UNJKita.com – Bali, (22/9/2018), Delegasi terbaik UNJ berhasil meraih Gold Award dan Special Award dalam ajang International Young Inventors Awards (IYIA) yang telah dilaksanakan dari tanggal 18-22 September 2018 di Sanur, Bali. Lima mahasiswa semester 7 Jurusan PGSD FIP mempersembahkan karya inovatif dalam bidang pendidikan yang diberi judul “Eng Ing Eng Indonesia (Engklek Ingat Engklek Indonesia)”.
“Perasaannya super nggak nyangka akan mendapatkan gold award dan special award. Saya percaya, penghargaan ini akan membuat tim dan komunitas kami menjadi lebih bersemangat untuk membuat inovasi-inovasi terbaru yang dapat bermanfaat bagi banyak orang,” ungkap Noni Ramadhini sebagai ketua tim.
Noni Ramadhini, Nadiya Syafira Khairani, Nirwana, Kartika Trianing Rahayu, dan Rahmi Islamiati membawa salah satu produk dari komunitas Fun Garden of Literacy (FGL) yang diinisiasi oleh Palupi Mutiasih, S.Pd. (alumni PGSD FIP UNJ). FGL yang merupakan mitra Tali Integritas KPK, menciptakan inovasi media pembelajaran yang memadukan permainan tradisional Engklek dengan Sembilan Nilai Anti Korupsi yang diusung oleh KPK. Sembilan Nilai Anti Korupsi diantaranya Jujur, Peduli, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Adil, Sederhana, Mandiri, dan Percaya Diri. Noni dan tim membuat media pembelajaran tersebut agar dapat memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai positif untuk membangun karakter anak-anak Indonesia di masa depan.
Eng Ing Eng Indonesia sudah diimplementasikan di SD Menteng Atas 01 dan SD Menteng Atas 02 pada bulan Agustus 2018.
“Layaknya permainan Engklek pada umumnya, semua pemain harus melakukan hompimpa untuk menentukan urutan bermain. Pemain pertama harus melemparkan bidaknya pada kotak bernomor 1 yang berisikan nilai anti korupsi ‘jujur’. Sebelum melakukan gilirannya, pemain tersebut harus menjawab pertanyaan terkait studi kasus kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan nilai ‘Jujur’. Jika pemain dapat menjawab dengan benar, maka pemain dapat melakukan giliran bermainnya, yaitu melewati kotak 2 sampai 9 dengan menggunakan satu kaki,” jelas Noni tentang cara bermain Eng Ing Eng Indonesia.
IYIA 2018 adalah ajang yang begitu berharga bagi Noni dan tim untuk memperkenalkan inovasi mereka kepada masyarakat agar lebih peduli dengan dunia pendidikan, serta dapat diimplementasikan lebih meluas lagi.
“Walau kami sempat putus asa karena adanya kendala dalam pendanaan, tetapi karena usaha, kerja keras, dan doa yang terus kami panjatkan, serta dukungan dari banyak pihak, Alhamdulillah sebelum keberangkatan kami mendapatkan dukungan dana dari FIP UNJ. Selain itu, kami juga mendapat dukungan dari KPK,” ungkap Noni yang diwawancarai oleh Tim UNJKita di Sanur, Bali.
Noni dan tim tak hanya membawa pulang Gold Award saja, mereka juga berhasil mendapatkan Special Award dari Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Habibie.
“Ini merupakan tantangan bagi diri kami sendiri yang mencoba keluar dari zona nyaman. Dalam penyelesaian produk inovasi ini, kami menemukan rintangan dan cobaan yang harus kami hadapi sampai akhirnya bisa membawa pulang Gold Award dan Special Award untuk UNJ dan dunia pendidikan Indonesia. Kami percaya setiap pengalaman yang ada akan memberikan pembelajaran baru bagi kami,” pungkas Noni.