“Bagiku, esai bukan hanya sekadar kumpulan kata buah pemikiran kita dari hasil membaca banyak referensi. Tapi, lebih dari itu! Esai adalah salah satu wadah untuk merekam jejak buah pemikiran solusi-solusi kita untuk bangsa dan negeri ini.” –Sitti Ghaliyah

Saya mengenal esai sejak semester tiga saat kuliah S1. Hobi saya memang menulis. Menulis esai & blog lebih tepatnya. Sayang, hobi menulis saya tidak diimbangi dengan hobi membaca. Saya hanya suka menulis. Aneh kan? Biasanya, orang yang suka menulis, pasti suka membaca. Karena sebelum menulis, tentu ia akan membaca banyak referensi terlebih dahulu.

Sejak mengenal esai, ternyata ada juga keuntungannya. Saya jadi ‘terpaksa’ harus membaca dulu sebelum menulis. Lumayan, saya jadi membiasakan hal yang baik dan tentunya bermanfaat, yaitu membaca! Karena sebenarnya membaca terlebih dahulu sebelum menulis dapat meningkatkan kualitas tulisan kita lho!

Serunya, lomba esai yang cukup sering diadakan kampus-kampus mengusung tema-tema yang bermanfaat. Tidak hanya lomba-lomba esai saja, tapi salah satu persyaratan mendaftar beasiswa juga memerlukan lampiran tulisan esai kita. Sudah hal lumrah, mahasiswa pasti sering sekali membuat esai, entah untuk tugas, diikutkan lomba, dimasukkan koran, bahkan sampai mengajukan besasiswa.

 Yuk, kita sama-sama merekam jejak kita melalui esai!

Pengertian dan ciri khas esai itu apa ya?

Esai masuk ke dalam katagori karya tulis ilmiah. Esai tentu berbeda dengan tulisan biasa lainnya. Esai beda lho dengan artikel, tajuk rencana, makalah, paper, dan masih banyak lainnya. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), esai merupakan suatu karya tulis yang termasuk dalam prosa yang membahas suatu kajian (masalah) secara sepintas berdasarkan sudut pandang penulis. Intinya, esai itu suatu karangan/ opini/ pendapat seseorang berdasarkan cara pandang seseorang dalam menyikapi suatu masalah dan jangan lupa harus ada solusinya juga lho!

 Nah esai itu punya beberapa karakteristik, diantaranya:

1. Berbentuk prosa

Esai ditulis dengan cara menggambarkan secara naratif, jelas, dapat dipertanggungjawabkan. Esai yang baik adalah esai yang memiliki referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Ya, esai memang menuliskan opini atau pendapat kita dalam menyikapi suatu masalah, namun sebelum menjabarkan pendapat dan solusi-solusi kita, akan lebih baik ada referensinya ya!

2. Singkat 

Esai memang tidak perlu terlalu panjang, intinya sih harus padat dan jelas. Biasanya maksimal 7 halaman A4 dan minimal adalah 500 kata.

3. Tidak Melebar

Biasanya penulis esai yang baik hanyalah membahas hal yang penting-penting saja di dalam esai yang ditulisnya. Ia cukup menjabarkan referensi dan opini terkait tema, dan memberikan solusi dari opini yang diberikan. Harus fokus sama tema, gak boleh melebar! Esai tidak membicarakan masalah secara luas dan panjang lebar ya, tapi cukup menyampaikan bagian atau aspek tertentu saja sesuai tema esai.

4. Pakai Gaya Bahasa Sendiri

Penulis esai yang baik akan mengunakan gaya bahasanya sendiri dalam menulis esai. Namun, banyak penulis esai yang melakukan plagiat dari tulisan esai orang lain. Sebaiknya jangan melakukan itu ya! Cukup mengutip referensi yang akurat, membaca pendapat orang lain, lalu mensintesakannya menggunakan bahasa kita sendiri. 

5. Terstruktur

Nah, inilah istimewanya esai! Ia harus memenuhi struktur penulisan. Struktur esai terdiri dari cover (pilihan), pendahuluan, isi, penutup (kesimpulan), dan daftar pustaka. Yang perlu jadi point penting adalah harus ada keselaran antara bentuk dan isi serta memiliki kesimpulan yang logis di dalamnya. 

 Esai yang baik haruslah berstruktur lho! Bagian-bagian esai, terdiri dari:
  • Cover yang berisi tema, judul, lambang univeristas/ instansi, dan idensitas singkat penulis, seperti nama, asal instansi, dan alamat email. Namun, adanya cover ini merupakan pilihan saja. Boleh ada, boleh tidak.
  • Pendahuluan adalah bagian awal yang berisi latar belakang opini yang mengidentifikasi tema dan pengantar tentang tema yang akan dinilai oleh penulis esai.
  • Isi adalah bagian tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang tema esai. Ingat, ada referensi, opini penulis, dan solusi dari permasalahan tema yang diberikan. Dan akan lebih baik menulis bagian isi esai juga mempunyai sub judul isi.
  • Penutup adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang tema yang dinilai oleh penulis. Kesimpulan pada esai tidak berbentuk point per point lho ya!
  • Daftar Pustaka juga harus ada nih! Referensi yang kita tulis di bagian isi harus kita cantumkan di daftar pustaka.

Ok, agar dapat lebih mudah dalam menulis esai, tentulah seorang penulis esai harus mengetahui terlebih dahulu masalah yang hendak diperbincangkan alias temanya tuh apa, lalu ditambah dengan membaca referensi atau teori terlebih dahulu. Hal ini untuk membuktikan bahwa tulisan kita nanti juga dapat digunakan acuan dan bahan pemikiran bagi orang lain. Oleh karenanya keterampilan analisis juga dibutuhkan dalam menulis esai lho!

“Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini.”

Jadi, esai ya bukan sekadar tulisan biasa! Ia akan merekam jejak-jejak buah pemikiran plus solusi yang kita tawarkan untuk permasalahan bangsa dan negeri kita ini. Gimana? Sudah tertarikkah kamu menulis esai?

Saya seneng banget, dengan menulis esai uang jajan buat ngampus gak pernah habis hehehe. Walaupun tanggal tua, dompet saya gak pernah kering loh, hanya kerena menulis esai. Karena banyak sekali lomba-lomba esai untuk mahasiswa S1/ D3 dan hadiahnya gile-gile deh pokoknya! 

Categorized in: