

Masya Allah… Laboratorium dari belajar. Waktu di BEMJ MP (Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan) kakak menjabat di bagian apa? Organisasi apalagi yang kakak ikutin?

Saya gabung HIMAMP di dua periode, periode pertama amanah saya adalah staff departemen Advokasi dan Sosial. Periode kedua amanah saya menjadi Kepala departemen Advokasi dan Sosial
Selain Di HIMAMP periode ke dua, saya juga gabung di TARBAWI FIP divisi kesekretariatan. Setelah itu, saya gabung di BEM FIP divisi Advokasi. Selama periode ketiga ini saya juga aktif volunteering di Komunitas Sobat Bumi

Selama kakak mengikuti organisasi di kampus apa suka-duka serta manfaat yang Kak Tyas dapatkan?

Banyak sekali manfaat organisasi kampus untuk hidup saya. Jujur, dulu pas SMA saya adalah siswa KuPuKuPu, jarang banget terlibat di organisasi atau kegiatan-kegiatan sekolah yang ada. Jadi, temen SMA saya sedikit, lulus SMA dapat ijazah, that’s all.

Dari pengalaman organisasi saya selama kuliah, banyak banget dapat manfaat, saya belajar banyak banget hal baru. Di tingkat individu, saya jadi orang yang lebih rapih dan disiplin, saya dituntut untuk bisa atur waktu antara kuliah, kerja, dan organisasi.

Di tingkat sosial, saya jadi orang yang lebih toleran dan open minded, empati dan simpati sama orang lain, belajar banyak perspective baru. Di akademik, saya bisa merefleksikan kehidupan organisasi dgn teori-teori yang dipelajari di kelas. Terlebih lagi, karena tiga tahun ada di advokasi, itu bisa melatih diri saya untuk mengembangkan lebih rasa empati

Kalo duka selama berorganisasi kak?

Dukanya juga banyak hehe. Berkorban waktu, Terkadang kami harus pulang malam demi menyelesaikan urusan organisasi, menyisihkan waktu leisure time untuk organisasi. Berkorban finansial, gak dipungkiri ya hampir setiap aktivitas pasti butuh uang. Berkorban pikiran dan perasaan. Capek mikirin orang, apa orang yang kita urus mikirin kita? Of course not! Capek perasaan juga karena berhubungan dengan banyak orang akan berhubungan dgn berbagai karakter. Pernah kami berantem karena selisih paham tentang suatu hal. But every sacrifice never upset me. Alhamdulillah it worth.

Ka Tyas bukan sekadar organisatoris loh temen-teman, tapi juga dinobatkan menjadi Mahasiswa Berprestasi tahun 2014. Bisa ceritakan Kak mawapres itu apa dan bagaimana perjalanan kakak menjadi mawapres di kampus?

Menurut saya makna berprestasi adalah relatif, tergantung siapa dan bagaimana orang punya perspektif tentang itu. Saat itu saya mencoba ikut event seleksi mahasiswa berprestasi versi kampus. Mulai dr tingkat jurusan kemudian lenjut ke fakultas. Alhamdulillah saya menjadi delegasi mapres dr jurusan MP untuk seleksi tingkat fakultas.

Di tingkat fakultas saya gak unggul, kalah saing sama temen-temen dari jurusan lain. Tapi kita tetap bisa menjadi mahasiswa berprestasi versi kita.

Next kak, alhamdulillah Kak Tyas bisa lulus tepat waktu dan lanjut studi di Monash University. Bagaimana kisah awal kakak bisa sampai lulus seleksi ke sana?

Saya suka untuk masuk ke pintu-pintu (lebih dari satu) yang terbuka untuk saya, karena saya gak tahu lewat pintu mana saya akan mendapat kebaikan dan ke suksesan. Setelah lulus saya coba untuk apply kerja di beberapa tempat sambil belajar IELTS untuk persyaratan beasiswa luar negeri. Saya jalani keduanya. Setelah score IELTS saya mencapai target, saya apply beasiswa LPDP sambil apply ke Monash dan beberapa universitas lain di Australia, Alhamdulillah lulus dan di sini saya sekarang.

Pertanyaan terakhir nih kak dari momod, seberapa besar kesempatan yang di berikan kampus kepada kakak untuk bisa berprestasi?

Cukup besar. Kampus memberikan ruang yg cukup untuk mahasiswanya supaya bisa berprestasi. Dari pengalaman saya, dengn menyelenggarakan event pemilihan mahasiswa berprestasi adalah bentuk dukungan yang diberikan kampus untuk mahasiswa. Support finansial juga tersedia untuk mahasiswa yang ingin compete Di kancah international.

