Ditengah negara yang tak berdaya, inisiatif dan keberanian rakyat menjadi niscaya” –M. Syaeful Mujab, Koordinator Isu Bidang Korupsi BEM SI

UNJKita.com –  20 Oktober 2017 Pukul 15.01, ratusan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta tumpah ruah di depan Kantor Pusat Indosat Oredoo membentuk barisan dengan puluhan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dalam mengikuti aksi “Sidang Rakyat”. Aksi Sidang Rakyat dilancarkan sebagai bentuk penyampaian kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja Jokowi-JK dalam tiga tahun menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Sampai di depan Radio Republik Indonesia, ratusan massa yang terdiri dari gabungan mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, Institut Pertanian Bogor, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, Universitas Pendidikan Indonesia, dan perguruan tinggi lainnya yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) lebih dahulu telah membentuk barisan dan bergerak menuju Istana Negara. Bukan hanya mahasiswa yang saat itu hadir, ratusan massa dari Federasi Serikat Metal Indonesia (FSPMI) turut hadir dalam aksi Sidang Rakyat tersebut. Terdapat tiga tuntutan utama dalam aksi kali ini yang disebut dengan TUGU RAKYAT (Tuntutan Pembangunan Pro Rakyat), yang terdiri dari poin-poin:

  1. Turunkan kesenjangan ekonomi
  2. Gugat pengekangan hak publik dan wujudkan kedaulatan rakyat
  3. Rakyat menuntut tegaknya supremasi hukum

Massa aksi yang tergabung sejak longmarch pukul 08.00 enggan mendelegasikan perwakilan ke Istana Negara karena tujuan massa saat itu tidak tercapai yaitu untuk bertemu Presiden Jokowi yang diketahui sedang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ba’da magrib, serikat buruh menarik diri dari barisan, namun mahasiswa masih berkumpul untuk membaca Al-Qurán dan bersholawat bersama memunajatkan keinginan untuk bertemu Presiden setelah mendapat kabar bahwa Presiden akan segera tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma pada Pukul 21.00.

Atmosfer memanas saat terjadi adu mulut antara polisi dan massa pada pukul 22.43, namun massa berusaha menenangkan diri dan kembali membaca sholawat. Pukul 22.50 terlihat barisan polisi perlahan maju menghampiri massa hingga sampai dengan pukul 23.00, pagar kawat telah disingkirkan dan massa aksi terkepung oleh polisi dari arah Istana Negara dan Patung Kuda. Pukul 23:12, ketika ketegangan mulai mereda, polisi yang mengepung mahasiswa duduk, sementara massa aksi terdengar masih bersholawat.

Bermaksud membubarkan diri, massa aksi dihujani batu oleh pihak yang tidak diketahui dari arah dalam Monas hingga mengakibatkan Raynaldi, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta angkatan 2015 mengalami luka di bagian pelipis dan harus dilarikan ke RSUD Tarakan Jakarta. Selain itu, massa aksi lainnya banyak yang mengalami tindakan represif oleh pihak polisi. Pukul 23.30 blokir jalan dibuka, terjadi kegaduhan ketika pengguna jalan mengklaksoni massa aksi dan terjadi keributan antara massa aksi dan polisi hingga beberapa mahasiswa diamankan oleh polisi. Dua belas mahasiswa yang diamankan saat itu:

  1. Yogi Ali (IPB)
  2. Aditia (Unriau)
  3. Ardi (IPB)
  4. Wafiq (UB)
  5. Taufiq (UB)
  6. Golbi (IPB)
  7. Yahya (IPB)
  8. Susilo (IPB)
  9. Fauzan (STEI Tazkia)
  10. Ramdani (Unpak)
  11. Rifki Abdul (Akpi Bogor)
  12. Gustri (Untirta)

Penangkapan massa aksi oleh polisi membuat massa aksi berlarian menuju Patung Kuda pada pukul 23.57. Sementara massa dari Universitas Negeri Jakarta sebelumnya telah mengamankan diri di RSIA Budi Kemuliaan dan memastikan massanya dalam keadaan aman.

Categorized in: