Permasalahan utama setiap sobat UNJKita.com adalah tempat untuk beristirahat dan menghabiskan sisa waktu di ujung petang setiap harinya. Memilih untuk pulang-pergi atau ngekost mungkin menjadi pilihan tersulit yang lain daripada memilih jodoh, terlebih untuk seorang perempuan yang tempat tinggalnya di pinggir Kota Jakarta, contohnya seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Pertanyaan ngekost atau pulang pergi, terkadang menghantui otak dan pikiran untuk memilihnya, apalagi waktu tempuh dari rumah hanya dua jam saja, orang tua yang ingin kita dekat dengannya, tugas kuliah menumpuk, dan lelahnya perjalanan itu bisa mengerinyitkan dahi untuk memilih.

Nah, sebagai anak yang sudah bisa dibilang mahasiswa, penulis mencoba untuk sedikit berbagi dari berbagai pengalaman teman (selaku mahasiswa PP) dan pengalaman penulis sendiri (selaku mahasiswa yang ngekost) agar sobat UNJKita tidak galau lagi menentukan pilihannya masing-masing, silakan disimak pembahasan di bawah ini!

Ngekost: Kemandirian Itu Harga Mati, dan Nikmatnya Tiada Tara.

Kamu mahasiswa yang katanya ingin mandiri? Mulailah langkah awal dengan ngekost. Budaya ngekost sudah turun-temurun dan kebiasaan yang sudah dipakai di kampus manapun, apalagi anak rantauan hal yang satu ini adalah sebuah kewajiban.

Di Universitas Negeri Jakarta tidak hanya anak Jabodetabek yang berkuliah, tapi juga ada dari provinsi lain. Seperti Wong Jowo, Abdi Jeung Maneh, Urang Awak, Wong Minang, Daeng Andi, dan masih banyak lagi. Nah, makanya jangan heran kalau ketemu sama temen kostan yang berbeda provinsi ini.

Kalau anak rantau yang jauh ini pilihannya yah hanya satu, yaitu ngekost. Karena tidak mungkin mereka PP (Pulang Pergi). Masa iya anak dari Sulawesi, ada jam kuliah pagi, tidak mungkin dia mengisi presensi kuliah di pesawat ataupun di kapal kan? Belum lagi kalau sudah diperjalanan, tugas makalah ada yang ketinggalan. Pasti ribet banget!

Ngekost tidak berlaku hanya untuk mahasiswa rantau saja loh. Untuk yang rumahnya deket dan merasa mau mandiri, mengatur keuangan, mencuci baju sendiri, masak sendiri, makan sendiri, tidur sendiri,dan menjaga kebersihan kostan, kamu bisa juga ikut budaya ngekost.

Ngekost: Mau Bebas Makan dan Memilih Makanan? Yuk, Ngekost!

Percaya atau tidak, dengan ngekost kita bisa makan apa saja yang kita mau dan bahkan sehari lima kali juga bisa, kalau sanggup ya jabanin saja! Kok bisa? Yaiya bisa, karena tidak ada yang ngomelin kita dan tidak ada omongan seperti, “Mas, kamu jangan makan mie lagi ya!”, “Kak, Kamu makan pedes lagi ga?”, ”Kamu sekarang lagi makan apa dek? Promag yah? Makanya kurang-kurangin dek mie sama pedesnya”.

Ngekost membuat semua keinginan makan bisa terwujud, contoh yang sering ditemui oleh anak kost adalah makan mie. Apalagi makan bareng-bareng temen kost, kuahnya diseruput bareng-bareng sambil nonton sepak bola atau drama korea. Wuiiihhhh, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Tapi ya sekali-kali beli lah nasi untuk ganjelan perut yang mulai maju ke depan karena kurang olahraga. Beli lauk yang enak-enak seperti ayam bawang, soto, kari ayam….. yang ada di dalam kemasan mie instan *eh.

Ngekost: Pulangnya Mau Kapan? Pasti bisa!

Buat yang ngekost, pernah gak kamu menemukan teman yang pulangnya jam 12 malam atau jam 2 pagi?

Nah ini dia, anak UNJ terkenal dengan berbagai rutinitas dan kesibukannya apalagi ditambah dengan kampus yang berada di tempat yang strategis. Agenda rutin pulang malam karena tugas kelompok, sibuk organisasi, sibuk nongkrong, sibuk di Arion Mall, sibuk ngepoin mantan, sibuk buat blog, sibuk gangguin orang yang lagi sibuk dan masih banyak kesibukan lainnya.

Karena kesibukan-kesibukan itu memaksa kita pulang dengan waktu yang tidak tepat dan pastinya capek banget saat sudah sampe kostan. Kebayang dong kalau kita PP, bagaimana dengan kesibukan kita yang bejubel kaya gitu? Apalagi kalau kemalaman, pasti ketok pintu itu hal yang tidak karena menggangu orang tua kita yang sudah terlelap.

Solusi dari kesibukan kita ya cuma satu, yaitu ngekost. Dengan ngekost kita bebas pulang kapan aja, asalkan sibuknya jelas dan positif, serta tidak dibuat-buat!

PP: Masakan Orang Tua yang Selalu Bisa Kita Rasakan

Masalah yang ditemui saat ngekost adalah cuma satu, kangen masakan orang tua yang enaknya super super itu! Buat kalian yang suka PP, kenikmatan tiada tara ini bisa kalian nikmati setiap hari. Jujur, buat anak kostan move on dari masakan orang tua itu susah.

Masakan orang tua itu seperti magic yang selalu memberikan energi positif yang masuk ke dalam diri kita. Walaupun masak sederhana, entah kenapa selalu enak daripada masakan warteg ataupun chef yang ada di restoran. Bahkan kalau orang tua masak air pun, airnya terasa enak tiada tara.

PP: Dapet Uang Jajan Terus

Siapa di sini yang ga suka sama uang jajan? Pasti setiap orang suka sama hal ini dan ga perlu ditanya lagi. Buat kalian yang memilih PP juga pasti merasakan indahnya uang jajan ini apalagi orang tua selalu nanya pagi-pagi, “Nak, uang jajannya ada di meja yah!”

Perbedaan ini jauh berbeda dengan kalian yang memilih menjadi anak kost, orang tua memberikan uang jajan yang terkadang pas dan juga terkadang kurang. Makanya, jangan heran kalau anak kost identik dengan yang instan-instan untuk memberikan asupan kepada badannya. Termasuk mie instan.

PP: Bisa Update Informasi dan Pengalaman di Jalanan

Ini yang terakhir dan ini yang menjadi perhitungan sebelum memutuskan untuk ngekost atau PP. Nonton berita, Wifi-an dan nongkrong-nongkrong dengan tetangga yang terkadang menjadi kenikmatan untuk yang PP dan kesengsaraan untuk yang ngekost. Karena didunia kostan sekarang jarang sekali kost yang menyediakan TV dan Wifi untuk mengurangi uang pemakaian kuota kita. Ada sih ada, tapi ya gitu, MAHAL!

Kurangnya jaringan yang dialami anak kost berdampak pada update berita dan informasi biasanya karena irit kuota. Maka dari itu, tidak heran kalau banyak anak kostan yang susah dihubungi ataupun ketinggalan berita-berita. Dan enaknya jadi anak PP, bebas menonton TV kapan saja, update status kapan saja tanpa harus memikirkan, kalau sudah habis kuota data ya tinggal minta ke orang tua.

Tidak cuma itu, mahasiswa PP biasanya orang yang suka berpetualang di jalan-jalan yang belum ia lalui sebelumnya hanya untuk mencari jalanan yang tidak macet. Oleh karena itu, anak PP biasanya banyak mengetahui tempat dikarenakan jam terbang yang tinggi.

Nah itulah sedikit ulasan yang penulis dan teman saya rasakan dari sedikit banyaknya kebahagiaan PP dan Ngekost. Jika ditanya pilih yang mana? Enakan memilih tergantung kondisi yang kita terima. Melihat dari kemampuan mengatur waktu, kemandirian, pertimbangan yang pas untuk memilih, dan satu lagi adalah anggaran. Jadi, keputusan untuk memilih ada di tangan sobat UNJKita ya!

*Jika kalian memiliki perbedaan lainnya bisa langsung komen di bawah ini. Terimakasih 🙂

 

Oleh : Randi Apriansyah

Categorized in: