Halo hai sobat UNJKITA! Pasti pernah mendengar atau membaca tentang peringkat miris Indonesia dalam indeks literasi? Mengutip reportase tirto , Indonesia menduduki peringkat 60 dunia. Tentu hal ini cukup kontradiktif dengan kenyataan bahwa di Indonesia sendiri, produksi kertas mampu mencapai angka 13 ton mengutip dari data Kementrian Perindustrian.
Namun ditengah keterpurukan itu, Ali Akbar mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Prodi Pendidikan Jasmani bersama rekan-rekan lingkungannya bergerak. Lewat Gerakan Baca Buku(Gebuk), mereka mendirikan taman baca Gebuk demi menyediakan buku sebagai sumber belajar masyarakat serta memasyarakatkan buku di lingkungan taman Stadion Tambelang. Yuk, kita simak hasil wawancara Ali dengan Tim UNJKita.com tentang ikhtiarnya memajukan literasi di daerah Tambelang, Kabupaten Bekasi.
Halo Ali, bisa cerita ke sobat UNJKITA kah kenapa sih bisa bikin Gebuk ini?
Ya sebetulnya sih berangkan keadaan sekitar. Saya beserta teman-teman melihat masih rendahnya minat baca masyarakat, terutama di daerah kita di Tambelang. Khususnya di kalangan remaja-remajanya, kita lihatnya kalau mereka lebih tertarik terhadap game online dibanding mencari pengetahuan di buku. Yaudah kita coba inisiasi aja adanya taman bacaan di daerah Tambelang, modal nekat dari ngumpul-ngumpulin buku koleksi pribadi. Kita gelar deh taman baca Gerakan Baca Buku di Taman Kecamatan Stadion Tambelang.
Kalau boleh tau, sejak kapan ya Gebuk ini berjalan dan di hari apa aja sih bukanya?
Kita jalan dari bulan September dan untuk gelar lapaknya (buka) setiap Sabtu dan Minggu. Kalau Sabtu kita buka dari jam 1 sampai jam 5, di Minggu kita buka lebih pagi dari jam 8 pagi sampai 3 sore.
Wah berarti udah jalan 3 bulan ya. Kalau boleh tau bagaimana respon masyarakat dengan adanya Gebuk, di awal serta setelah 3 bulan berjalan ini?
Awalnya masyarakat sih merasa asing gitu, mereka masih malu-malu gitu. Bahkan di satu waktu ada yang nanya, “Ini bukunya berapaan?” disangka jualan buku kita. Kita perlahan-lahan beri penjelasan kepada pengunjung taman kalau kita ini taman baca, boleh baca di tempat juga boleh dipinjam. Alhamdulillah setelah 3 bulan masyarakat mulai terbuka dan melek pada taman baca. Mereka mulai responsif, mulai baca-baca terutama anak-anak. Sebetulnya ini engga kita kira sebelumnya, yang awalnya kita sasar itu remaja ternyata yang datang mayoritas anak-anak. Maka dari itu kita mulai mengadakan edukasi kreatif juga sebagai tambahan dari taman baca. Dari mulai kegiatan belajar membaca, menulis, dan lain-lain. Dan untuk remaja sendiri, mulai ada peminatnya. Dan kedepannya ingin kita pengen dikembangin agar remaja-remaja di Tambelang ini mulai akrab dengan buku.
Nah Ali, kalau mau ikut kegiatannya, nyumbang buku, atau sekadar mau lihat kegiatan-kegiatannya Gebuk gimana ya caranya?
Kalau itu bisa hubungi via Instagram kita di @gebuk_149. Atau bisa datang langsung ke taman Kecamatan Stadion Tambelang di waktu kita buka taman baca.
Terakhir Ali, boleh kasih harapannya kah untuk dunia literasi Indonesia?
Harapannya sih semoga makin maju dan buat para pegiatnya semakin semangat. Masih banyak teman-teman di daerah yang punya semangat membaca yang besar, namun mereka masih terkendala oleh berbagai hal.
Kalau teman-teman pegiat literasi bisa menebar semangat literasi sampai daerah-daerah tentu bakal menjadi modal memajukan Indonesia.