Kelompok Studi Primata (KSP) Macaca merupakan kelompok studi yang bergerak di bidang konservasi primata dan ekositemnya. KSP Macaca didirikan pada tanggal 14 Oktober 2002 oleh beberapa mahasiswa Biologi dengan Dr. Yossa Istiadi, M. Si sebagai dosen pembina. Latar belakang berdirinya KSP Macaca adalah semakin memprihatinkannya keadaan primata dan ekosistemnya di Indonesia.

Anggota KSP Macaca merupakan mahasiswa dari Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi Universitas Negeri Jakarta dari beberapa angkatan. KSP Macaca memiliki beberapa departemen yaitu: 1). Departemen Entrepreneur of Macaca (Entoma), 2). Departemen Kaderisasi, 3). Departemen Penelitian dan Pengembangan, 4). Departemen Komunikasi dan Informasi, 5). Departemen Humas.

Saat ini KSP Macaca diketuai oleh Muhamad Zidni Rizky Ardani dari Pendidikan Biologi 2013. Aktivis kelahiran Depok, 16 Januari 1995 ini merupakan sosok mahasiswa yang dikenal religius dan militan. Saat ini Zidni juga didaulat menjadi Wakil Ketua BEM FMIPA periode 2016/2017 setelah sebelumnya menjabat sebagai Ketua BEMJ Biologi periode 2015-2016.

KSP Macaca dengan kegiatannya bertujuan untuk turut serta dalam usaha pelestarian primata dan ekosistemnya. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan KSP Macaca antara lain jurnal club, Moca (Monitoring Macaca), pelantikan anggota, pelatihan ekologi, PDO (Pengenalan Dasar Organisasi), seminar konservasi, pelatihan guiding, projek ekologi, kampanye konservasi primata, pengamatan primata, kuliah primata, pelatihan GPS dan fotografi.

Kegiatan rutin yang wajib diadakan setiap tahunnya adalah Pelantikan Anggota. Kegiatan ini bertujuan untuk merekrut anggota baru. Bentuk kegiatan berupa pembekalan materi lapangan, pelatihan penulisan jurnal, pengamatan primata secara langsung di habitat aslinya dan Seminar Hasil Penelitian. Kegiatan pengamatan primata yang merupakan alur Pelantikan Anggota secara rutin diadakan di SP Bodogol, Gunung Gede Pangrango selama 2-3 hari.

Pada kegiatan ini peserta dituntut militansinya terutama pada saat pengamatan di lapangan yang bisa memakan waktu seharian penuh. Kondisi medan Gunung Gede Pangrango yang penuh semak belukar, atau bahkan jurang yang curam menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta. Dalam sekali pengamatan lapangan, peserta dituntut untuk mampu mengamati primata secara baik dengan medan pengamatan kurang lebih sepanjang 7-9 km. Hasil penelitian kemudian diseminarkan beberapa minggu setelahnya dengan mengundang segenap mahasiswa biologi.

Anggota Baru KSP Macaca

Anggota Baru KSP Macaca usai pelantikan di Bodogol tahun 2016

Kegiatan lainnya yang rutin diadakan adalah Monitoring Macaca atau sering dikenal dengan sebutan MoCa. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati aktivitas dan populasi dari Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Lokasi yang digunakan sebagai tempat kegiatan yaitu di Suaka Margasatwa Muara Angke dan Bumi Perkemahan Cibubur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenal perilaku dan kehidupan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di habitatnya serta memonitoring populasinya. Hasil monitoring populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) nantinya dapat dijadikan sebagai rujukan bagi instansi terkait dalam upaya pelestarian populasi ke depan.

Monitoring Macaca di Muara Angke

Monitoring Macaca di Muara Angke

Selain itu, KSP Macaca juga rutin mengadakan Jurnal Club yang biasanya diadakan setiap pekan sekali. Jurnal Club merupakan kelompok diskusi yang bersifat santai untuk membahas jurnal-jurnal penelitian kekinian yang berkaitan dengan primata. Pada kegiatan ini beberapa anggota berperan sebagai penyaji jurnal yang bertugas menyampaikan isi jurnal kepada anggota lainnya yang hadir. Setelah penyaji selesai menyajikan jurnal, anggota lainnya segera mengajukan pertanyaan yang dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif.

Kegiatan Jurnal Club umumnya diadakan di halaman belakang Kampus FMIPA atau saung samping Kompleks Sekretariat OPMAWA FMIPA. Pada kegiatan ini para peserta dapat berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan primata dan perilakunya dengan prinsip diskusi teman sebaya sehingga suasana menjadi lebih menyenangkan. Para senior KSP Macaca yang sudah lulus kuliah sering kali datang untuk berbagi ilmu dan pengalamannya.

Jurnal Club Macaca

Suasana Jurnal Club Macaca

Bentuk kegiatan lainnya yaitu Pelatihan Ekologi. Dalam kegiatan ini para anggota diajak lebih mengenal segala hal tentang penelitian ekologi seperti teknik penggunaan alat penelitian ekologi; metode penelitian dan lainnya. Sasaran dalam kegiatan ini tidak terbatas pada ekosistem primata saja melainkan juga pada mamalia, analisis vegetasi, herpet dan insect. Para peserta akan dipandu oleh senior untuk belajar tentang ekologi secara langsung di alam.

Pelatihan Ekologi

Suasana Pelatihan Ekologi

Agenda besar KSP Macaca lainya adalah Seminar Ekologi dan Konservasi (SEKONS), Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dengan mendatangkan pakar-pakar primata dan pakar ekologi. Peserta pada umumnya berasal dari kalangan mahasiswa UNJ dan mahasiswa dari universitas lain.

Seminar Ekologi & Konservasi

Seminar Ekologi dan Konservasi

Kegiatan SEKONS terakhir diadakan pada pada 5 Desember 2015. SEKONS tahun 2015 diadakan di  Aula M. Yusuf Lantai 2 di gedung IDB II dengan mengambil tema “Menguak Eksotika dan Upaya Konservasi Primata Nokturnal Indonesia.” Terdapat tiga narasumber yang menjadi pembicara yaitu Ir. Wirdateti, M.Si (Puslit Biologi LIPI), Dr. Suroso Mukti Leksono, M.Si (Peneliti Tarsius dari UNTIRTA).

KSP Macaca juga aktif menghadiri seminar-seminar yang diadakan oleh organisasi lainnya. Dengan demikian, pemahaman dan wawasan anggota akan semakin berkembang. Selain itu, KSP Macaca juga turut aktif berperan serta dalam mensosialisasikan upaya-upaya konservasi lingkungan yang diadakan organisasi lain atau pemerintah melalui  media sosial ataupun dengan kegiatan-kegiatan kreatif.

Sudah menjadi kewajiban bagi kita terutama kalangan mahasiswa untuk turut serta dalam upaya pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Kerusakan alam yang semakin masif harus segera diatasi sebelum berdampak lebih buruk.

“Semakin hari semakin banyak hutan yang berganti menjadi gedung tinggi,hunian, dan kebun kelapa sawit. Habitat primata terancam, semakin banyak terlihat di media yang memberitakan orang utan mati di tangan penduduk karena masuk ke daerah perkebunan penduduk. Bukan orang utan yang salah, hewan tersebut memang dituntut oleh keadaan untuk bertahan hidup”, ungkap Ketua KSP Macaca yang sering disapa dengan sebutan Zidni. Mahasiswa dengan pecel lele sebagai makanan favoritnya ini juga mengajak agar segenap masyarakat terutama mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pelestarian primata.

“Sebagai kalangan terdidik seharusnya kita paham bahwa Tuhan tidak mengkhususkan penciptaan alam untuk keberlangsungan hidup manusia saja, Tuhan menciptakan seluruh komponen alam untuk dapat berhamonisasi satu sama lain. Kehilangan satu komponen alam, akan berdampak pada ketidakteraturan. Maka dari itu tugas kita sebagai makhluk paling sempurna adalah menjaga keharmonisan tersebut. Jangan menunggu mereka punah baru berusaha melestarikan, namun lestarikan dari sekarang agar alam ini berjalan secara harmonis”, imbuh Zidni.

Categorized in: