Rahmah el Yunusiyyah mungkin namanya asing di telingan masyarakat Indonesia. Perlu kamu ketahui wanita dari tanah minang ini adalah pelopor pendidikan modern bagi muslimah di Indonesia maupun Dunia.

Rahmah el Yunusiyyah lahir di Padang Panjang 29 Desember 1900 M, bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1318 H, dari keluarga Syekh Muhammad Yunus dan Rafi’ah. Terlahir sebagai anak terakhir dari lima bersaudara.

Syekh Muhammad Yunus (1846-1906 M) adalah seorang Ulama, Qadli di negeri Pandai Sikat dan pimpinan Tarekat Naqsabandiyah al-Khalidiyah. Selain itu Syekh Muhammad Yunus juga ahli ilmu falak dan hisab. Ia pernah menuntut ilmu di tanah suci Mekkah selama 4 tahun.

Mendirikan Sekolah Perempuan

Perjuangan Rahmah el Yunusiyyah dalam membangun perempuan berawal dari mendirikan al-Madrasah Lil-Banat pada tanggal 1 November 1923. Awalnya hanya terdapat 71 orang murid yang kebanyakan berasal dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang masih berusia muda. Pelajaran diberikan tiap hari selasa selama 3 jam di sebuah masjid di Pasar Usang, Padang Panjang, dan terdiri dari pelajaran agama serta ilmu alat. Pada Akhirnya sekolah ini berganti nama menjadi Diniyyah School Putri.

Sekolah ini merupakan sebuah langkah maju dalam pendidikan muslimah di Indonesia bahkan di dunia. Karena sekolah yang digagas oleh Rahmah el-Yunusiyah ini tidak hanya memberikan pelajaran agama maupun umum, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan yang diperlukan oleh seorang muslimah sebagai ibu yang mandiri.

Hebatnya hingga kini Diniyyah School Putri karya Rahmah el Yunussiyah, masih tetap eksis dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, profil selengkapnya bisa kamu temukan di www.diniyyahputeri.org

Menginspirasi Syaikh Al Azhar dan Berkontribusi untuk Muslimah Dunia

Al Azhar

Peran Rahmah el Yunusiyyah dalam dunia pendidikan tidak hanya di dalam negeri saja, namun ia juga berperan dalam lahirnya laboratorium Ulama Wanita untuk Dunia.

Pada Tahun 1955 Rektor Universitas Al-Azhar Syaikh Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyyah Putri, beliau sangat tertarik dengan sistem pembelajaran khusus yang diterapkan di Diniyyah Putri. Hasil kunjungan itu menginspirasi beliau untuk mendirikan Kuliyyatul-Lil-Banat (kampus Al-Azhar khusus putri) di Universitas Al-Azhar. Dan Rahmah pun dinobatkan sebagai Syaikhah (Guru Besar Wanita) pertama dari Universitas Al-Azhar.

Umat Islam Indonesia patut berbangga salah satu putri terbaik bangsa ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Universitas Al Azhar yang merupakan salah satu Universitas tertua di dunia. Berkat inspirasi yang Rahmah berikan, muslimah seluruh dunia mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Al Azhar.

Berjuang Untuk Kemerdekaan

Selain mendidik, Rahmah el Yunusiyyah turut berperan dalam bidang politik. Ia adalah orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih di sekolahnya setelah mendengar berita proklamasi kemerdekaan indonesia. Jiwa nasionalisme dan patriotismenya memang tertanam kuat dalam dirinya. Karenanya ia sangat mendambakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Masa revolusi kemerdekaan, dihabiskanya dalam sel penjara Belanda dan baru dibebaskan tahun 1949 setelah pengakuan kedaulatan. Hingga tahun 1958 ia aktif  menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Sumatra Tengah. Rahmah pun membidani  terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat pada tanggal 2 Oktober 1945

Categorized in: