Ketika itu datang gadis polos dari desa
menuju kampus peradaban..
Membawa genggaman sejuta cita
Dengan senyum lugunya
ia berjalan memandang kekanan dan kekiri
Betapa takjubnya ia melihat keindahan kampus Universitas negeri jakarta..
“Kampus ternama, apakah orang sepertiku bisa berada disini?”
Ia terus berjalan mengitari lorong-lorong kampus
Ia memang gadis biasa tapi tidak dengan tekadnya
Kakak-kakak Universitas Negeri Jakarta membuat ia kagum
Semangat begitu menyala diwajah gadis desa
“Akan aku tunjukkan bahwa aku bisa, aku memang dari desa tapi mimpiku sebesar bintang diangkasa”
Hari demi hari
Ia berpeluh akan melanjutkan atau berhenti
UKT membuatnya berkecil hati
Orangtuanya tak menyanggupi
Dengan wajah senjanya dan tak tega Ibu berkata “Nak, Ibu dan bapak berat tuk menyanggupi uang bayaranmu”
Aku hanya bisa meneteskan airmata
“Oh Rabbi Kuatkanlah.. aku tahu Engkau Maha Kaya
Maka mana mungkin aku takut
Engkau Maha Besar
Mana mungkin aku berputus asa”
Sudah sejauh ini
Ayah sudah bercucuran keringat
Tanngannya menjadi kasar
Wajahnya menjadi hitam
Saat itu bagai cahaya dari syurga
Aku mendapatkan apa yang selama ini aku cari
Ya beasiswa, Alhamdulillah..
Alangkah baiknya Rabbi kepadaku
Alangkah baiknya dosen-dosen beserta jajarannya
Ah.. Aku sangat Bangga padamu Kampusku
Kau mengajariku banyak hal
Sejarah.. Perjuangan.. Tekad..
Terimakasih pula kakak-kakakku
Karena Kau Aku bangkit
Karena Kau Aku Bisa
Dan karena Kau Aku Mampu..
Aku yakin kampus tercintaku
Akan melahirkan generasi-generasi perubahan
Yang kan mengubah indonesia
Pula Dunia..
Ah.. Aku sangat menyayangimu wahai kampusku
Kini kau sudah lima puluh tiga tahun
Betapa senjanya dirimu
Namun tak dengan sejarahmu
Betapa besar jasa dirimu
Karena kau melahirkan generasi madani
Karena kau melahirkan generasi kebanggaan
Aku pun ingin jadi salah satunya
Yaitu menjadi kebanggan kampus tercintaku..
Oleh: Arny Zakiah (IAI UNJ Angkatan 2014)
Tulisan ini dipersembahkan untuk Pesta Literasi 2017 yang diselenggarakan oleh UNJKita.