Selama 1 tahun perjalanannya, UNJKita.com selalu hadir dengan inovasinya yang menyegarkan. Dalam rangka memeriahkan HUT-1 UNJKita.com dan juga Hari Guru, Rubrik (Ruang Terbuka UNJKita) kembali dihadirkan. Dengan tema “Merajut Inspirasi dari Pendidik Muda Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)”, UNJKita bertujuan untuk menularkan semangat inspirasi dari dua Alumni UNJ yang sudah mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan. Rubrik #2 kali ini agak berbeda dengan Rubrik sebelumnya karena dilaksanakan selama 2 hari yang masing-masing hari mempunyai konten diskusi yang berbeda. Kali ini kita mendapatkan inspirasi dari Para Alumni Pengajar Muda Indonesia Mengajar dan Program SM3T. Untuk kamu yang ketinggalan dan belum ikut serta berpartisipasi dalam Rubrik #2 kemarin, jangan khawatir sob. Berikut ini adalah notula Rubrik #2 yang akan kami bagikan kepada sobat UNJKita tercinta.

Pada hari Jumat 25 November 2016, konten diskusi yang diangkat adalah sharing tentang pengalaman pengabdian dalam program Indonesia Mengajar. Narasumber diskusi pertama diisampaikan oleh Kak Tuti selaku Alumni Indonesia Mengajar (IM) yang kala itu ditempatkan di daerah Bawean. Diskusi berjalan dengan lancar berkat dipandu oleh Syahiidah (Kontributor UNJ Kita) selaku moderator.

Untuk kamu-kamu yang ada niatan ikut IM tapi tidak sempat ikut Rubrik #2, jangan khawatir. Lewat notula kali ini, terangkum semua informasi yang dibagikan oleh Kak Tuti. Selamat membaca!

SESI MATERI

Bismillah. Perkenalkan, saya Tuti Alfiani (dulu) mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ 2009. Sesuai dengan permintaan dek Syahidah saya akan coba membagikan pengalaman saya saat masa penugasan di Pulai Bawean sebagai Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Saya coba kenalkan istilah, kalau selama diskusi ada kata PM = Pengajar Muda, IM = Indonesia Mengajar ya teman-teman. Saya tertarik mengikuti IM dulu sekali saat masih mahasiswa semester awal saya nge-fans berat dengan Pak Anis. Sampai saya bercita cita, harus bertemu dengan beliai dan menimba ilmu langsung dengan beliau.

Niat itu makin besar saat saya di BEMUNJ, kami mengadakan acara Hari Cinta Guru, kami mengundang alumni PM, guru SM3T dan guru dari dompet duafa. Di sana dipaparkan tentang program guru mengajar di daerah 3T. Semuanya membuat saya terkagum dan semakin tertantang untuk mengajat di daerah. Saat itu, alasan sederhana ikutnya ke IM karena jurusan saya tidak masuk ke dalam syarat guru SM3T.Singkat cerita, saat lulus saya tidak pikir panjang, meski saya masuk sebagai mahasiswa terbaik UNJ, saya tidak melamar kerja yang “mapan” saat itu. Hanya mencari pekerjaan yang bisa sambil menunggu proses seleksi saat itu. Apasih IM itu? Yuk kenalan.

Nah di IM merujuk dari visi dan misi, tugas PM tidak hanya mengajar, tapi juga memiliki 4 fungsi. Yaitu dimensi mengajar, Advokasi Masyarakat, Pelibatan daerah, dan jejaring masyarakat. Karena kompleksnya dimensi tugas PM maka tidak heran kalo pembekalan sebelum berangkat cukup lama yaitu sekitar 2 bulan. IM bercita cita orang banyak bergerak buat pendidikan, pengen banyak pihak terlibat.

Makanya sebenarnya fokus dari PM itu adalah bagaimana menggerakan warga daerah untuk aware sama problem di daerahnya. Bisa dibilang memancing masyarakat untuk bilang “Yuk, bareng bareng kerja”.

Woow. Menarik sekali ya kaa. Jadi bukan sekedar mengajar tp empowering masyarakat sana juga ya kaa.Apa aja sih kaa tahapan seleksi IM? Saya ingat, waktu itu kaka siapin essay sampai banyak sekali. Boleh doong kaa di-share di sini.

Tahapan Seleksi IM

Seleksi IM dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Makanya setiap tahun ada 2 angkatan yang diberangkatan. Tiap angkatan sekitar 50 Pengajar Muda yang dikirim ke daerah. Untuk dapat menjadi pengajar muda, teman-teman harus melalui berbagai tahap seleksi. Kurang lebih ada 4 tahap. Apasaja ya kira-kira?

  1. Seleksi Online. Teman-teman diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk essay sebanyak 10-12 pertanyaan (kalau tidak berubah jumlahnya) pertanyaannya seputar apa motivasi mengikuti Indonesia Mengajar, Tentang ketahanan diri seperti mengalami kekecewaan, atau seputar kemampuan kita dalam mengatasi tantangan hambatan dan sejenisnya serta pengalaman dalam bernegosiasi dengan pihak yang lebih tua/punya jabatan misalnya. Poin dari tes ini, ingin melihat apakah teman-teman cukup memiliki motivasi kuat tekad yang gigih, resilience/ketangguhan saat menghadapi kekecewaan atau masalah dan kemampuan gaining commitment dari teman-teman. Aplikasinya online, rentang waktu pendaftaran sekitar 1,5 bulan. Jadi misal 1 Nov awal pendaftaran, tanggal 15 Des penutupan. Jadi, teman teman bisa tuh, mengerjakan essay nya “nyicil” save dulu sampai benar benar yakin baru submit. Dulu sih saya daftar aplikasi hari pertama pembukaan, baru dikirim beberapa jam menjelang penutupan. Hehehhehe. Saya merenung dulu apa yg mau saya tulis di essay. Mau tau tekniknya? Sabar dulu. Silahkan ditanyakan nanti ya hehehehe.
  2. Direct assessment, pada tahap ini ditujukan bagi pendaftar yg lolos tahap seleksi online. Isi tesnya tentang psikotes, wawancara dengan asesor profesional, FGD (Forum Group Discussion) dan test microteaching. Tesnya 1 hari full. Seru dan dapat banyak teman baru pas ketemu di tempat tes.
  3. Medical Check up. Lolos Direct asessment berarti berhak melaju ke babak ini. IM ingin memastikan bahwa PM yang berangkat memiliki kondisi yang fit, karena medan penempatan PM cukup sulit, PM akan hidup di tempat baru yang tentu iklim, kondisi lapangan berbeda dengan sebelumnya. Jadi pastikan kita sehat wal afiat ya guys. Biaya ditanggung IM.
  4. Jika sudah lolos ke tiga tahap di atas, berhak lanjut mengikuti pelatihan intensif pengajar muda selama 2 bulan di Camp. Biasanya di Camp Jatiluhur, Purwakarta. Calon PM akan dikarantina dengan dibekali materi tentang ke IM an, materi pedagogis, mengajar anak-anak, membuat media belajar kreatif, membuat RPP, praktek mengajar, materi lengkap tentang leadership, public speaking, teknik coaching dan mentoring, negosiasi, lobbying, pemberdayaan masyarakat, dll. Yang mana, pas ikut pelatihan selama 2 bulan itu akan dapet buanyaaaaaaaaak banget ilmu baru. Oya pada tahap ini kita juga dapat 2x pelatihan survival. Waktu itu si pas angkayan saya survival-nya sama wanadri. 4 hari berturut turut, di pekan ke dua dan ke 6 pelatihan. Yang suka tantangan perlu coba deh ehehehe

Naah ka, dg tahapan2 yaang luar bias ini, tentu banyak yg perlu dipersiapkan ya ka. Apa aja sih yg perlu dipersiapkan?

Tidak ada persiapan khusus untuk mendaftar IM. Karena syaratnya hanya lulusan sarjana, belum menikah dan bersedia tidak menikah selama masa tugas, serta bersedia tidak bekerja di tempat lain selama tugas kecuali hanya sebagai Pengajar Muda. Oya, tidak ada ketentuan harus lulusan sarjana pendidikan. Jadi semua keilmuan bisa daftar. Sedikit cerita, justru IM banyak didominasi oleh kampus kampus non keguruan loh. Yang kampus pendidikam jangan mau kalah yaaa.  Ternyata banyak loh yg ingin mencicipi menjadi guru. Selagi muda, ayo perkaya diri kita dengan pengalaman. Saran saya, kalau sekarang masih mahasiswa, terus berkegiatan yang positif di kampus melalui organisasi apa saja yang bisa mengembangkan karakter teman teman. Asah kepekaan dan jiwa sosial, serta mulai pupuk jiwa leadership. Karena IM itu ibarat sekolah kepemimpinan. kita diajak ambil keputusan di saat saat yg sulit, diuji dalam keterbatasan, kita belajar dengan masyarakat daerah, turun mendengarkan perjuangan guru guru daerah dan menyaksikan semangat belajar anak anak. Tentu dengan tantangan, baik itu secara geografis maupun kondisi sosio masyarakatnya. Bagi yang sudah lulus tidak ada salahnya mencoba. Teman seangkatan saya, banyak yang resign dari pekerjaan demi ikut IM. Gajinya sudah dibilang mapan, tapi rela keluar dari perusahaannya buat turun ke daerah demi ngajar anak-anak. Emang menurut saya IM ini “gila”, banyak pemuda pemudi yang kepincut penhen daftar. Jadi persiapannya hanya bulatkan tekad untuk turut bekerja berkontribusi dalam pendidikan secara nyata. No mengeluh, stop mengkritik tanpa memberikan solusi

Wow. Se”gila” itu ya ka magnetnya IM. Ayoo guys, janga mau kalah ama kampus non kependidikan. Jadi, intinya persiapannya justru pada niat dan tekad serta mental yg siap ya ka. Naah, berbicara mental. KEtika datang ke wilayah penempatan pasti gmn sih ka perasaan kaka? Pernah gak down gitu mentalnya? Boleh dong ka diceritain pengalaman kaka beradaptasi di wilayah penempatan kaka termasuk kisah2 uniknya.

Soal mental. Untungnya kita dibekali materi survival saat camp. 4 hari dilepas di hutan, diuji ketahanan fisik, starategi bertahan dll. Jadi yang terpikirkan, kayaknya tidak ada ujian hidup yang berat selama di penempatan kalau kita bisa sikapi dengan tepat. Meskipun perasaan, stress dll juga harus dikelola secara positif supaya gak sampai down waktu lagi bertugas

Adaptasi merupakan salah satu materi utama waktu di camp, jadi kami sudah sedikit dikasih gambaran tentang kondisi penempatan, sehingga kami cukup bersiap siap pas di camp. Cuma tetep aja butuh penyesuaian. Seperti kamar mandi saya sesi terbuka. Jadi setengah badan gitu temboknya meskipun ada atapnya. Sempat kaget, akhirnya saya siasati dengan mengatur jam mandi. Saya beradaptasi naik motor di wilayah bukit bukit, kanan tebing, kiri jurang. Tantangan euy kalau musim hujan jalan licin. Tapi itulah serunya. Jayoh dari motor? Beberapa kali. Guroh rasanya. Hehehe. Terus saya juha menyesuaikan diri dengan makanan juga, di sana setiap hati disuguhi ikan laut, jarang sayur dan buah. Perasaan seneng. Sea food mulu. Tapi kan jadi kangen sayur. Maka nya kalo pas lagi ada acara ke kabupaten kami borong buah buahan buat dibawa ke dusun. Saya awal awal kena diare hebat, karena usut punya usut air minumnya langsung ngalir ke bak penampungan air bersih yang nda di masak. Tapi setahun lama lama kebal. Hehehehe. Terus adaptasi bahasa juga, anak anak kelas kecil 1,2 kadang banyak yang masih belum fasih bahasa indonesia. Yowes saya pakai jurus murid saya kelas 6 jadi guru bahasa bawean buat ngajarin saya di jam jam tertentu secara berkala. Adaptasi lainnya tentang budaya masyarakat. Dan itu dipelajari sepanjang saya bertugas.

SESI DISKUSI

Assalamualaikum ka. Saya riska dari pgsd 2016, mau tanya, kalo untuk mendaftar indonesia mengajar kita harus lulus sarjana dulu atau daftar dari sekarang? Terus kak, seumpama kita lolos seleksi, kita nanti langsung dikirim ke daerah yang sesuai pilihan pihak Indonesia Mengajar atau kita bisa memilih daerahnya sendiri kak? Terimakasih.

Hai Riska. Wa’alaikumsalam, Salam kenal ya. Pertanyaan yang bagus. Coba saya jawab:

  1. Daftar IM harus lulus sarjana terlebih dahulu, atau saat dinyatakan lolos ke tahap ke 2 yaitu direct asessment, kamu bisa menunjukan surat keterangan lulus (SKL) dari kampus sembari menunggu ijazah keluar.
  2. Jika lolos semua tahap seleksi, saat di camp tepatnya minggu ke-3 pelatihan ada pengumuman penempatan kabupaten, jadi tidak memilih. Kantor IM yang memilih siapa siapa saja yang ditempatkan di kabupaten mana.

Saya mau tanya. Kalo apply IM/SM3T tapi jurusan yang sesuai dengan kita kuliah itu gak disebutkan dalam IM/SM3T gimana? Apa boleh lintas jurusan? Lalu boleh gak kak tuti share application2 yang dikirimkan untuk IM/SM3T?

Hallo Shindy. Senang mendapat pertanyaan dari kamu. Izin menjawab ya.

  1. Syarat mendaftar IM itu sarjana (dari segala macam keilmuan) artinya semua jurusan boleh daftar, baik itu dari keguruan atau bukan. Tapi nanti di form tetap ada informasi jurusan yang harus kamu isi. Lintas jurusan banget kalo IM. Sedangkan kalau SM3T sepemahaman saya, ada syarat jurusan tertentu seperti jurusan mapel yang ada MTK, B.Ing, BK, PLB, PGSD dan sebagainya. #CMIIW
  2. Saya ingat ingat kembali ya pertanyaannya. Atau kalau kamu mau bisa loh log in di www.indonesiamengajar.org klik daftar, saat ini sedang rekrutmen PM XIV. Jadi kita bisa tau pertanyaan di aplikasi itu apa aja.

Ka saya iis dari pendidikan ekonomi 2016 saya ingin bertanya kan kalo daerah pendalaman seperti itu sulit sekali mendapatkan sinyal nah cara kaka untuk menghubungi orang tua kaka bagaimana? Pasti kan orang tua butuh kabar dr anaknya , dan bagaimana cara kaka terhubung ke dunia luar dalam artian internet?

Saya Nazar dari Pend. Geografi. Kak saya ingin bertanya, apa yg membedakan antara IM dgn SM3T ?

Mana yg lebih baik untuk menunjang karier sarjana pendidikan mahasiswa ?

Hallo Kak Nazar. Jleb ya pertanyaannya. Good. Haha. Saya coba jawab:

Pada dasarnya program mengirim pemuda pemudi ke daerah itu semuanya baik, hanya saja semua pasti ada visi dan misi yang dibawa. Saya coba bahas dari sisi IM ya. SM3T nya besok jangan ketinggalan diskusinya biar komorehensif

