Hai, Selamat datang keluarga baru Universitas Negeri Jakarta! Selamat memulai perjuangan di kampus tercinta ya!
Barangkali ada di antara sobat UNJKita yang merasa “kecemplung” atau salah jurusan di UNJ. Karena awalnya mau masuk Kedokteran UI, eh malah keterima di Sastra Inggris UNJ. Perasaan sedih, galau, kecewa campur aduk jadi satu membuat hati kian resah dan gelisah.
Tenang aja sob, gak hanya kamu yang merasa seperti itu. Dua narasumber hebat di Rubrik Edisi Mahasiswa Baru kali ini juga pernah ada di posisi yang sama. Meskipun sudah terlanjur “kecemplung” mereka memilih untuk berenang dengan tenang. Hasilnya, mereka malah menjadi perenang yang handal. Artinya, mereka gak melulu larut dalam kesedihan tetapi berjuang untuk kesuksesan.
Pada 27 Agustus 2017 kemarin, UNJKita masih menjalankan rangkaian Rubrik Edisi Mahasiswa Baru sebagai lanjutan dari part sebelumnya. Nah, untuk kalian yang belum sempat mengikuti Rubrik atau sempat merasa melewatkan momennya, tidak perlu khawatir. Karena kita tim UNJKita kembali menyediakan Notula Diskusinya loh!
Narasumber kita di Part 2 adalah salah seorang Aktivis terbaik UNJ. Pernah menjabat sebagai Ketua BEM UNJ, saat ini beliau adalah Founder dari Proyatim. Selain itu, beliau juga PIC Menyapa Indonesia PK-63 LPDP Kementerian Keuangan nih. Diskusi kedua ini dimoderatori oleh Nadya Rizma Septiarini dan Akbar Evandio mulai pukul 20.00-22.00 WIB. Langsung saja yuk kita simak lagi keseruannya!
SESI MATERI
Ka reza, dulu pas sma nya di SMAN 1 Bekasi ya kak. Terus ko bisa sih ka masuk ke UNJ. sebelumnya emang pengen atau sudah benar-benar memprospek UNJ sebagai kampus idaman kah ka ?
Iya betul saya anak smansasi alias SMAN. 1 Kota Bekasi. UNJ kampus idaman? Sebenarnya gak idaman banget sih. Cuma saya dulu milih kampus yang bayarannya murah. Awalnya UI kaerna setau saya ada BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) Berkeadilah (dulu) dan UNJ katanya murah.
Melanjutkan kuliah murni keinginan saya. Sebenernya orang tua “melarang” dan meminta saya untuk langsung bekerja saja setelah SMA. Akhirnya “diam-diam” saya ikut ujian sana sini termasuk SNMPTN.
Saya juga dapat uang pendaftaran dari hasil jualan waktu itu dan ada juga pemberian dari guru. Ohiya, disini insyaAllah saya bakal blak-blakan mungkin gak pernah dibuka di forum sebelum-sebelumnya.
Wah … mantap banget. Terus gimana kakak mengawali kehidupan kampus pas sudah masuk di UNJ gitu ka. Katanya ada filosofi kuda-kuda, kura-kura, sama kupu-kupu ya. Nah, kakak milih jadi apa?
Sebenarnya sudah bisa lanjut kuliah saja saya sudah seneng banget. Awal kuliah saya harus berpikir untuk bisa dapet beasiswa. Akhirnya setelah beberapa bulan kuliah saya mendapat bidikmisi. Ini yang mesti saya amankan diawal, memastikan bisa terus kuliah. Karena kalau gak ada beasiswa bisa jadi kuliah gak bakal dilanjut.
Oh ya betul ada itu kuda-kuda, kuliah dagang-dagang, saya termasuk yang ini juga di awal-awal kuliah. Lumaya untuk ongkos dan sebagainya. Kura-kura, kuliah rapat kuliah rapat. Awalnya saya mau gak mau begini lagi. Saat di SMA saya sudah jadi ketua OSIS. Tau sibuknya dan sebagainya, terlebih lagi saya harus fokus kuliah dan biayanya.
Awalnya saya gak mau tuh ikutan organisasi. Tapi kayak-kayaknya gak asik banget kalau jadi kupu-kupu. Alias kuliah pulang-kuliah pulang, akhirnya saya malah ikutan lagi tuh organisasi. Tapi dari organisasi kampus pada saat itu saya banyak belajar dan merasa ilmu cetek banget walau udah pernah jadi ketua OSIS. Jadi, saya gak pilih kupu-kupu, begitu.
Beasiswa itu berarti punya andil besar ya kak. Soalnya biaya pendidikan (biasa) mahal. Nah kak kayanya kakak itu aktif banget deh di organisasi. Pas di kampus pernah jadi Ketua BEM Prodi Arab, terus naik jadi Ketua BEM FBS, sampe ke ketua BEM UNJ, bahkan ketua aliansi BEM Jakarta Raya. Emang kenapa sih kak harus organisasi. Bukannya organisasi itu bikin capek ya kak?
iya, penting banget. Makanya bersyukurlah teman-teman yang orang tuanya bisa membiayai kuliahnya. Harus lebih maksimal. Beri mereka yang terbaik. Duh saya gak jadi ketua BEM Prodi Arab alias gagal alias kalah.
Saya cuma mikir kalau sekolah atau kuliah itu sebenernya lebih mengarahkan kita untuk mendapatkan pendidikan formal mendapatkan nilai, ijazah, ilmu serta pengetahuan juga. Tapi gak semua pengetahuan ada di dalam pendidikan formal seperti kuliah. Contoh terkait bagaimana menjali kerja sama yang baik dengan orang lain, teknik berbicara didepan umum, sampai memahami karakteristik orang-orang yang beragam, itu bisa kita dapet di luar kelas, lebih banyak. Jadi, sebenernya banyak pengetahuan yang bisa di ambil saat kita berada di organisasi dan kita terapkan dalam kehidupan termasuk saat kuliah.
Iya bener, capek. Tapi saya mikir malah kalau waktunya kosong atau luang banget malah seringnya melakukan hal yang gak manfaat sebenernya lebih sia-sia waktunya dan kuliah itu malah lebih longgar dibanding saat sekolah. Teman-teman juga bakal ngalamin nanti. Pasti ada aja waktu kosong di sela-sela perkuliahan. Nah itu mau ngapain? Masa nongkrong-nongkrong terus?
Saya lanjutin dulu. Dengan ikut kegiatan selain kuliah misal ikutan organisasi sebenernya memberikan tantangn pada diri kita. Nah, tantangan-tantangan yang ada itu sesungguhnya bisa memunculkan potensi kita yang mungkin belum muncul sebelumnya. Sayang aja kalau dipendam. Barangkali potensi kita itu bisa memberikan manfaat yang luas.
Kak Reza, Ada yang bilang kalau ikut organisasi artinya kita gak akan bisa fokus akademik jadi bisa jadi gak bisa berprestasi dong? Itu bener kak?
Siapa yang bilang? Malahan kalau aktif di organisasi maka konsekuensinya harus aktif juga di kelas. Mungkin konsep ini gak dipahami.
Waah bisa dijelasin gak tuh kak? Gimana caranya tetap aktif di organisasi tapi tetap bisa berprestasi baik di kelas atau diluar kelas? :
Jadi, orang yang ikut organisasi bukan hanya terdepan di kegiatan tapi juga harus terdepan di dalam kelasnya. Misal duduk di depan. Orang yang ikut organisasi kan sering rapat, terus sering ngomong kan. Nah dikelas juga harus gitu. Kalau dosennya bertanya jawab, bicara, utarakan….gak tau, makanya belajar.
Saya pernah berada di sembilan organisasi…nilai jelek? gak jelek-jelek amat sih…ya walaupun cuma 3,7an cukup memuaskan lah ya. Tapi saya juga pernah IP-nya 2 koma…. nyantai aja….karena emang gak lulus ujian… ya tinggal diulang 😀
SESI DISKUSI
Pertanyaan Pertama:
Kalo boleh tau kaka ikut organisasi apa aja ka? Oleh: Kurniawan F
Jawaban:
SMP: Pramuka
SMA: ekskul filateli, basket, futsal, sepak bola, volly, dan OSIS
Kampus: Bem prodi, fsiku, bem fbs, ILMIBSI, BEM UNJ, BEM SI.
Pasca Sekolah: Ikatan Alumni SMA
Lingkungn rumah: Karang Taruna, Remaja Masjid. apa lagi ya.. sekarang… di Proyatim, IKA UNJ, IKA LPDP dan sebagainya.
Pertanyaan Kedua:
Ka mau nanya BEM sama BPM lebih sibukan mana ? Oleh: Kurniawan F
Jawaban:
Tergantung keseriusan, kalau serius bisa sama-sama sibuknya. Sebenrnya ikut organisasi pasti sibuk. kalau gak sibuk, malah patut dicurigai bahkan cepat tinggalkan karena pasti ada yang gak beres itu. Sibuknya disini yang manfaat ya maksdnya.
Pertanyaan Ketiga:
Kalo aku boleh tanya kak, kan ikut organisasi itu harus pintar mengutarakan pendapat sama public speaking ya ka? Nah gimana tips biar kita berani kaya gitu kak? Apa dari awal harus bisa public speaking, gimana cara kembangkan kemampuan itu kak? Oleh: Juki
Jawaban:
Bisa karena terbiasa. Berani terima tawaran, biasakan. Masalah bisa atau gak urusan belakangan. yang penting harus dicoba, dibiasakan, dan terus dilatih.
Pertanyaan Keempat:
Untuk pembagian waktunya gimana tuh kak. Kalau ikut banyak organisasi gitu? Oleh: Arie Yusuf
Jawaban:
Bukan pembagian waktu tepatnya. Tapi manajemen kegiatan. Disaat belajar ya belajar, disaat organisasi ya organisasi, disaat makan ya makan…. Jangan diberantakin.
Pertanyaan Kelima:
Kak kalau orangnya pendiam tapi senang aja aktif organisasi selama di SMA, bagaimana caranya saat di organisasi perkuliahan untuk survivenya kak? Oleh: Yunita Anggraini
Jawaban:
Bagus kalau sudah senang. Tapi jangan sampai cuma ikut organisasi untuk memenuhi kesenangan saja. Tapi sekarang sudah harus mulai lebih teliti, untuk apa ikut organisasi? Apa yang mau saya capai? Apa yg mau saya berikan di organisasi tersebut ?
Di organisasi gak harus vokal semua kok. Nge-band kalau vokalis semua juga gak asik kan? Harus ada yang main drum, gitar, dan sebagainya. Nah di organisasi juga gitu. Tergantung kamu, apa yang kamu miliki dan ingin kamu asah di organisasi tersebut. Intinya, jangan putus asa terhadap hal yang tidak bisa kamu lakukan dan fokus pada apa yang kamu miliki. Tiap orang punya kelebihan dan kekurangn masing-masing, sekian.
Pertanyaan Keenam:
Kak saya ingin bertanya kepada ka Reza. Diliat dari backgroundnya kaka termasuk orang yang aktif organisasi. Nah, di organisasi itu kan banyak banget orang dengan kepribadian dan karakter yang berbeda. Cara Kita untuk bisa berusaha adaptasi dan Cara Kita bisa menghadapi mereka gimana ya ka? Makasih. Oleh: Pratiwi Digda, Pendidikan Geografi 2017
Jawaban:
Susah juga pertanyaannya. Selama ini saya cuma berusaha ramah saja dengn semua orang dan tidak cepat-cepat membantah pendapat/pemikiran orang lain. Jaga hubungan baik dan paling penting berusha berkomunikasi secara baik. Ada yg perlu basa basi ada yg tidak. Mungkin ini yang perlu dipahami. itu saja.
PENUTUP
Kalau disini ada yang merasa seperti saya “tidak sebegitu beruntung” saat menjadi mahasiswa, maka janganlah pernah menyerah. Jangan pernah mengeluh, jalani saja. Pasti ada jalan dan itu perlu perjuangan.
Bagi teman-teman mahasiswa yang “beruntung” maka jangan sia-siakan. Gunakan “keberuntungan” itu untuk mengasah diri kita untuk semakin rajin memberi, bermanfaat, dan berkontribusi untuk orang banyak.
Pilihan-pilihan ada didiri anda masing-masing. untuk menjadi mahasiswa yang sperti apa. Tapi saya cuma sampaikan, bahwa bangsa ini butuh para mahasiswa yang memiliki jiwa kepedulian yang besar, bukan hanya omong besar. Butuh mahasiswa yang mau turun menyelesaikan masalah bukan malah bagian dari masalah tersebut. Hal ini bisa terpatri jika dari awal kita mengawali kehidupan mahasiswa dengan niat yang lurus. Selamat datang mahasiswa baru di kampus ini. Jadikan tempat ini utk belajar banyak hal.