Dukungan untuk mahasiswa yang ikut PKM juga ada. Namun, sayangnya akses mahasiswa untuk mendapatkan jurnal international dari portal kampus sangat terbatas. Hal itu menghambat mahasiswa utk mendapatkan informasi global. Lebih jauh, treatment kampus untuk membiasakan mahasiswa berpikir kritis masih minim. Overall, UNJ telah menempa saya seperti adanya saya sekarang dgn kelebihan dan masih banyak kekurangan saya. I love UNJ deh!

SESI DISKUSI

Pertanyaan Pertama:
Masa gelap di sma yang dimaksud ka tyas itu gimana?
Oleh: Afifah, Manajemen Pendidikan 2017

Jawaban:
Masa “gelap” adalah masa dimana saya gak total bergabung di organisasi, cuma numpang nama. Saya juga gak banyak terlibat dengan kegiatan sekolah seperti olimpiade dan sebagainya. Alhasil teman saya sedikit dan sedikit sekali pelajaran yg bisa saya dapat kecuali pelajaran di kelas. Saya lulus hanya dengan ijazah. That’s all. Itu lah masa “gelap” saya

Pertanyaan Kedua:
Hebat kak, menginspirasi banget. Awalnya kaka lintas jurusan yah. tapi kaka bisa nikmati proses itu semuanya. hm apa sejauh ini msh ada mimpi kaka yg kaka ingin raih ? Oleh: Zahra Humaira, Bimbingan Konseling 2017

Jawaban:
Tentu masih. Masih banyak. Impian terbesar saya (dalam konteks ini, related to background saya) saya ingin jadi entrepreneur, mendirikan lembaga pendidikan yang Insyaa Allah bisa jadi sarana kebermanfaatan untuk orang banyak dan mendulang pahala untuk saya

Pertanyaan Ketiga:
Apakah sejak menjadi siswa hingga mahasiswa Kak Tyas adalah murid yang pintar dikelas? Dan apa yang bisa menghantarkan Kak Tyas hingga bisa melanjutkan S2 ke Melbourne? Oleh: Ade Ayu Andini, Pendidikan Luar Biasa 2017

Jawaban:
Pintar maksudnya yang dapat ranking atas dan nilai-nilai bagus? Ga juga sih, saya pernah dapat ranking 19 out of 33 murid, tapi Alhamdulillah pernah juga masuk 3 besar. Banyak “tiket” yang harus saya beli untuk bisa mendapat beasiswa S2 Luar Negeri. Organisasi, Mawapres, menjuari kompetisi internasional, volunteering NGO (Sobat Bumi), dan belajar maksimal

Pertanyaan Keempat:
Assalamualaikum. Gimana sih cara ka tyas buat bisa mengatur waktu, mengkoordinir waktunya. Karna kan tugas kuliah sendiri itu gak sedikit gitu? Oleh: Mustika Dewi Sari Palupi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2017

Jawaban:
Ya itu seperti yang saya paparkan di atas, berkorban waktu. Less sleep, more work. Kalau ada waktu kosong manfaatkan sebaik mungkin untuk menuntaskan amanah-amanah yang ada seperti tugas kuliah, organisasi, dan kerja. Dan ibadah penting utk menyeimbangkan semua aktivitas itu, Allah yang atur.

Pertanyaan Kelima:
Kak, saya mau bertanya. Saya baca CV kakak. Kakak dapat beasiswa LPDP ya? Cara mendapatkannya itu syaratnya apa aja ya kak? Dan apa ada syarat mutlak untuk mendaftarkan diri di suatu beasiswa? Terimakasih kak Oleh: M. Raihan Fawwaz, Manajemen Pendidikan 2017

Jawaban:
Syarat mutlak beasiswa S2? Pastinya harus lulus S1 dulu
Selain itu, minimum score of English proficiency juga ada seperti IELTS atau TOEFL IBT. Cara lebih lanjut untuk apply beasiswa LPDP bisa dilihat Di booklet beasiswa LPDP yang bisa diakses Di portal LPDP. Syarat mutlak untuk beasiswa biasanya adalah IPK, Di mana pun syarat minimum IPK pasti ada dan keaktifan sosial juga dipertimbangkan oleh sponsor.

Pertanyaan Keenam:
Assalamualaikum saya pengen tanya kek kak tyas kak nisa. Di zaman yang serba modern ini kita tau bahwa remaja zaman sekarang di sibukkan oleh Teknologi yang serba canggih yang membuat kita di perbudak oleh teknologi. Nah menurut sudut pandang kakak, bagaimana cara kita agar kita tidak diperbudak oleh teknologi yang membuat kita malas, untuk cara belajarnya bagaimana cara belajar yang kakak lakukan untuk menempuh cita-cita kakak? Oleh: Mohammad Ari Yusuf, Pendidikan Geografi 2017

Jawaban:
Pertama tentang teknologi, saya berusaha memanfaatkan teknokogi untuk melakukan hal-hal baik yang mendatangkan manfaat, yah memang walaupun masih suka terlena akan kecanggihannya, tapi diri kita sendiri yang bisa handle diri kita. Tentukan batasan-batasan sejauh mana kita boleh berinteraksi dengan teknologi. Kedua, tentang cara belajar, saya suka belajar di tempat sepi dan tenang sehingga saya bisa berpikir jernih.

