Saat mendengar kata manfaat, apa yang ada dalam benak pikiran kalian?
Manfaat menurut bahasa ialah guna atau faedah, sedangkan menurut Dennis Mc Quail dan Sven Windahl, manfaat merupakan harapan sama artinya dengan explore (penghadapan semata-mata menunjukan suatu kegiatan menerima). Dalam dunia kampus, tentunya kita tidak akan asing dengan istilah ‘advokasi’, apa itu advokasi? Pengertian advokat secara bahasa, berasal dari bahasa latin yaitu advocare, yang memiliki arti defend (mempertahankan), to call to ones said (memanggil seseorang untuk mengatakan sesuatu), to vouch or to warrant (menjamin). Sedangkan pengertian advokat secara istilah, adalah seorang yang melaksanakan kegiatan advokasi yaitu suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan seseorang atau kelompok orang untuk memfasilitasi dan memperjuangkan hak-hak, maupun kewajiban klien seseorang atau kelompok berdasarkan aturan yang berlaku.
Dengan adanya advokasi di dunia kampus, tanpa kita sadari bahwa berdirinya advokasi itu sangat membantu beban para mahasiswa, keberadaan advokasi menjadi mediator bagi para mahasiswa. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat”.
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Kita cermati hadis tersebut, bahwa memang betul keberadaan advokasi dikampus sangat membantu keluh kesah para mahasiswa, para pejuang advokasi mereka ialah para punggawa yang memang telah Allah pilih diantara ribuan mahasiswa yang titipkan dipundaknya suatu amanah besar, yakni menjadi tempat para mahasiswa untuk mengadukan berbagai jenis problem yang dihadapinya.
Manfaat advokasi sangat terasa jelas didunia kampus, karena tangan-tangan para punggawa advokasi selalu tersebar disegala penjuru kampus, kehadiran mereka seperti halnya cahaya yang menerangi kegelapan, uluran tangan mereka sangat berpengaruh besar dalam dunia kampus ini. Jiwa dan raga mereka kerahkan untuk turut serta dalam mengadvokasi mahasiswa. Lelah dan letih terlalu sering mereka rasakan, karena bagi mereka keringat akan suatu amalan yang bernilai baik disisi Allah ialah amalan yang dilakukan dengan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun. Bagi mereka mahasiswa yang sejati itu ialah mereka yang bisa menebar manfaat disekitarnya, bukan mereka yang duduk manis tanpa memikirkan keadaan disekelilingnya. Karna kalau bukan kita yang turun serta membantu mereka, lantas siapa lagi?
Diri ini terlalu zalim, jika membiarkan begitu saja melihat mahasiswa yang memang perlu bantuan kita, kita memang bukan siapa-siapa didunia kampus ini, namun kita berharap dengan keberadaan advokasi didunia kampus ini, masa depan generasi bangsa ini akan semakin maju, pendidikan di Indonesia ini akan semakin berkembang. Perlu kita ketahui, bahwa dengan keberadaan advokasi ini, mencerminkan bahwa kita hidup ini tidak sendiri, melainkan selalu membutuhkan orang lain, bahkan saat menuju liang lahat pun kita masih membutuhkan bantuan orang lain. Tujuan mulia para pengemban amanah ini memang tidaklah mudah, ketika aspirasi kita tak didengar oleh petinggi-petinggi kampus, saat mahasiswa berkeluh-kesah perihal pembayaran UKT yang belum ia tunaikan, siapa yang bisa menjadi penengah mereka selain para punggawa advokasi kampus, kinerja mereka memang tak terlihat nyata, namun hasil dari kinerja mereka lah yang menghasilkan buah manfaat bagi para mahasiswa. Bahkan ketika ada mahasiswa yang mungkin telah putus asa dengan besarnya UKT didunia kampus ini, lagi-lagi keberadaan advokasi memberi penengah, mereka selalu memotivasi mereka agar tetap terus menimba ilmu,besarnya nominal UKT itu tidak masalah bagi para pelajar, karena selalu ada beasiswa bagi mereka yang memang memiliki tekad kuat untuk menimba ilmu di dunia kampus ini.
Tanpa kita sadari, bahwasannya para punggawa advokasi itu selalu mementingkan kepentingan orang lain diatas kepentingan mereka pribadi. Seperti halnya Khalifah Umar bin Khattab, ia tidak akan tidur,sebelum memastikan bahwa semua umatnya telah tidur dengan keadaan yang aman. Dengan demikian, maka adanya advokasi di dunia kampus,telah membuktikan dengan nyata bahwa peran mahasiswa memang sangat besar dalam mensukseskan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa sudah selayaknya kita bergerak bersama demi jayanya Indonesia tercinta ini.
Oleh: R. Siti Nurlela (Mahasiswi Ilmu Agama Islam FIS UNJ 2016)