  1. IM punya 4 dimensi tugas, yaitu mengajar, advokasi masyarakat, pelibatan daerah, dan jejaring masyarakat. Jadi bisa dikatakan porsinya justru banyak pada menggerakkan. Meskipun mengajar menjadi tugas utama seorang PM.
  2. PM juga sering diminta mengisi pelatihan guru baik untuk guru di sekolahnya maupun kumpulan guru2 di sekecamatan. Kami sering keliling dari sekolah ke sekolah atau desa ke desa. Tergantung permintaan. Tapi tidak lupa tetap menjalankan tugas mengajar di sekolah.
  3. IM ditempatkan selama 5, tahun pada masing2 Kabupaten, jadi IM ingin selama 5 tahun kabupaten yang ada PM nya mampu mandiri, tidak bergantung dan mampu menyelesaikan problem pendidikan di wilayahnya. Maka nya penting bagi PM buay menggerakan tokoh/orang orang lokal di daerah, kami menyebutnya aktor lokal. Kita harus pegang siapa penggerak daerah, karena mereka yang akan meneruskan perjuangan IM saat tidak ada PM lagi. Masa 5 tahun ini dikerjakan secara estafet yaitu dikirim per tahun hingga lima tahun.
  4. PM bertugas memancing aktor lokal untuk turut terlibat dalam pendidikan
  5. PM berkoordinasi dengan warga sekitar, pemerintah desa, kecamatan hingga kabupaten untuk memajukan pendidikan
  6. PM bertugas berkolaborasi dengan relawan, komunitas dari dalam atau luar daerah penempatan yang tujuannya untuk peduli pada pendidikan di wilayah tsb.
  7. PM semua jurusan boleh daftat, masa pembekalan 2 bulan, kalau SM3T 2 minggu prakondisi. PM yang purna tugas tidak mendapatkan sertifikasi atau imbalan lainnya. Mereka langsung kembali ke kehidupan nyata setelah 1 tahun mimpi indah di daerah penempatan.
  8. Menjadi PM berarti telah mengikuti school of leadership, insyaAllah mental semakin tangguh karena tantangan di daerah cukup menguji ketahanan, lebih positif dalam menghadapi masalah, terbuka wawasan dalam memandang Indonesia secara menyeluruh
  9. Jadi PM, siap siap ketagihan untuk terus berkontribusi dalam pendidikan. Apapun jalannya. Seringnya tetap terjun ke dunia kerelawanan dll. Bisa gagal move on

Kak berarti kita 5 tahun di tempatkan di daerahnya ?

Dikirim secara estafet, tiap tahun ada pergantian pengiriman. Misal saya bertugas 2014-2015, nanti akan datang PM angkatan berikutnya yang menggantikan saya untuk periode 2015-2016. Ada masa transisi nya juga sehingga estafet bisa sempurna, apa yang sudah dikerjakan dan apa yang harus dikerjakan berikutnya

Klo kita ikut IM apa perlu ikut SM3T apa ga usah ya ka untuk syarat sertifikasi??

Hai Eka. Akhirnya saya jawab ini juga. Tadi udah gemes mau langsung jawab soalnya heheheh.

  1. Jika tujuannya sertifikasi silahkan Kak Eka bisa daftar SM3T. Info yang saya dapat dari kawan kawan saya yg ikut SM3T pasca purna tugas mereka akan mendapatkan PPG di kampus-kampus yang menyelenggarakan PPG baru setelahnya akan ada ujian sertifikasi. Namun kalau IM, purna tugas tidak ada jaminan sertifikasi dari pemerintah, karena pada dasarnya Im adalah milik masyarakat. Dana untuk operasional IM murni dari donasi masyarakat Indonesia dan donasi korporasi/perusahaan-perusahaan. Ini juga tambahan perbedaan IM dengan yang lainnya.
  2. Daftar IM lalu daftar SM3T, keren tuh..coba deh.. hehehe

Tambahan: alumni IM purna tugas yang dituju itu ranah pemerintah, wiraswasta, NGO, sosial, dan beasiswa DN atau LN.

Tambahan: alumni IM purna tugas yang dituju itu ranah pemerintah, wiraswasta, NGO, sosial, perusahaan berbagai macam bidang baik skala nasional atau internasional dan beasiswa DN atau LN

Ka saya iis dari pendidikan ekonomi 2016 saya ingin bertanya kan kalo daerah pendalaman seperti itu sulit sekali mendapatkan sinyal nah cara kaka untuk menghubungi orang tua kaka bagaimana? Pasti kan orang tua butuh kabar dr anaknya , dan bagaimana cara kaka terhubung ke dunia luar dalam artian internet?

