Mau cari kerja, butuh pengalaman. Mau cari pengalaman, butuh kerja. Dilema ini sering kali dirasakan mahasiswa yang baru akan mulai mencicipi dunia profesional. Kalau yang sudah punya banyak pengalaman kerja atau magang sih, enak. Bagaimana dengan yang tidak? Apa yang mau ditulis di CV, ya?
Bukan perkara mudah bagi para fresh graduate untuk mencari pekerjaan. Kurangnya pengalaman seringkali membuat peluang mereka untuk diterima bekerja, terutama di perusahaan besar, menjadi tipis. Namun, untuk kamu yang baru lulus dari kuliah dan sedang mencari pekerjaan pertama, tak perlu gundah. Menurut Brandon Labman, pendiri Responsible Outgoing College Students (ROCS), agen layanan pencari kerja untuk kelas entry-level di Northern Virginia, energi dan antusiasme para lulusan baru bisa saja mengalahkan faktor pengalaman.
Curriculum Vitae (CV) sejatinya sebagai senjata awal kita dalam memberikan informasi tentang “siapa kita” kepada pihak perusahaan yang kita lamar, itulah kenapa CV menjadi penting. Tapi jangan khawatir kalau kamu akan mendaftar ke suatu perusahaan dengan CV yang kosong di bagian working experience. Ada banyak hal, kok, yang bisa kamu tulis di aplikasi selain pengalaman kerja. Oleh karena itu yuk simak Serial Amunisi Fresh Graduate #2 ; Menyusun Amunisi Curriculum Vitae.
Baca Juga : Serial Amunisi Fresh Graduate Part – 1
Sertakan Data Diri Lengkap, Singkat dan Padat.
Cantumkan alamat profesional kamu, termasuk nomor handphone dan e-mail untuk korespondensi. Pastikan email kamu bukan f3rlyGu4anTen6@yahoo.com yah! Pastikan juga semua data komunikasi yang kamu isikan, dapat dihubungi kapan saja oleh penerima CV. Di dunia professional, seseorang bisa dikatakan “professional” atau “tidak professional” hanya dengan menilai apakah ia sanggup mengangkat telepon kapan pun dibutuhkan.
Jangan lupa untuk tampilkan keunikan dan keunggulan kemampuan personal kamu. CV kamu harus mampu merepresentasikan kompetensi, pengalaman, dan gaya presentasi diri kamu. Profesional yang dimaksudkan di sini tak harus bersifat formal dan membosankan, melainkan kamu harus membuat diri kamu tampil semenarik mungkin pada CV yang kamu buat. Namun juga Jangan terlalu banyak membuang halaman, CV sebaiknya dibuat singkat dan padat. Agar pembaca tidak bosan, panjang CV disarankan maksimal dua halaman.
Pengalaman Organisasi Saat Kuliah.
Punya pengalaman berorganisasi dalam CV akan menambah nilai jualmu di hadapan sang reviewer personalia. Dengan punya pengalaman berorganisasi, perusahaan yang merekrutmu pasti akan mempertimbangkanmu baik-baik, karena itu artinya kamu dianggap sudah punya pengalaman dalam bekerja dalam kelompok, alias punya Softskill. Contoh softskill dalam organisasi yang bisa kamu terapkan di dunia kerja adalah bagaimana kamu bekerja dalam tim, bagaimana kamu mengatur bawahan, bekerja sama dengan rekan sepantaran, maupun menerima perintah dari atasan. Bagaimana kamu mengatur waktu, bagaimana kamu berdisiplin, bagaimana kamu mengatur target yang luar biasa tapi realistis.
Kamu bukan sekadar mahasiswa ber-IPK tinggi tapi kerjanya cuma bolak-balik kuliah-pulang-kuliah-pulang (istilah lawas, “mahasiswa kupu-kupu”). IPK itu penting untuk dipertahankan, untuk menunjukkan bahwa kamu serius dalam studimu, tapi jangan sampai kamu mendewakkan IPKmu sehingga tidak mengembangkan diri di luar perkuliahan.
Cantumkan Pendidikan, Pelatihan, Prestasi.
Dalam kualifikasi, beri penekanan pendidikan atau pelatihan yang pernah kamu ikuti. Cantumkan penugasan, proyek individu, proyek kelompok, presentasi, nilai, prestasi yang pernah diraih, apa pun yang membuat kamu menonjol dan relevan dengan posisi yang diincar. Proporsi pencantuman antara tugas dan prestasi, perlu seimbang.
Jika kamu pernah melakukan pelatihan atau kursus, maka sertakan sertifikat tersebut di dalam CV. Saat ini, sudah banyak platform yang menyediakan kursus online dari universitas-universitas ternama di dunia. Jika kamu mengambil kursus ini dan lulus, maka kualifikasi yang kamu dapat sama dengan jika kamu lulus dari mata kuliah di universitas tersebut. Hal ini akan membantu untuk meningkatkan kualitas CV-mu di mata rekruter, karena terlihat bahwa kamu serius ingin mendalami suatu skill.
Namun, jika kamu belum punya pengalaman kerja full-time atau pun internship, coba ingat-ingat apakah selama kuliah kamu pernah mengerjakan tugas dari mata kuliah tertentu yang bersifat proyek. Misalnya, jika kamu kuliah prodi Teknologi Pendidikan dan pernah membuat suatu media dalam sebuah pengajaran, cantumkanlah itu dalam CV-mu. Tidak hanya proyek dari kuliah, kamu juga bisa memasukkan side project lain, misalnya proyek membuat website untuk event kampus.
Jangan lupa Kemampuan Khusus
Jelaskan pula kemampuan khusus apa yang kamu miliki dan kamu sangat skill-able dalam bidang itu. Misal : strategic leadership, communication (public speaking) time management, project management, social media, design, photography, dan lainnya. Kamu juga harus menguatkan kemampuan bahasa asing. Setiap fresh graduate selalu memiliki pemahaman yang cukup baik tentang bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Perusahaan yang besar dan sering mendapatkan klien dari luar negeri tentu membutuhkan tenaga kerja yang pandai dalam berbahasa Inggris.
Referensi, Ini Penting!
Jika ada pihak tertentu yang merekomendasikan perusahaan tempat kamu akan bekerja, cantumkan nama pihak pemberi referensi yang bisa menambah kredibilitas kamu. Bisa tokoh di bidang kreatif, mentor saat bekerja sebelumnya, dosen pembimbing, atau seseorang yang memiliki reputasi baik di bidang yang dilamar dan pastikan orang atau institusi yang merekomendasikan kamu telah mengenal pribadi kamu dengan baik sebelumnya. Mintalah izin terlebih dahulu pada pihak pemberi referensi, bahwa nama mereka kamu sertakan, dan kirim update CV terakhir kamu ke alamat pemberi referensi sebagai backup data kamu saat dihubungi pihak perekrut.
Cover Letter yang Spesifik
Biasanya, kita sering lupa bahwa cover letter juga adalah bagian dari aplikasi, sehingga kita cenderung menulis cover letter dengan normatif, bahkan hanya mengikuti template. Padahal, pengalaman kerja yang kurang menonjol di CV dapat diimbangi dengan cover letter yang spesifik.
Di cover letter, kamu bisa menulis tentang skill serta pengalaman-pengalaman yang relevan dengan posisi yang kamu incar dan bisnis yang dijalankan perusahaan. Misalnya, jika kamu pernah bekerja sebagai jurnalis di majalah kampus, dan sering mewawancarai narasumber untuk mengumpulkan bahan artikel, maka kamu memiliki transferable skill, yaitu interviewing skill yang akan stand out di cover letter jika kamu mendaftar di posisi market researcher, account executive, atau human resources.
Ya, itulah beberapa tips kece yang kami berikan untukmu para sobat Fresh Graduate dalam menyusun amunisi Curriculum Vitae nya guna menembus persaingan di dunia professional nantinya. Semoga kamu bisa mendapatkan pekerjaan dan karir sesuai yang kamu impikan ya sobat. Tunggu serial amunisi Fresh Graduate selanjutnya yang terbit setiap hari minggu!
Serial Amunisi Fresh Graduate
- Part 1: Jurus Pamungkas Pasca Lulus
- Part 2: Menyusun Amunisi CV
- Part 3: Menyiapkan Amunisi Menuju Job Fair