Unit kegiatan mahasiswa Eka Citra tahun ini betul betul membuat harum Universitas Negeri Jakarta bahkan Indonesia. Pasalnya, enam orang srikandi tangguh, begitu sebutan saya untuk mereka wanita kuat yang sanggup menggapai pegunung tertinggi di dunia, yakni Pegunungan Himalaya yang terbentang sepanjang lima Negara; Pakistan, India, China, Bhutan dan Nepal. Dan Nepal, menjadi Negara tujuan mereka menggapai gunung setinggi 8.850 mdpl tersebut!

Adalah Nurmaeda dari Fakultas Ekonomi 2014 dan Juniar dari Fakultas Ilmu Sosial 2014. Mereka adalah srikandi tangguh dari kampus pendidikan yang telah mengharumkan nama bangsa ini.

Kegiatan mereka dikisahkan dengan nama program garapan Eka Citra “Indonesia Woman Expedition” yang bertujuan untuk memberikan inspirasi serta motivasi kepada seluruh wanita bahwa wanita Indonesia itu mampu, bisa, bahkan sanggup untuk menggapai cita setinggi tingginya.

Usaha mereka untuk melangsungkan aksi hebat tersebut tidak sia sia. Banyak kendala yang mereka hadapi, baik dari administrasi maupun latihan fisik yang mereka jalani. Bulan Maret sampai dengan Mei 2017 mereka dan tim Eka Citra melakukan penggalangan dana, mengirimkan proposal ke banyak instansi seperti, Menpora, RISTEKDIKTI, Pemberdayaan Wanita, Dinas Pariwisata DKI. Hasilnya, seluruh instansi tersebut mendukung program tersebut, termasuk Rektor PLH UNJ yang saat ini menjabat. Persiapan selanjutnya Mei-Oktober yaitu menjalani latihan fisik dengan pelatih dari Fakultas Ilmu Olahraga dan juga mendaki gunung gunung yang ada di Indonesia. Bagi mereka, setiap latihan yang mereka jalani betul betul menjadi pelajaran serta pengalaman baru untuk mereka.

Mungkin sekilas akan terlihat mudah dan biasa bagi seorang yang sering mendaki gunung untuk menggapai pegunungan tertinggi di dunia tersebut, nyatanya srikandi tangguh tersebut juga mengalami banyak kendala dalam beradaptasi dengan lingkungan disana.

Mereka terbiasa mendaki gunung tropis di Indonesia, sedangkan Pegunungan Himalaya merupakan pegunungan es sesuai nama nya “Hima” yang berarti salju dan “Aalaya” yang berati tempat kediaman. Mereka menyebutnya dengan ‘penyakit ketinggian’ dengan gejala muntah dan pusing, bahkan mereka sempat mengalami frosbite, yaitu proses penurunan suhu tubuh akibat suhu dingin dan menyebabkan membeku nya anggota tubuh yaitu jari tangan mereka karena telah berada diatas lebih dari 4000 mdpl. Namun mereka tetap melanjutkan ekspedisi mereka. Dari situlah mereka benar-benar menebarkan inspirasi serta banyak pelajaran untuk menghadapi apapun tantangan didepan kita. Mereka tentu merasa lelah, namun lelah mereka terbayar dengan rasa bangga, rasa bahagia ditambah terembannya di pundak mereka sebagai pendaki pegunungan Himalaya wanita pertama dari Indonesia.

Tidak hanya sebagai pendaki, mereka juga melakukan beberapa hal bermanfaat lain selama disana dari tanggal 18 Oktober 2017- 5November 2017, yaitu melakukan konservasi lingkungan ke Sagarmatha National Park dan Annapura Conservation Area untuk mempelajari bagaimana pengolalan wisata di Nepal. Selain itu, mereka melakukan sosialisasi Fun-Learning ke salah satu yayasan pendidikan yang ada di Nepal.

Patut diapresiasi prestasi yang telah diraih teman-teman Eka Citra. Semoga selanjutnya akan terus menebar kebermanfaatan di seluruh pelosok dunia!