Tanah lapang yang katanya tempat hidupnya
Gawang dan bola itu teman hariannya
Congklak, petak umpet, donald bebek, dan teman lainnya
Haha, hihi, sukurin kalah, traktir aku ya kalau kau kalah, yang kalah gendong yang menang ya
Teriakan-teriakan imut ditanah lapang itu terdengar
Lucu lihatnya, teringat masa lalu disaat usiaku sama
Aku orang kaya,
Aku orang miskin.
Terdengar nyanyian itu ditelingaku
Teringat bermain ditanah lapang kala itu
Kala itu, disaat tanah lapang masih ada dikampung rumahku
Namun sekarang? Saat ku kembali tak ku temukan itu
Tiada kenangan yang berada di tanah lapang itu
Secara fisik ada, namun beralih fungsi
Bagaimana bisa ku bermain lagi? Jika mobil-mobil ada di kanan-kiri depan-belakang?
Katanya membangun karakter bangsa
Namun menggerus semua hak asasi bocah
Tanah lapang tak ada
Beralih fungsi menjadi bangunan megah
Atau sekadar tempat parkir kendaraan para penguasa
Kendaraan yang melindas kebahagiaan bocah
Bocah tak lagi berteman dengan gawang dan bola
Namun dengan telepon genggam dan paket data saja sudah bahagia
Bocah dicekoki materi dari fajar hingga petang, untuk apa?
Sabtu minggu katanya untuk bermain, nyatanya?
Terkapar lelah dengan tugas-tugas
Bukan aku. Bukan siswa sekolah menengah
Namun siswa dasar yang perlu banyak bermain
Miris sekali saat waktu dan lahan dijadikan proyek
Implementasi yang amburadul yang tak kunjung diperbaiki
Hingga kapan?
Hingga semua telah hancur?
Bangkit lah pemuda
Lihatlah bangsa
Banyak penerus bangsa yang digadaikan peradaban
Bangkit.
Maju.
Bergerak dan tersadar.