Tiga serangkai dari Fakultas Teknik UNJ yaitu Muhamad Afrian Pratama, Faris Taqwa Hadiyono, & Krismes mengembangkan produk yang diberi nama Influmon (Intravenous Fluid Monitoring)

Influmon dikembangkan untuk memberikan kemudahan perawat dalam memantau cairan infus tersebut demi kebaikan pasien dan penghematan waktu. Prototipe ini juga membangun system instrumentasi yang selain dapat memantau keberadaan cairan infus juga untuk memantau jumlah tetesan per menit serta memantau adanya rembesan darah pada selang infus akibat adanya pendarahan yang terjadi pada daerah persekitaran jarum infus yang menancap pada pasien tersebut.

Alat ini dikembangkan untuk mengatasi masalah yang sering terjadi yaitu perawat telat mengganti infus pasien yang sudah habis. Apabila cairan infus yang berada di dalam kantung plastik atau botol kaca yang khusus telah habis, maka perawat harus menggantinya dengan yang baru. Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh kehabisan cairan infus adalah darah akan naik ke atas karena tekanan yang lebih besar dari pembuluh darah ketimbang di dalam kantung infus yang sudah mengempis karena sudah habis sama sekali.

INFLUMON dalam pembuatannya masih memiliki kekurangan, yaitu sensor optocoupler tidak mendeteksi cairan pengganti darah yang kami gunakan, seperti Fanta dan Betadine. Saat menggunakan darah asli, sensor optocoupler hanya mendeteksi sedikit saja karena darahnya hanya naik sedikit ke selang infusan.

Influmon adalah salah satu karya Mahasiswa UNJ yang lolos mendapatkan pendanaan dari PKM Dikti 2018.

Categorized in: