UNJKita.com – Dalam rangka menyambut dan menyemarakkan pesta demokrasi kampus Universitas Negeri Jakarta di penghujung tahun. Tim redaksi UNJKita mengadakan survei yang bertemakan KITA UNJ. Dimana dalam survei ini ada tiga pokok bahasan utama yakni Evaluasi Kinerja BEM UNJ 2016-2017 kabinet Bagus-Dicky, Elektabilitas calon ketua dan wakil ketua BEM UNJ 2017-2018, dan terakhir ialah Evaluasi Komisi Pemilihan Umum UNJ sebagai penyelenggara Pemilihan Umum di kampus hijau ini.
Survei KITA UNJ sendiri dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 17-21 Desember 2016. Metode survei yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Dalam rentan 5 hari tersebut, terhitung 312 responden yang tersebar dari 8 fakultas yang ada di Universitas Negeri Jakarta. Untuk rentan angkatan sendiri, pengisi survei ini terdiri dari angkatan 2012 hingga 2016 yang merupakan angkatan termuda dalam kesempatan kali ini.
Sebelum survei ini dilakukan, kami telah membuat Infografis serta artikel profil dan grand desain para pasang calon yang kamu bisa lihat di : Yuk Kenali Calon Ketua & Wakil BEM UNJ 2017-2018. Selain itu, Tim Redaksi juga menginisiasi Ruang Terbuka UNJKita (Rubrik) yang merupakan wadah diskusi online secara rutin dan berkelanjutan setiap bulannya, Rubrik ini mengambil edisi spesial Pemilu dengan menghadirkan kedua pasang calon sebagai narasumbernya. Karna tidak semua mahasiswa bisa menyaksikan langsung dialog kandidat yang diadakan oleh KPU.
Namun diluar dugaan, seluruh peserta (lebih dari 250 peserta) sungguh kecewa dengan Paslon no.urut #1 yang begitu saja tanpa alasan yang jelas membatalkan secara sepihak di detik-detik terakhir menjelang diskusi. Sementara itu Calon no.urut #2 dengan alasan sakit lebih memilih untuk membuat grup sendiri. Artikel beritanya bisa kamu cek selengkapnya di : Batal Berdiskusi di Rubrik UNJKita, Pasangan Calon Ketua BEM UNJ Membuat Grup Sendiri. Ah sungguh terlalu memang…
Anyway, Penasaran bagaimana hasilnya? Berikut ini adalah rilis survei tim Redaksi UNJKita yang sudah kami kumpulkan dan sajikan untuk sobat semua :
Dari survei ini dapat kita lihat bahwa angka kepuasan publik (red : mahasiswa UNJ) cukup tinggi hingga lebih dari 80% untuk parameter sangat puas, puas, dan cukup puas ini bisa mengungguli. Mengingat beberapa inovasi dan gerakan dari para pengurus BEM UNJ terhadap isu kampus cukup baik dan yang paling besar adalah Aksi Menuntut Penghapusan UKT pada Maba jalur Mandiri. Dari sisi gerakan diluar kampus juga BEM UNJ bisa cukup baik menjadi koordinator pusat BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) dan beberapa kali membuat gebrakan pada setiap kebijakan pemerintah.
Eits, jangan puas dulu dengan hasil survei diatas. Ada beberapa catatan permasalahan internal kampus seperti Transparansi UKT, Sarana Prasarana Kampus (Parkiran, Kampus Banjir, ruang terbuka hijau, dll) serta pelayanan birokrat masih menjadi PR besar bagi penerusnya dalam pertanyaan seputar Isu dan Permasalahan kampus UNJ yang paling kamu rasakan selama ini. Semoga PR ini dapat dituntaskan oleh ketua & wakil terpilih serta bisa semakin bermanfaat dalam melayani publik (red : mahasiswa) hingga nantinya tingkat kepuasan publik bisa juga semakin meningkat.
Responden kami secara mayoritas (lebih dari 70%) menilai bahwa nama-nama kandidat calon ketua & wakil BEM UNJ 2017 – 2018 sudah dikenal dan diketahui. Namun apakah diketahui namanya saja sudah cukup? Mari kita cek hasil survei dibawah ini.
Ternyata dikenal namanya saja tidak cukup. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa lebih dari 60% mahasiswa aktif yang merupakan pemilih belum mengetahui background & track record, serta visi misi dan grand design para kedua pasang calon Ketua & Wakil BEM UNJ 2017 – 2018. Bahkan lebih dari 60% menurut para responden memilih abstain ketika ditanya apakah visi – misi dan Grand Design calon ketua & wakil BEM UNJ 2017 – 2018 sesuai dengan kondisi kampus saat ini dan mampu memberikan perubahan?
Ini merupakan pekerjaan rumah (PR) besar bagi para calon terutama para tim sukses untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan diri kepada para konstituen nya nanti baik sebelum pemilihan apalagi setelah terpilih nantinya.
Dari beberapa pertanyaan dalam survei diatas kami simpulkan bahwa pasangan Miqdad – Hafizh unggul dalam elektabilitas dengan lebih dari 30%, sementara jika kami lakukan breakdown pada masing-masing baik ketua maupun wakil baik Miqdad & Hafizh masih mengungguli pasangan Soleh & Muad dalam popularitas perorangan. Namun para respon yang mengisi Abstain alias tidak menjawab kedua-duanya jauh lebih unggul yakni sebesar 55%. Artinya Swing Voters (pemilih yang belum menetapkan pilihannya) cukup besar dan masih bisa diraih suaranya bagi kedua pasang calon.
Soleh & Muad dalam survei ini diatas kertas memang belum unggul, namun pasangan ini masih bisa berkesempatan untuk menang dengan catatan mampu meraih basis massa mayoritas yang belum menentukan pilihannya (Swing Voters). Pasangan Miqdad & Hafizh yang sudah diatas angin dalam survei ini juga tak boleh cepat puas dan harus mempertahankan bahkan juga meyakinkan para pemilihnya yang masih ragu dan bimbang untuk menentukan pilihan di hari pencoblosan tanggal 26-28 nanti. Terhitung beberapa hari lagi akan memasuki masa tenang, maka kedua hari tersebut menjadi waktu yang krusial bagi kedua pasangan calon untuk berlomba-lomba dalam mengeluarkan ide dan gagasan.
Para responden sebagian besar diatas 90% dalam survei kami akan memilih dan memberikan hak suaranya pada Pemilu UNJ 26-28 Desember nanti. Namun juga responden merasakan bahwa proses kampanye masih belum cukup efektif dan efisien (survei pertanyaan no.6) dengan total 45% yang menilai, hal tersebut dikarenakan bahwa proses kampanye terbilang waktu yang sebentar serta tidak cukup waktu bagi para pasang calon untuk berkenalan lebih banyak kepada para calon konstituen nya.
Belum lagi ditambah dengan dinamisasi pemilu di beberapa fakultas di UNJ seperti di FE dan FIS yang cukup panas menambah catatan pada proses demokrasi ini.
Dari sejarah yang ada, 2 tahun terakhir Pemilu UNJ sangat disayangkan tidak pernah bisa lebih dari 50% total pemilih dibandingkan dengan total mahasiswa aktif (total DPT – Daftar Pemilih Tetap). Tahun 2014 memperoleh total suara sebesar 10.933 mahasiswa, sementara itu di tahun 2015 diperoleh total suara sebesar 10.068 (sehingga di tahun lalu saja berkurang total 865 suara dari tahun 2014). Jika kami asumsikan dengan total Daftar Pemilih Tetap (DPT) nya sekitar 23.000an mahasiswa aktif UNJ, maka persentasi partisipasi publik yang memilih hanya sebesar 43% dari total DPT Mahasiswa aktif. Sisanya? Ya, jelas tidak menggunakan hak pilihnya. Dan lagi-lagi ini yang perlu menjadi catatan dan autokritik bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) UNJ sebagai penyelenggara pemilu.
Di penghujung narasi survei ini, kami tim Redaksi UNJKita dan mahasiswa UNJ pasti berharap Ketua dan Wakil yang terpilih mampu lebih baik dari sebelumnya. Semoga visi misi dan Grand Desain yang telah tertuang dan dijanjikan mampu teraktualisasikan dengan baik. Kami tunggu kreasi, inovasi dan kolaborasi kongkrit untuk UNJ, Jakarta dan Indonesia.