UNJKita.com – Pemilu Universitas Negeri Jakarta (UNJ) merupakan pesta demokrasi bagi mahasiswanya disetiap akhir tahun. Banyak mahasiswa yang ingin mengambil peran dan pesta tersebut. Ada yang menjadi Calon ketua dan wakil, adapula yang menjadi tim sukses (timses) dan tak jarang berbagai kelompok pun ikut menyemarakan pemilu UNJ dengan caranya masing-masing.
Begitupun dengan UNJKita, dengan berbagai ikhtiar untuk tujuan agar pemilu ini lebih inovatif dan atraktif dengan menginisiasi Poster Infografis dan Artikel Profil Calon di Yuk Kenali Calon Ketua & Wakil BEM UNJ 2017-2018. Lalu dilanjutkan dengan melakukan Survei UNJKita ; ”Menakar Elektabilitas Calon Ketua-Wakil BEM UNJ 2017 & Evaluasi Kinerja BEM UNJ 2016” pada rentang waktu 17-21 Desember 2016 dan ditutup dengan ruang terbuka UNJKita (rubrik) spesial pemilu UNJ diskusi via Whatsapp (WA) bersama para pasangan calon (paslon) ketua BEM UNJ. Kegiatan tersebut ditanggapi positif oleh mahasiwa UNJ. Terbukti dengan 312 mahasiswa yang mengisi survei tersebut dan terpenuhinya kuota grup WA rubrik tersebut (lebih dari 250 peserta).
Rubrik sendiri berlangsung dua hari yaitu pada tanggal 22 dan 23 Desember 2016 dengan menghadirkan para kandidat calon. Kedua paslon diberi waktu yang berbeda, yaitu paslon nomor 1 mendapat giliran pada tanggal 22 sedangkan paslon nomor 2 pada tanggal 23 Desember 2016.
Kepastian Paslon Mengikuti Rubrik
Sebelum membuat jarkoman publikasi dan grup rubrik tentu saja tim UNJKita menghubungi para kandidat ketua BEM UNJ untuk konfirmasi hadir pada acara ini. Hal tersebut di ungkapkan oleh Ferly Ferdyant selaku CEO UNJkita. Ferly yang menghubungi langsung para calon ketua BEM UNJ tersebut. Berikut bukti pesan konfirmasi yang di-capture oleh Ferly :

Capture konfirmasi dengan Soleh

Capture konfirmasi dengan Miqdad
Dengan kepastian tersebutlah tim UNJKita membuat publikasi jarkoman dan grup yang kurang dari satu hari sebelum diskusi dimulai sudah memenuhi kuota grup Whatsapp.
Pembatalan Sepihak
Namun sayang niat baik dari UNJkita mempertemukan mahasiswa dengan calon pemimpinnya melalui diskusi online itu kandas. Secara mengejutkan Saudara Soleh-Muad (paslon ketua BEM UNJ nomor urut 1) mendadak membatalkan diskusi tersebut ketika menjelang 30 menit jadwal diskusi mereka akan dimulai. Diikuti dengan pasangan calon nomor urut 2, Saudara Miqdad-Hafizh yang membatalkan pada pagi hari oleh saudara Miqdad dan sehabis magrib hari ini oleh Hafizh.
Menurut Soleh ia tidak ingin berdiskusi karena pasalnya pasangan calon nomor 2 tidak bisa hadir dalam diskusi tersebut. “Saya tidak ingin jika hanya pasangan SM yang mengikuti diskusi online UNJkita, Jika hanya pasangan SM yang mengikuti diskusi online UNJ Kita karena dikhawatirkan pandangan warga UNJ negatif kepada UNJ Kita karena UNJ Kita hanya menggelar diskusi online kepada satu pasangan calon saja.” ujar Soleh. Faktanya, Ruang Terbuka UNJKita.com (Rubrik) sebagai wadah diskusi online yang rutin dan berkelanjutan dilakukan secara transparan, profesional, objektif dan independen tanpa kepentingan apapun. Sungguh sebuah alasan irasional yang dikemukakan oleh Capresma no.urut 1 tersebut.
Sementara Miqdad sehari sebelum jadwalnya untuk berdiskusi sudah mngkonfirmasi jika tanggal 23 Desember 2016 ia hanya menyanggupi sampai pukul 21.00 WIB dan akan dilanjutkan oleh Hafizh. Namun magrib hari ini Hafizh mengkonfirmasi jika tidak menyanggupi dikarenakan kondisi fisik yang tidak memungkinkan. “Memang arahan dokter saya diminta untuk menjauhi gadget. Saya kena semacam migrain,” ujar Hafizh.
Dengan pembatalan yang secara sepihak dan cenderung mendadak ini menurut Saudara Miqdad menganggap pembatalan ini merupakan hal yang wajar. “Sebenarnya masalah biasa apabila pembicara cancel walaupun sebelumnya sudah bisa,” tegas Miqdad.
Kekecewaan Peserta Rubrik
Beberapa mahasiswa yang sudah antusias di grup tersebut bahkan telah menyiapkan pertanyaan untuk calon pemimpinnya tidak bisa menutupi kekecewaannya. Hal ini terlihat oleh chat yang mereka lontarkan di grup rubrik tersebut. “Ahh ini lah pemimpin bahkan pemimpin lingkup yang masih dibilang sempit pun sudah banyak mengobral janji dan mengecewakan,” ujar Nanda Wiradhika.
Bahkan ada yang menanyakan kepemimpinan mereka ketika nanti terpilih. “Bagaimana kelak akan memimpin BEM kalau untuk hal begini tidak hadir,” ujar Hamdan, Mahasiswa asal Psikologi. “Kita harus fokus mengembalikan marwah BEM. BEM itu untuk belajarnya sedikit kebanyakan belajar mengelola event,” lanjut Hamdan.
Peserta lainnya pun menyayangkan sikap dari kedua pasangan calon tersebut. “Forum ini tidak dimaksimalkan sepenuhnya oleh kedua kandidat calon pasangan,” ujar Marwan. Ia, lanjut Marwan, menganggap forum rubrik ini sangat membantu bagi mahasiswa untuk mengenali kedua calon tersebut. Terlebih bagi mereka yang tidak sempat hadir pada acara dialog kandidat dan juga membantu bagi mahasiswa tingkat akhir yang masih ingin peduli dengan pesta demokrasi.
Membuat Grup Diskusi Sendiri
Keanehan muncul ketika alasan para kandidat membatalkan dengan apa yang mereka lakukan. Pasangan calon nomor satu melalui timsesnya mengatakan ingin membuat diskusi online. Ketika UNJKita menfasilitasi mereka yang hanya tinggal menghadirkan Soleh dan Muad sebagai jagoan yang mereka usung ini tidak mereka manfaatkan dengan alasan tidak mau diskusi jika paslon nomor 2 tidak ikut. Pertanyaannya ketika mereka membuat grup diskusi sendiri apakah ada paslon nomor 2 di diskusi internal yang mereka buat? Jika ada, berarti alasan mereka logis. Namun jika tidak ada, apa bedanya dengan diskusi yang dibuat UNJKita?
Hampir sama dengan paslon nomor 1, tim Miqdad dan Hafizh bahkan sudah membuat grup bagi mereka yang ingin bertanya kepada kandidat nomor 2 tersebut. Hal itu diungkapkan langsung oleh sang calon wakil ketua. “bila ada yang ingin didiskusikan dengan kami kandidat nomor 2 dapat melalui link group yang akan saya share. In syaa allah akan Miqdad pimpin,” tegas Hafizh. Pertanyaannya kenapa bilang tidak bisa diskusi di UNJkita tetapi bisa memimpin suatu diskusi yang jarkomannya baru disebar siang menjelang sore tersebut.
Itulah dinamika yang dihadirkan oleh kedua calon ketua dan wakil ketua BEM UNJ. Tim UNJKita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendekatkan para kandidat dengan para calon pemimpinnya. Dengan kejadian seperti ini Tim UNJKita meminta maaf dan mengapresiasi kepada para peserta Rubrik spesial pemilu atas antusias ingin berdiskusi dengan kedua kandidat. Semoga pemilu UNJ tahun ini melahirkan pemimpin yang terbaik dan yang baik. Dan Pemimpin yang bisa mengakomodir kepentingan seluruh mahasiswa UNJ.