“Stop untuk hanya berpikir dan berempati saja, yuk action!” tutur perempuan yang membuat takjub 450 peserta MUQTI (Muslimah Quality Time) di Aula Latief Universitas Negeri Jakarta.
Heni Sri Sundani, BSEM., yang akrab dipanggil Kak Heni merupakan salah satu perempuan inspiratif yang semangatnya patut kita contoh. Sepulangnya Kak Heni ke kampung halamannya di Indonesia, yang sebelumnya lama menetap di Hongkong sebagai buruh migran sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas di negara tersebut membangun sebuah perpustakaan pertama di kampungnya. Perempuan tak kenal lelah yang juga menjadi sarjana di kampungnya itu berhasil mengumpulkan hampir 3000 buku untuk mengisi jajaran rak perpustakaan tersebut.
Undangan yang ia terima sebagai pengisi training yang diadakan oleh dompet dhuafa ternyata juga menakdirkan ia bertemu dengan lelaki hebat yang kini telah menjadi suaminya. Suaminya adalah salah seorang dosen di Universitas Juanda, sedangkan Kak Heni adalah seorang entrepreneur sesuai dengan ilmu yang ia geluti semasa di bangku kuliah. Ia bersama suaminya memiliki harapan yang sama untuk bangsa ini. Mereka tinggal di rumah yang ukurannya terbilang tidak terlalu luas. Kawasan di sekitar rumahnya cukup memprihatinkan. Keinginan pasangan ini untuk menerapkan amal kebaikan untuk sekitarnya semakin membara. Keadaan ekonomi yang terbilang masih lemah tidak melemahkan semangat mereka. Mereka yakin bahwa berbagi bukan hanya tentang uang, melainkan ilmu adalah harta yang sangat tak ternilai.
Pasangan ini pun memutuskan untuk membuka les gratis di rumahnya. Awalnya ada 15 anak yang merespon baik kegiatan les gratis tersebut. Kemudian bertambah menjadi 50 anak. Sampai-sampai ia perlu merapikan panci dan alat-alat masak lainnya di dapur ke dalam kamar mandi demi agar murid-muridnya itu dapat masuk dan mengikuti les gratis di rumahnya dengan nyaman walau prihatin. Kebaikan memang sangat mudah menyebar. Hingga kini kegiatan tersebut diikuti oleh hampir 1000 anak yang berasal dari beberapa kampung sekitar.
Sosok perempuan inspiratif ini juga merupakan penggagas dari program Anak Petani Cerdas. Begitu banyak aktivitas yang dilakukan dalam program tersebut. Selain itu, ia juga mendirikan Komunitas Agro Edu Jampang yang kini sudah semakin terasa kebermanfaatannya. Masih banyak lagi program-program yang ia dan suaminya realisasikan untuk warga sekitar. Kegiatan-kegiatan tersebut tak jarang mengundang sumbangan-sumbangan dari para donatur untuk ikut menjadi bagian dari solusi permasalahan hingga detik ini.
Kembali mengulas profil beliau. Kak Heni telah menyelesaikan amanah pendidikannya di jurusan IT (D3) dan Entrepreneur (S1) di Hongkong. Ia menjadi lulusan terbaik angkatan pertama. Ilmu yang ia geluti tersebut diterapkan dalam kehidupannya sekarang. Ia mulai berbisnis dengan menerapkan asas socialpreneur. Baginya bukan hanya profit yang ingin dicapai melainkan benefit yang terpenting. Di samping itu, selain ia ingin sukses, ia juga ingin menyukseskan orang lain. Sehingga ia berani untuk menjalani semua yang ia jalankan hingga saat ini.
“Membantu orang lain itu jangan dijadikan cita-cita tetapi jadikanlah gaya hidup,” begitu tuturnya.
Jika pernyataan tersebut dipahami memang ada benarnya karena apabila kita hanya menjadikannya sebuah cita-cita maka hal tersebut hanyalah menjadi impian dan dilakukan hanya sewaktu-waktu. Namun, berbeda jika kita menjadikannya sebagai gaya hidup, apapun keadaan yang kita alami tidak akan menghalangi niat baik kita. Apabila ada orang lain yang membutuhkan bantuan kita maka kita akan segera membantunya semampu kita.
Begitu banyak kisah yang diceritakan oleh Kak Heni yang sangat hangat tuturnya sehingga setiap kalimatnya berhasil memotivasi untuk melakukan kebaikan. Beliau pun menutup penuturan kisah-kisahnya dengan pernyataan yang sangat luar biasa.
“Lakukan kebaikan dari sekarang. Mari jadikan diri kita bermanfaat untuk orang lain. Kejahatan itu akan terjadi bukan hanya karena oang-orang jahat itu jahat, tapi karena orang-orang baik itu diam! ladang dakwah kita itu banyak sekali. Sebagai seorang muslimah kita bisa masuk ke semua sektor dalam kehidupan kita. Mari jadi bagian dari solusi!” begitu pesannya, kata-kata penutup yang sangat menggugah.