Berkesempatan hadir di sebuah seminar kepenulisan yang dimentori langsung oleh Kang Abik, sapaan akrab Habiburrahman El Shirazy merupakan hal yang luar biasa. Bagaimana tidak, novelis yang dinobatkan menjadi No.1 se-Indonesia oleh Universitas Diponegoro tahun 2008 ini terkenal lewat beberapa karyanya seperti Ayat-Ayat Cinta, Bumi Cinta dan yang terbaru yaitu Ayat-Ayat Cinta 2.Pada seminar tersebut Kang Abik memberikan beberapa tips menulis baik untuk pemula maupun yang sudah berpengalaman.

Pertama, seorang penulis harus memahami pentingnya kalimat. Hal ini karena kalimat sangat berpengaruh terhadap si pembaca. Bisa kita ambil contoh teks proklamasi, dengan kalimat yang ada di dalamnya dunia menjadi tahu bahwa Indonesia telah merdeka. Karena kalimat sangat penting, seorang penulis harus pintar dalam memilih kalimat yang akan digunakan. Dalam hal ini kaya akan kosa kata sehingga tulisan tersebut tidak menjadi tulisan yang ‘biasa’. Oleh karena itu, untuk dapat memperkaya kosa kata seorang penulis harus banyak membaca.

Kedua, seorang penulis harus memahami pentingnya gaya bahasa. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bersifat komunikatif terhadap pembaca. Sehingga pembaca bisa merasa seolah-olah berada pada situasi yang disampaikan si penulis. Faktor inilah yang juga merupakan salah satu faktor pendukung tulisan seseorang menjadi best seller. Cara agar dapat membuat tulisan yang komunikatif adalah dengan menentukan tujuan tulisan itu untuk siapa.

Ketiga, seorang penulis harus bergairah dalam menulis. Hal pertama yang harus dilakukan agar si penulis memiliki rasa ‘gairah’ adalah dengan membuat definisi sendiri tentang menulis. Definisi menulis tiap individu berbeda, bisa berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dari menulis tersebut. Misalnya jika yang ingin menikah, definisi menulisnya adalah mengumpulkan mahar-mahar cinta. Dengan membuat definisi menulis, penulis akan bersemangat saat menulis.

“Kalau saya, waktu pertama kali membuat definisi tentang menulis, menulis itu untuk membayar sewa apartemen, untuk biaya makan dan sebagainya. Karena memang posisinya saat itu saya sedang menjadi mahasiswa di Kairo,” kata Kang Abik.

Hal kedua yang harus dilakukan agar ‘bergairah’ dalam menulis adalah produktif.  Agar dapat menjadi produktif, seorang penulis harus berani memunculkan ide. Ide ini bisa datang dari membaca (koran/ majalah/ berita dan lainnya), dari apa yang didengar (seperti curhatan orang lain), dari pengalaman pribadi maupun dari profesi atau latar belakang pribadi.

Baca juga: 4 Kiat Praktis Menulis Opini

Jika diumpakan ide itu bagaikan ikan-ikan yang ada di lautan, tidak terhitung jumlahnya. Sementara si penulis bagaikan seorang nelayan. Jadilah nelayan yang mencari ikan bukan yang menunggu ikan itu masuk ke dalam perangkap.

Selain berani memunculkan ide, seorang penulis juga harus mematangkan idenya. Apa inti ceritanya, seperti apa konflik yang timbul dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Disiplin. Ya, itulah semboyan penulis produktif. Buatlah jadwal menulis dan si penulis tentu harus konsisten dengan jadwal yang ia buat. Per hari ada berapa halaman yang harus terpenuhi dan berapa halaman yang ditargetkan untuk satu buku.

 

Categorized in: