UNJKita.com, (13/09/2017) – Selasa, 12 September 2017, BEM Prodi Ilmu Agama Islam FIS UNJ 2017/2018 mengadakan diskusi publik di RSG FIS UNJ yang bertemakan “Ada Apa dengan Rohingya?” yang dimana empat hari sebelumnya, pada Jum’at 8 September 2017, BEMP IAI bekerjasama dengan Red Soldier FIS mengadakan aksi solidaritas dengan menggalang dana keliling UNJ dan juga menaruh kotak-kotak donasi di tiga titik masjid sekitar UNJ; MNI, Masjid Baitul Ilmi Lab School dan Masjid At-Taqwa.
(Dua hari lalu, pen) Selasa, 12 September 2017, tepat pukul 10.25 WIB acara dibuka oleh MC, Ilham Angga Pangestu dan Rizki Amaliyah, dilanjut tilawah, sambutan Dr. Umasih, M.Hum, sebagai Wakil Dekan 1 yang dalam sambutannya sangat mengapresiasi prodi Ilmu Agama Islam yang telah menggerakkan aksi solidaritas semacam ini di FIS bahkan UNJ dan kemudian ada sebuah persembahan lagu untuk Rohingya dari Vania Melati yang membawakan lagu “We Will Not Go Down” yang disesusaikan liriknya atas kondisi penindasan etnis Rohingya di Rakhine.
Setelah itu, acara berlanjut ke acara inti, yaitu diskusi panel dari ke tiga pemateri: Rihlah Nur Aulia, M.A, Dr. Muzani, M.Si, dan Eka Citra Saputra, S.E.I. Diskusi diawali oleh Rihlah Nur Aulia, M.A dan diakhiri oleh Eka Citra Saputra, S.E.I. Pada kesempatan itu pamateri pertama, Rihlah Nur Aulia, M.A yang juga menjabat sebagai koordinator prodi Ilmu Agama Islam FIS UNJ mengisahkan bahwa, “Islam tiba di Burma (Myanmar) pada tahun 1055 M, saat Islam sedang berjaya di masa pemerintahan daulah Abbasiyah yang dipimpin langsung oleh khalifah Harun Al-Rasyid,” tutur beliau mengisahkan sejarah awal mula umat Islam masuk ke Myanmar. Lalu beliau menuturkan bahwa di Myanmar umat Islam dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya; Muslim Burma, Muslim Rohingya, dan Muslim India.
Kemudian pemateri kedua, Dr. Muzani, M.Si, memaparkan keadaan mengenai kondisi di sana dengan mengutip berita yang dilansir laman detik.com bahwa ketegangan di sana diakibatkan oleh Sumber Daya Alam yang melimpah di Rakhine. Lalu beliau menyebut lain lagi dengan PBB yang menyebut bahwa ini terindikasi terdapat “misi” pemusnahan etnis. Serta menurut pemerintahan Myanmar, mereka sedang menumpas teroris.
Berbeda dengan yang lain, Eka Citra Saputra, S.E.I, selaku perwakilan ACT memutar video tentang kontribusi nyata ACT untuk membantu persoalan-persoalan kemanusiaan di dunia dan dalam pemutaran video, beliau memberi penjelasan bahwa tidak jarang, ada sebagian pengungsi yang ditolak masuk ke Bangladesh. Pada intinya, saat ini mereka masih membutuhkan berbagai macam bantuan kemanusiaan.
Saat perwakilan ACT ini menutup pemaparannya berakhirlah pemaparan dari ketiga pamateri dan dilanjut dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh dua orang penanya. Dalam sesi tanya jawab tersebut, Dr. Muzani, M.Si menyebut bahwa nobel perdamaian yang diberikan pada Aung San Suu Kyi baiknya dicabut, mengingat Aung tidak terlihat empati pada kasus kemanusiaan ini dan tidak menentangnya, ungkap Dr. Muzani, M.Si menjawab pertanyaan.
Setelah sesi tanya jawab berakhir, acara dilanjutkan dengan penyerahan donasi yang terkumpul Rp 10.831.800,- yang diserahkan koordinator prodi Ilmu Agama Islam, Rihlah Nur Aulia, M.A, kepada pihak ACT ditemani oleh ketua pelaksana, Ahmad Goniawan sekaligus perwakilan BEMP IAI dan juga Fajar Subhi perwakilan Red Soldier FIS UNJ. Kemudian acara berlanjut pada pembagian sertifikat pada para pamateri dan do’a penutup dipimpin oleh Muhammad Fatich Arif dan dikembalikan pada MC untuk kemudian acara ditutup pada pukul 12.05 WIB. Informasi tambahan sampai Press Release ini dibuat, ada tambahan Rp 1.000.000,- dari rekan-rekan prodi Pendidikan Sosiologi angkatan 2014 yang akan segera kami salurkan kepada ACT. Terimakasih untuk semua atas donasinya.