Pertanyaan Ketujuh:
Kisah Kak Tyas sungguh sangat menginspirasi. Izinkan saya bertanya. Adakah motivasi lain kecuali ingin membanggakan orang tua dan menjadi pribadi lebih baik saat kakak memutuskan keep fihgting untk kuliah meski harus ambil jurusan yang bner-bener kakak gak minat di situ. Atau kakak punya sebuah mimpi besar? Oleh: Siti mardhotilah, Pendidikan Luar Sekolah 2017

Jawaban:
Motivasi terbesar saya ya yang dua itu, Siti. Tentu masih ada motivasi-motivasi lain, seperti menjadi orang yang bermanfaat, tanggung jawab sama pilihan sendiri (melepas Unsoed dan memilih UNJ), dan memberi contoh yang baik untuk adik dan saudara saya. Semenjak memutuskan kuliah di UNJ, saya mulai membangun mimpi besar untuk mendirikan lembaga pendidikan seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya.

Pertanyaan Kedelapan:
Assalamualaikum berarti Kak Tyas sudah anggota PPI Australia? Enak tak jadi anggota PPI? Oleh: Egi Firgiansyah, Pendidikan Teknik Sipil 2017

Jawaban:
Iya, saya Anggota PPI. pasti enak, banyak keuntungannya, selain bisa bertemu dgn mahasiswa2 Indonesia Di sini, anggota juga bisa dapat diskon 20% penerbangan Garuda Airlines

Pertanyaan Kesembilan:
Saya pernah dengar ya kak, kebanyakan mahasiswa yang terlambat lulus itu karna organisasi, menurut kakak itu benar gak? Oleh: Muthia Aisyah, Pendidikan Matematika 2017

Jawaban:
Engga. Organisasi gak menjadi alasan mahasiswa terlambat lulus. Banyak organisatoris lulus tepat waktu dan ga sedikit mahasiswa non-organisasi lulus terlambat. Jadi organisasi bukan alasan

Pertanyaan Kesepuluh :
Ka.. Gmn caranya biar kita tuhh PEDE sama apa yang kita impi-impikan?? Oleh: Azfi Mahda F, Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2017

Jawaban:
Perbarui terus semangat. Bergaul dengan orang-orang yang sevisi juga penting. Selain itu jangan pernah berhenti doa sama Yang Maha Kuasa.

Pertanyaan kesebelas :
Kak, yang pertama syarat untuk segala macam hal beasiswa adalah bahasa kan? Yaitu bisa berbahasa inggris dan bahasa lainnya. Nah, saya termasuk kedalam orang yang susah berbahasa inggris kak, tapi di mapel lainnya bisa insya Allah unggul. Gimana caranya agar kita bisa berbahasa inggris dan nggak malas untuk mempelajarinya? Oleh: Firda Haliza, Pendidikan Sosiologi 2017

Jawaban:
Practice makes perfect indeed. Latihan. Baca, nulis, bicara sama orang-orang yang semangat belajar bahasa juga. Sarananya bisa bergabung dengan komunitas-komunitas pecinta bahasa.

Pertanyaan Keduabelas :
Assalamu’alaikum Kak Tyas saya ingin bertanya Bagaimana cara mengubah mental kupu-kupu tersebut menjadi mental yang berani dan aktif dalam berorganisasi dan pertanyaan terakhir bagaimana cara menumbuhkan dan mempertahankan mental aktif ikut serta untuk berorganisasi ? Oleh: Dianita Fahira Utami, Akuntansi 2017

Jawaban:
Waalaikumussalam Dianita. Cara ku merubah mental tersebut adalah dengan menyesali dan atur strategi supaya ga jadi KuPuKuPu lagi. Nah untuk mempertahankannya adalah dengan cara pilih organisasi yang membuat kita nyaman, dan gabung di divisi yang kegiatannya sesuai dengan kemauan dan kemampuan kita,

PENUTUP

Terima kasih buat panitia dari UNJKita yang sudah ngasih kesempatan saya buat untuk berbagi. Saya mohon maaf apabila ada kata-kata dan ketikan yang kurang berkenan di hati temen-temen semua, yang benar selalu punya Allah dan salah pasti dari saya. Semoga bisa mengambil manfaat dari tadi, yang buruk harap disingkirkan aja. Berharap teman-teman maba disini bisa lebih baik dari kakak-kakak pendahulunya.