“Jika semua orang banyak berpikir bahwa suatu peluang itu sulit dicapai, maka boleh jadi di sanalah kesempatan terbesar kita untuk berhasil.”

Motivasi seperti ini yang selalu saya munculkan ketika saya mulai lelah dan menyerah agar tekad itu kembali berkobar.

Izinkan saya berbagi pengalaman ya, guys 🙂

Dua tahun yang lalu saya sudah mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya di Durham University bersama organisasi yang saya ikuti, yaitu KSEI dan FoSSEI. Keinginan itu kian mantap dan selayaknya harus saya perjuangkan. Singkat cerita, September 2015 saya telah menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya ketika saya telah menyelesaikan studi, orang tua menginginkan saya untuk lanjut bekerja. Tapi hingga lulus S1 pun saya memutuskan untuk melanjutkan studi lagi dan pastinya harus lewat beasiswa dan LPDP menjadi pilihannya. Terlebih ada jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang berasal dari alumni Bidikmisi, berprestasi atau berasal dari wilayah 3T.

Jalur afirmasi memiliki beberapa keistimewaan, yaitu nilai toefl ITP yang lebih rendah yaitu 400 untuk dalam negeri atau luar negeri dibanding jalur reguler yaitu 500 untuk DN dan 550 untuk LN. Selain itu penerima beasiswa afirmasi akan mengikuti program Pelatihan Bahasa (PB). Road map ini yang saya gunakan untuk mempersiapkan berkas apa saja yang dibutuhkan untuk bisa kuliah di LN.

Selama 1 tahun kurang lebih saya harus menahan godaan untuk bekerja. Ya pasti temen-temen tahu kalau banyak sekali jarkoman lowongan untuk bekerja, disitulah kita memberi pengertian kepada orang tua tentang keinginan kita. Memohon kepada orang tua untuk bersabar dan saya mengimbanginya dengan mengambil pekerjaan yang sifatnya freelance, seperti jualan, ngajar privat, bantu-bantu dosen dan kegiatan event lainnya. Salah satu pekerjaan yang berkesan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang supaya bisa ikut tes toefl, ielts dan kesehatan yaitu ketika harus mengajar dari Jakarta-Serpong yang harus dilalui tiap hari naik motor subuh-subuh selama 3 bulan. Mungkin itu menjadi perjalanan motor terjauh saya. Tiga bulan itu rasanya campur aduk dan pada perjalanan itu pula mungkin salah satu pengorbanan yang harus saya lalui. Ya cukup dengan sabar.

Tapi ada masanya keinginan untuk kerja sangat membuncah karena tidak bisa dipungkiri kebutuhan yang banyak, jenuh karena tidak jelas, belum lagi menghadapi pertanyaan orang-orang “sekarang lagi sibuk apa?”, “Kak Danis kerja dimana?” hadeeeh rasanya belum lagi pandangan orang-orang yang namanya kerja itu dari pagi sampai sore. Ibaratnya harus berani mengorbankan satu tahun untuk hal yang diyakini. Mulai dari hal itu saya kirim lamaran ke beberapa sekolah dan jarkoman lowongan bekerja di suatu perbankan syariah muncul bersamaan dengan goyahnya keinginan. Ok apply!

Lanjut bahas persiapan beasiswanya yaa… Kita tunggu kejutan berikutnya 🙂

Mendaftar beasiswa ini bisa harus melampirkan surat kecakapan bahasa yang dibuktikan dengan Toefl ITP atau IELTS. Dan saya memilih untuk mempersiapkan toefl itp terlebih dahulu dan menyelesaikan essay sebaik-baiknya dengan melakukan riset atau mencari informasi yang detail.

Ok, langkah pertama untuk berjuang meraih beasiswa LPDP adalah menentukan jurusan yang kamu minati. Saat S1 mungkin banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan karena ikut-ikutan atau asal pilih yang penting diterima. Nah untuk level pendidikan jenjang S2 ini kamu harus YAKIN dan MANTAP dengan pilihanmu. Bukan untuk terlihat keren, ikut-ikutan atau disuruh orang heheh. Pilih jurusan sedetail-detailnya dan pastikan kamu suka. Kalau masih bingung menentukannya, tips yang bisa dilakukan dengan meminta pertimbangan keluarga dan orang terdekatmu, konsultasi dengan dosen yang benar-benar mengenalmu, mencari informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang jurusan lanjutan yang berhubungan dengan bidang saat ini.

Lanjut ke: Let’s Start LPDP Journey Part 1 Ala Danis

Categorized in: