Dalam perjalanan menjadi lebih baik, selalu ada cerita yang membersamainya. Tak selamanya ia diiringi pujian dan manisnya kata-kata semangat, bahkan kritik sekalipun merupakan suatu keniscahyaan yang harus diterima. Justru sebuah kriti ini lah yang biasanya akan mengantarkan posisi kita ke arah yang lebih baik, jika kita bijak menyikapinya. Sebaliknya, jika kita tak bijak menyikapinya, kita akan selamanya nyaman pada posisi kita saat ini dan tidak ada perubahan.
Untuk kamu yang saat ini masih berada di organisasi kampus, pasti organisasi mu sering dong dapet kritikan. Eeitss jangan panik dulu, apalagi emosi. Yuk intip beberapa tips mengelola kritik yang masuk agar tetap bijak menyikapinya.
Bersikap Positif
Sejatinya kritik merupakan bentuk evaluasi, penilaian, feedback dan apresiasi terhadap kinerja yang sudah dilakukan. Kalau organisasi kamu (mungkin dalam hal ini BEM kali ya) sering dapat kritikan dari Mahasiswa UNJ atau bahkan alumni, gak perlu panik atau malah sensi, justru ini merupakan bukti bahwa mahasiswa UNJ masih peduli dengan BEM, mereka masih berharap lebih dengan BEM, dan masih percaya dengan BEM.
Loh iya dong! Kalau mereka sudah tidak ada kepercayaan lagi dengan BEM, untuk apa lagi mereka mengkritik.
Nah, dari pada menutup telinga, tetaplah berusaha objektif menghadapinya. Jangan memotong bicaranya atau langsung membuat kesimpulan sepihak. Gunakan keterampilan mendengarkan, lalu simpulkan dengan objektif. Selalu tanamkan pikiran positif bahwa setiap kritikan yang kamu terima adalah sesuatu yang justru bisa membangun organisasimu menjadi jauh lebih baik.
Tanyakan Maksud Sebenarnya
Kalau bahasa anak UNJ nya mah Tabayyun. Kritik, sekecil apa pun, bisa menimbulkan salah paham penerimanya. Cobalah bertanya tentang maksud sebenarnya (kepada orang yang mengkritik organisasimu) untuk menghindari salah paham lebih jauh. Terkadang sebagian dari kita yang berada di organisasi sangat cepat bereaksi (reaktif) jika ada kritikan yang dilemparkan ke organisasi kita, sehingga sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Bertanya ini penting untuk menunjukkan keseriusan perubahan organisasimu ke arah yang lebih baik.
Tenang
Tetaplah tenang dan rasional. Hal ini menunjukkan profesionalisme organisasimu. Tak usah mudah tersulut kritikan-kritikan pedas yang singgah. Simpan kemarahanmu dan pikirkan kritik mana yang membuat kamu marah. Kritik yang disampaikan dengan maksud membangun akan lebih mudah dicerna dengan hati dan kepala yang dingin.
Tak Perlu Defensif
Membela diri adalah cara paling sederhana untuk menghadapi kritik. Tapi tahan diri kamu untuk selalu bersifat defensif. Beri kesempatan kepada orang yang mengkritik organisasimu untuk mengekspresikan pikirannya. Sebab, kalau seseorang memberi feedback, pasti dia punya masukan yang penting, yang mungkin tidak bisa kamu tangkap dengan baik karena kamu terlalu sibuk untuk membela diri.
Abaikan
Abaikan kritik yang bersifat menjatuhkan. Bagaimana membedakan kritik yang membangun dan yang manipulatif? ”Orang yang mengkritik dengan niat membangun tentu memberikan saran-saran untuk perbaikan, tidak semata-mata memberikan penilaian negatif yang bersifat menyerang atau mempermalukan/merendahkan diri anda.” (Bobby)