  1. Ciptakan bahwa kondisi kita baik baik saja, kalau sakit sedikit misal pilek, gatel2 atau sakit ringan lainnya kita coba selesaikan sendiri. Nda usah membuat heboh yg di rumah sana hehehe.
  2. Biasanya saya janjian, akan memberikan kabar minimal seminggu sekali turun ke kecamatan untuk cari sinyal. Jadi orang tua saya paham kalau anaknya ini akan gak nelpon selama semingguan atau baru akan nelpon kalo dapet sinyal.
  3. Dalam kondisi darurat rata rata PM tidak kehilangan akal, seiring berjalannya waktu kami “mahir” cari spot sinyal, hingga muncul istilah pohon sinyal, tiang sinyal. Genteng sinyal, bukit sinyal dll. Karena hp harus kita gantung di tempat yang tinggi supaya bisa dapet sinyal. Kreatif wkwkwkw.
  4. Siasati pakai HP jadul. Kalo di dusun, say good byesamasmartphone, gak ada fungsinya kecuali buat poto-poto. Ehehehehe.
  5. Cari sinyal internet harus ke wilayah kecamayan turun gunung dulu 1-2 jam baru dapet sinyal internet. Tiapdaerah beda beda ada yg gak bisa nangkep sinyal sama sekali. Jadi ya, dadah dunia luar.

Daerah Fak Fak Papua, kalo mau pada ketemuan sama kelompoknya disiarin di radio RRI, saking susah sinyal. Atau via kurir pesan berantai dari warga ke warga. Atau titip surat. Seru deh 😬😬😬

Oya tambahan lagi, IM meskipun ditempatkan perkabupaten 6-8 orang, mereka tinggal terpisah tidak dalam satu desa yang sama. Jadi, kalo mau ketemu kelompoknya paling seminggu sekali, sebulan sekali atau lebih saking letak antara 1 PM dengan PM lainnya tuh berjauhan dan sulitnya menjangkau wilayah anggota kelompok lainnya. Basecamp ngumpul biasanya di wilayah kecamatan/kabupaten kalau pas ada urusan pelatihan guru atau bertemu bupati/wabup/kepala dinas pendidikan. (Nambahin perbedaan IM dan lainnya)

Itulah Notula dari Rubrik #2 dengan konten diskusi sharing pengalaman sebagai alumni Indonesia Mengajar oleh Kak Tuti. Sesi Tanya jawab pun ditutup dengan closing statement penuh inspirasi dari Kak Tuti.

Teman teman yang insyaAllah punya niat baik untuk memajukan pendidikan di Indonesia, pada dasarnya semua program mengajar di daerah 3T itu semuanya baik. Pemuda pemudi yang mau dengan suka hati turun ke daerah adalah bukti negeri kita masih kaya akan anak anak muda yang ingin berkontribusi nyata. Saya rasa perlu untuk lebih mengenal Indonesia lebih dalam lagi, supaya kita tau betapa bersyukurnya kita hidup di tanah kaya Indonesia. Kita akan jumpai anak anak dengan keterbatasan namun mimpi yang tak terbatas. Kita juga akan jumpai masyarakat yang memiliki kearifan lokal yang sangat luar biasa. Kita, bisa turut menyaksikan bahwa Indonesia masih memiliki harapan. Mari kita jaga niat baik dalam mendampingi anak anak dalam menemukan mimpinya. Mari kita siapkan sahabat yang baik bagi sahabat anak anak kita kelak. Saya ulangi, Mendidik anak anak hari ini, artinya sama saja sedang mempersiapkan sahabat/guru terbaik bagi anak anak  kita kelak.

Jika tidak bisa menjadi yang terbaik, masih ada kesempatan untuk bisa menjadi bermanfaat. Selamat mengukir karya terbaik nan manfaat ya teman teman. InsyaAllah ilmu yang kita bagikan  akan menjadi pemberat ibadah kita sebagai amal jariyah yang tidak terputus. Aamiin..SELAMAT HARI GURU.

Usai closing statement dari Kak Tuti, Kak Ferly selaku CEO dari UNJKita.com memberikan apresiasi terhadap Kak Tuti yang sudah bersedia berbagi ilmunya dalam Rubrik #2.

Sertifikat Sebagai Apresiasi Kepada Kak Tuti Selaku Pembicara

Tidak sampai disini, notula Rubrik #2 akan berlanjut ke part selanjutnya yang akan membahas terkait pengabdian alumni yang tidak kalah kece pada program SM3T. Penasaran? Ayuk, cek notula Rubrik #2 selanjutnya di Notula Rubrik #2 Part-2

Categorized in: