UNJKita.com – (5/5/2017) Rangkaian kegiatan FSLN 2017 berlanjut ke hari kedua. Di hari kedua, kegiatan FSLN bertempat di auditorium Mactuchah Yusuf, Gedung Dewi Sartika lantai 2, Universitas Negeri Jakarta. Adapun agenda pada hari kedua FSLN adalah seminar dan talkshow.
Baca juga: FSLN 2017, Break your Limit! Go Study Abroad for Indonesia Great!
Kegiatan FSLN hari kedua dimulai dengan seminar dari tiga lembaga penyedia beasiswa luar negeri, diantaranya Australia Awards, Nuffic Neso (Belanda), dan EducationUSA (Amerika Serikat). Seminar dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan pemateri pertama adalah Bapak Muhammad Iqbal, perwakilan dari EducationUSA. EducationUSA adalah lembaga konsultan pendidikan bagi para mahasiswa yang hendak melanjutkan studinya ke Amerika Serikat. EducationUSA juga merupakan institusi yang masih bernaung di bawah Kedutaan Besar AS. Dalam materinya, Bapak Iqbal mengajak para peserta seminar untuk tidak ragu dan berani untuk melanjutkan studinya ke luar negeri, terutama ke AS. EducationUSA bersedia memberikan jasa konsultasi dan mentorship secara gratis kepada para mahasiswa Indonesia yang hendak studi ke AS.
Setelah EducationUSA, sesi kedua seminar diisi oleh Nuffic Neso, yang diwakilkan oleh Viddy M. Naufal. Viddy mengemukakan bahwa Belanda merupakan salah satu negara tujuan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah mahasiswa maupun warga negara Indonesia yang menetap disana, sehingga Belanda terasa seperti rumah kedua bagi WNI yang tinggal disana. Selain itu, warga negara Belanda umumnya fasih dalam menggunakan bahasa Inggris, sehingga mahasiswa Indonesia tidak akan mengalami kesulitan terkait dengan bahasa selama berkuliah dan menjalani hidup disana.
Setelah Nuffic Neso, sesi ketiga seminar diisi oleh perwakilan dari Australia Awards. Pemateri menjelaskan mengenai peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan beasiswa Australia Awards. Australia adalah salah satu mitra dekat Indonesia. Hal ini didukung juga oleh letak geografisnya yang berdekatan. Australia Awards adalah beasiswa yang ditawarkan pemerintah Australia untuk warga negara dari negara mitranya, salah satunya adalah Indonesia. Australia Awards memiliki beberapa prioritas untuk kandidat penerima beasiswanya, beberapa diantaranya adalah perempuan, difable, dan kandidat yang berasal dari geographic focus area (kawasan Indonesia Timur).
Agenda seminar berakhir pada pukul 11.30 WIB. Peserta juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi stand PPI Dunia maupun lembaga beasiswa lain yang hadir di kegiatan FSLN. Setelah Ishoma, kegiatan FSLN berlanjut ke sesi Talkshow yang dimulai pada pukul 13.30 WIB. Sesi talkshow dimoderatori oleh Pramita Cucu dari Lingkar Inspirasi UNJ, dengan pembicara, yaitu Tri Mulyani Sunarharum, Ph.D, dan Maulida Hadry Sa’adillah. Kak Tri Mulyani (Yani) adalah awardee dari Beasiswa Unggul DIKTI dari kemenristek RI. Beliau merupakan CEO dari Indonesian Scholars Journal dan juga Miss Indonesia Diaspora 2015.
Sementara itu, kak Maulida merupakan awardee beasiswa LPDP di University of Leiden, Belanda. Secara garis besar, kedua pembicara menekankan peserta untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah ketika hendak mendaftar beasiswa maupun ketika sudah menjalani perkuliahan di luar negeri.
Kedua pembicara menceritakan bahwa mereka banyak menghadapi rintangan dan kepahitan selama menjalani studinya. Namun, kedua pembicara selalu pantang menyerah dan terus bekerja keras untuk melewatinya, sehingga kepahitan tersebut akhirnya berubah menjadi manis ketika masa studi berhasil diselesaikan. Sesi talkshow pun mengakhiri kegiatan FSLN di hari kedua.