Agustus 2014, dua tahun berlalu sejak saya menginjakkan kaki di sebuah tempat yang saya nggak pernah bayangin bisa ada di sini. Saya masih ingat, seorang diri kebingungan kesana kemari nyari loket FMIPA. Akhirnya ketemu dan dikejutkan dengan antrean panjang verifikasi berkas SNMPTN. Lolos verifikasi saya kira udah bisa jadi mahasiswa.

Ternyata untuk menjadi mahasiswa sungguhan nggak sampai disitu saja. Saat itu, saya baru dengar istilah MPA (Masa Pengenalan Akademik). Wajib diikuti untuk setiap mahasiswa baru. Mungkin sejenis MOS yang dimarah-marahin dan pakai atribut nggak jelas, pikir saya. Ternyata nggak separah waktu MOS dulu masa awal masuk SMA.

Saat MPA, saya dan teman-teman diminta untuk datang jam 5 pagi! Kuliah saja nggak ada yang jam 5 pagi! Lagi pula belum ada angkot sepagi itu. Saya pernah sekali terlambat 2 menit datang MPA. Saya kira paling dihukum push up atau lari di lapangan seperti jaman SMA dulu. Ternyata ini hanya pikiran ala anak SMA. Bukannya disuruh push up saya malah disuruh bikin esai refleksi diri. Padahal telatnya cuma 2 menit, loh. Akhirnya saya sadar, ada dosen yang nggak menolerir keterlambatan.

Di MPA juga ada penugasan, disuruh bikin esai tentang mahasiswa ideal. Saat SMA dulu biar tugas cepat kelar saya hanya copy paste artikel dari mbah gugel. Cara yang sama saya lakukan untuk bikin penugasan esai, toh hanya dikumpulkan. Lagi-lagi ini pikiran ala siswa, ternyata esainya di cek dan…ketauan deh. Esai saya dan beberapa orang dicap plagiasi. Wah, nggak nyangka. Saya juga sadar, skripsi nanti kalau ketauan plagiasi bisa dituntut hukum, tuh.

Dari MPA akhirnya saya belajar banyak kalau dunia kampus dan masa SMA itu beda. Kita disiapkan untuk menjadi mahasiswa sejati bukan siswa yang manja!

Mahasiswa baru biasanya mengalami shocking culture. Karena berbeda budaya saat SMA dan budaya kampus. Saya dari Fakultas MIPA, yang terkenal religiusnya. Saat menjadi maba dulu saya merasa asing dengan budaya MIPA yang religius dan budaya kampus yang begitu intelek. Lalu, saya disadarkan lagi kalau saya bukan lagi siswa yang berpikiran sempit dan menghabiskan waktu mencari hiburan. Sekarang saya amat bersyukur ada di tempat ini. Tittle ‘Maha’ kini tersemat dalam status kita saat ini. Sudah seharusnya cara berpikir dan tingkah laku mahasiswa lebih baik dari siswa.

Dan teruntuk adik-adik saya, Penakluk Peradaban (FMIPA 2016), saya hanya berharap kalian mampu menaklukkan jalan juang kalian untuk empat tahun ke depan. Sudah bukan saatnya duduk diam lalu mengoceh sendiri, bangun dan lantangkan kebaikan. Karna kita, kalian bukan lagi siswa tapi mahasiswa. Hidup Mahasiswa!

Oleh: Aprillia Apuadji (Fakultas MIPA)

Tulisan ini merupakan salah satu tulisan bulanan dengan tema “First Step Mahasiswa Baru UNJ” yang dipersembahkan oleh KOMBUN (Komunitas Blogger UNJ). Ingin bergabung dengan kami? Silakan daftarkan dirimu di:http://goo.gl/forms/hXtu6HKl4N

Categorized in: