UNJKita.com – Jakarta, 16 November 2016, Gubernur pertahana Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok resmi menyandang status tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Dan kini pengusutan kasus tersebut sedang berada pada tahap penyidikan. Hal ini tentu merugikan Ahok sendiri yang saat ini sedang bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Dengan status tersangka tersebut, tentu akan menjadi pukulan berarti bagi tim pemenangan pasangan nomer urut 2 Ahok-Djarot. Label tersangka tentu menjadi noda besar dari nama baik dari mantan Bupati Belitong Timur tersebut. Bahkan pada beberapa lembaga survey, elektabilitas Basuki Tjahaja Poernama-Djarot Saiful Hidayah terus menuai tren negatif.

Pada Maret 2016, pasangan petahana memiliki elektabilitas 59,3% menurut Lembaga Survey Indonesia (LSI). Namun setelah heboh perihal pidato Ahok di pulau seribu tentang Al-Maidah ayat 51 pasangan petahana ini menuai banyak protes baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh politik, dan bahkan masyarakat umum.

Pada awal November, menurut lembaga survey yang sama elektabilitas pasangan ini terjun bebas pada kisaran 24,6% yang berarti turun lebih dari setengahnya pada 8 bulan yang lalu.

Baca Juga : Pasca Al Maidah 51, Elektabilitas Ahok Terjun Bebas

Namun dari survey elektabilitas terbaru keluaran LSI, pasangan bernomer urut 2 ini kini hanya tinggal memiliki besaran elektabilitas dikisaran 10,6%.

Hal ini tentu memiliki efek positif bagi dua pesaing calon gubernur dan wakil gunernur DKI Jakarta lainnya. Pasangan bernomer urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di urutan pertama dengan tingkat elektabilitas 31,9%. Kemudian pasangan lainnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menempel dibelakangnya diposisi 2 dengan besaran elektabilitas 30,9%.

Menanggapi survey keluaran LSI pasangan Basuki, Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak percaya. “Saya tidak percaya survey. Karena tidak percaya, kami harus kerja keras” seperti dikutip dari laman detik.com.

“Saya tidak peduli meskipun hasil survey cuma 2%, yang penting kerja keras” tambahnya.

Sementara dari pihak Lingkaran Survey Indonesia sendiri yang diwakili Denny J.A., Ardian Sopa berpendapat anjloknya elektabilitas Ahok dikarenakan status tersangka yang dikeluarkan pihak kepolisian. “Setelah ada penetapan tersangka dari kepolisian, elektabilitas Ahok-Djarot turun menjadi 10,6 persen dan berada di urutan buncit. Sementara, dua pasangan pesaing Ahok-Djarot melesat. Anies-Sandi di urutan pertama dengan 31,9 persen dan Agus-Sylvi menempel ketat di urutan kedua dengan 30,9 persen,”.

Categorized in: