UNJKita.com – Jakarta, (02/11/2018), Di era sekarang ini kita memahami apa yang membedakan individu yang sukses dan yang tidak sukses? Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan tersebut. Tetapi, ada faktor fundamental atau yang mendasari kesemua faktor tersebut yaitu inovasi.
Hai sobat unjkita, belum lama ini kita sedang memperingati Hari Inovasi Indonesia (HII) yang diperingati setiap tanggal 1 November.
Pertanyaan hari ini adalah, bagaimana ya generasi millenial melakukan sebuah Inovasi sedangkan segala jawaban yang kita butuhkan selalu terjawab oleh platform search engine yang kita gunakan. Apakah kita sebagai generasi millenial akan menjadi konsumen dari teknologi atau dapat bersahabat dan menjadikan teknologi sebagai pintu inovasi selanjutnya?
Bagaimana jika kita tanyakan ke salah satu alumni dari UNJ yang bersahabat banget nih dengan yang namanya kreativitas dan inovasi? Penasaran kan?
Beliau adalah Pak Didi Diarsa Adiana salah satu lulusan Geografi, Universitas Negeri Jakarta angkatan 93. Beliau memiliki banyak penghargaan seperti International Young Creative Enterprenur (IYCE)- Finalist British Council, Google 50 SME Indonesia, Special nominee Canada Green Award, ISMBEA Indonesia, dan Palapa International Competition. Serta, untuk saat ini Pak Didi merupakan Founder KAYUH Electric Wooden Bike dan Founder Codemargonda Creative Hub.
Tim UNJKita memiliki kesempatan untuk mewawancarai beliau, sebagai jawaban dari rasa penasaran kita nih? Yuk, kita tanya beliau 😀
1. Assalamualaikum pak Didi, bagaimana sih pak cara kita untuk berinovasi di era yang sekarang ini ketika segala pertanyaan mayoritas sudah semuanya terjawab di search engine kita seperti google ya pak? Hehe
Waalaikumusalam, Era millenial dengan teknologi didalamnya saat ini sebetulnya memberikan kesempatan untuk kalian berinovasi lebih banyak dan bagus lagi. Karena, ketika segala pertayaan sudah tersebar jawaban di internet, platform dan di digital, kita mampu untuk memadukan hal tersebut dengan kreatifitas yang akan melahirkan penemuan dan inovasi baru. Sehingga, dengan ide sederhana seperti sepeda kayu misalnya akan berdampak hebat ketika kita mampu untuk menjadikan teknologi sebagai paduan yang tepat. Serta, jika di padukan dengan teknologi, partner yang tepat, dan platform digital sebuah ide mampu menjadikankannya sebagai sebuah inovasi yang terbaharukan.
2. Menurut bapak, ketika kita semua terbiasa menjadi sosok yang mengimitasi segala hal dari cara berfikir, pola hidup, sampai hal terkecil seperti mencari jawaban lewat google atau search engine lainnya. Apakah hal tersebut mematikan inovasi?
Menurut saya, Sebuah inovasi itu tidak akan pernah mati justru inovasi merupakan sebuah kebutuhan disetiap langkah dari berkembangnya bangsa dan negara ini ketika bangsa ini melahirkan generasi-generasi baru.
Permasalah-permasalahan sebenarnya akan selalu muncul karena itulah bangsa ini membutuhkan inovasi baru di setiap langkahnya. karena tanpa sebuah ide dan inovasi suatu bangsa dapat dikatakan musnah. Generasi saat ini dan kita semua tentunya mampu untuk menjadikan era ini bersahabat dengan teknologi dan menjadi sebuah tren atau kekuatan baru dalam mengembangkan inovasi ketika teknologi menyediakan perangkat untuk membantu kita berkreativitas melahirkan inovasi baru.
3. Bila hal tersebut mematikan inovasi, menurut bapak apa solusi terbaik yang bisa kami lakukan? Karena untuk meninggalkan teknologi pun menjadi hal yang termasuk sulit bagi generasi millenial?
Sebenarnya, tidak ada yang salah ketika membahas tentang teknologi. Inovasi tentu erat saat ini dengan teknologi sehingga hal ini seharusnya mampu menjadi pemacu perubahan-perubahan besar ketika teknologi mampu menjadi percepatan yang mampu bermanfaat bagi masyarakat dan negara ini untuk berinovasi lebih baik lagi.
Sehingga, saat ini negara ini membutuhkan orang-orang yang mampu untuk menjadikan teknologi sebagai sahabat dan alat untuk menciptakan inovasi inovasi baru yang akan menjadikan kita kedepannya menjadi bangsa yang hebat.