“Dua teman saya sesama mahasiswa Teknik UNJ kesulitan untuk membayar uang kuliah per semesternya. Tolong bantu mereka meraih gelar Sarjana!” kata Farah Diba, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.
Farah Diba bermaksud menggalang dana untuk membantu dua adik tingkatnya agar bisa melanjutkan studi di Universitas Negeri Jakarta.
Berikut ini cerita dari Farah Diba tentang Duo Fitri yang dipaparkan di laman https://kitabisa.com/duofitri
Namanya adalah Fitri Setiadewi, salah satu mahasiswi aktif dan berprestasi yang ada di Universitas Negeri Jakarta. Fitri adalah siswi lulusan SMK asal Tasikmalaya yang merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan agar kehidupannya beserta keluarga kelak menjadi lebih baik. Anak pertama dari enam bersaudara ini tidak seberuntung mahasiswa lain yang bisa kuliah dengan tenang tanpa memikirkan biaya hidup dan biaya kuliah. Sang ayah bekerja sebagai pedagang kerupuk yang setiap hari mengayuh sepeda gerobak kaleng berisi kerupuk untuk dijual dan ditiitipkan di warung-warung di daerah sekitar Bekasi. Sedangkan ibunya berjualan gado-gado di rumahnya di Tasikmalaya.
Biaya kuliah dengan sistem UKT yang terbilang mahal, yaitu Rp 4.090.000 membuat Fitri harus berusaha lebih keras dengan kuliah sambil kerja dan berjualan. Selama kuliah, berbagai pekerjaan Fitri lakukan untuk menambah penghasilan mulai dari berjualan berbagai macam camilan serta kerajinan tangan, hingga mengajar. Namun hal itu belum cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah UKT. Ditambah lagi beban yang harus Fitri tanggung sebagai anak pertama, Fitri harus berbagi dengan adik-adiknya yang masih bersekolah di kampung.
Semester lalu juga Fitri hampir tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak adanya biaya. Susahnya mencari pinjaman membuat Fitri hampir kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan studinya di UNJ. Sampai pada akhirnya, alhamdulillah semester lalu Fitri mendapat bantuan dari teman-teman kelasnya dan lembaga kampus berupa pinjaman. Akan tetapi sampai hari ini Fitri belum bisa membayar pinjaman tersebut sedangkan saat ini sudah memasuki masa pembayaran UKT berikutnya.
Hal yang serupa dialami oleh mahasiswi teknik lainnya yang bernama Fitri Hutasoit. Ya, mereka berdua bernama Fitri dengan latar belakang kelurganya berbeda namun sama-sama memiliki kesulitan ekonomi untuk membayar UKT. Tidak jauh berbeda dengan Fitri Setiadewi, Fitri Hutasoit yang juga biasa dipanggil Fitri pun harus putar otak, kerja sambilan, serabutan sana sini demi menyelesaikan studinya di UNJ. Fitri adalah seorang yatim. Ia ditinggal ayahnya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sejak kecil, Fitri sekeluarga (kedua orang tua, dan seorang adik) sudah merantau di Jakarta, jauh dari kampung halamannya di Medan demi memiliki kehidupan yang lebih baik. Dulunya sang ayah bekerja sebagai tukang tambal ban namun beliau sangat bahagia karena dianugerahi seorang putri yang aktif dan cerdas. Ya, Fitri Hutasoit memang terbilang cerdas. Sejak SD, Fitri aktif mengikuti kegiatan pramuka dan berbagai lomba, juga pernah mendapat juara 1 umum Ujian Nasional Sekolah Dasar.
Suatu hari ketika Fitri kelas 3 SMP ia mendapat cobaan yang berat. Fitri kehilangan ayahnya yang sudah bertahun-tahun berjuang melawan sakit yang diderita, dan keluarga Fitri harus kehilangan rumah dan tanahnya di kampung karena digunakan untuk biaya pengobatan sang ayah. Pada saat itu, seluruh anggota keluarga berjuang melakukan segala cara demi kesembuhan sang ayah. Namun Tuhan berkehendak lain. Sejak kehilangan ayahnya, Fitri harus berjuang keras demi ibu dan adiknya yang masih usia sekolah.
Karena prestasinya yang membanggakan di bangku SMA, Fitri berhasil diterima di UNJ melalui jalur Undangan pada tahun 2013. Sadar akan tingginya kebutuhan kuliah sehari-hari dan biaya UKT yang mahal yaitu Rp 4.090.000, Fitri bekerja keras di setiap waktu luangnya. Berbagai pekerjaan Fitri tekuni, mulai dari berjualan kue di kampus, kerja sambilan, mengajar, hingga kerja serabutan apapun Fitri jalani. Walau demikian, mahasiswi yang memiliki impian untuk membangun rumah singgah ini pun tetap aktif di organisasi kerohanian yang ada di kampus.
Karena semakin dekatnya deadline pembayaran biaya UKT dan kesulitan mencari biaya inilah yang membuat saya dan beberapa teman-teman memutuskan untuk membantu DuoFitri dengan meminta bantuan dan uluran tangan dari teman-taman dan bapak/ibu sekalian.
Jika donasi sudah terkumpul, maka Duo Fitri akan segera membayar biaya UKT dan bisa melanjutkan studinya yang tinggal beberapa langkah lagi menuju gelar Sarjana. Mari bersama “Bantu Duo Fitri jadi Sarjana”.
Sobat unjkita.com juga bisa membantu Duo Fitri dengan berdonasi melalui Kitabisa.com dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG” di https://kitabisa.com/duofitri
2. Masukkan nominal donasi da nisi data diri.
3. Pilih bank dan transfer sesuai petunjuk SMS yang diterima.
Terima kasih untuk waktu, bantuan dan doa yang sobat unjkita.com berikan untuk sahabat kami, Duo Fitri. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan cinta dan pertolongan-Nya kepada kita semua.
Untuk info lebih lanjut mengenai Duo Fitri, kamu dapat menghubungi saya via SMS/WA: 08777-5847-167 dan email ke farahdiba11.fd@gmail.com.