Rindu… Kau remas hatiku, saat hasrat ingin bertemu tapi terhalang oleh waktu.
Waktu… Jika nanti terobati rinduku, kumohon hentikan detikmu agar aku bisa bersamanya selalu” – Arbani Yasiz

UNJKita.com –  Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Hai sobat unjkita dalam merayakan Hari Puisi Sedunia yang jatuh pada 21 Maret lalu, unjkita berkesempatan untuk mewawancarai salah satu tokoh yang dikenal dengan puisi puisi gombal picisannya. Yap dia adalah Roman Picisan alias Arbani Yasiz.

Roman Picisan adalah sebuah novel karya dari Eddy D. Iskandar yang dibuat dalam sebuah serial mini drama di salah satu stasiun televisi di Indonesia. Novel dari beliau ini fokus dengan puisi dan salah satu motivator para remaja untuk lebih mengenal lagi karya sastra tersebut. Arbani Yasiz adalah seorang yang memerankan tokoh Roman dalam sebuah Drama Serial RCTI : Roman Picisan, menurut sobat semua apakah arti puisi bagi Arbani. Mari segera kita cari tahu.

Bagaimana proses seorang Arbani Yasiz bisa menjadi bagian dari drama Roman Picisan RCTI?

Awalnya ditawarin screentest di MNC Product untuk sebuah judul baru, dan akhirnya alhamdulillah sekarang gue yang jadi pemeran utamanya di judul Roman Picisan ini. hehe

Apa kesulitan kamu selama syuting sinetron tersebut?

Paling sulit diawal awal saat mendalami karakternya, karena saat reading pun gue belum dapet karakternya dan gue baru tau kalo Roman Picisan ini bukan hanya novel laris yang ternyata juga sebuah film lama di era tahun 80an. Sedangkan besoknya setelah reading sudah harus shooting untuk promonya. Jadi gue harus memanfaatkan waktu semalaman untuk mendalami dan mengenali karakternya roman, lewat youtube gue tonton film Roman Picisan yang dulu gitu. hehe

Sifat Arbani dan Roman itu sama gak sih seperti yang sering kita lihat di layar kaca?

Kalau untuk sifat sih mungkin beda ya, Roman itu puitis dan suka sastra, sedangkan Arbani itu tidak terlalu seperti begitu, dari gesture badan pun juga berbeda hehe, tapi dalam hal ini ada yang sama yaitu untuk bagian cueknya, hehe. Nah tapi berhubung udah sering mainin Roman, karakter Roman pun perlahan mulai masuk juga ke gue.

Berhubung Roman Picisan lebih dikenal sebagai penyair, bagaimana menurut anda tentang puisi? Apakah Arbani juga candu dalam sastra ini, dan kalau iya apa sih yang membuat Arbani kecanduan?

Jujur tadinya gue kurang suka kata kata puitis ataupun puisi, tapi selama memainkan karakter Roman, gue jadi mulai suka dengan itu semua. Ya, menurut gue juga keren sih bisa keluarin kata kata puitis. Dan terutama bisa buat cewe baper haha.

Indonesia tidak dikenal sebagai tempat orang gemar membaca buku dan mengenal sastra. Menurutmu apa tantangannya?

Iya benar, gue pun termasuk yang jarang baca buku. Tapi, alhamdulillah karena Roman Picisan ini sekarang banyak netizen jadi suka puisi dan mencoba membuat kalimat – kalimat puitisnya sendiri. Karena hal ini, menurut gue serial Roman Picisan ini udah cukup berhasil untuk turut serta ambil bagian memajukan dunia literasi kita.

Dan terakhir, apa yang membedakan drama Roman Picisan dengan drama – drama lainnya? Dan pesan Arbani untuk Budaya Literasi di Indonesia?

Mungkin yang membedakan Roman Picisan The Series dari sinetron yang lain itu karena drama ini ceritanya fresh dan natural, tidak cuma adegan yang natural, tapi cara bermain kami pun juga natural. Dan bapernya juga ga harus baper lebay, dan tentunya baper dengan puisi puitis dari Roman. Semoga semakin maju ya Budaya Literasi di Indonesia, karena kita bisa turut berpartisipasi lewat cara apapun 🙂

Yap, Sekian aja deh wawancaranya mungkin untuk penutup. Banyak yang nanya ini nih, boleh minta biodata kamu? Nama, TTL, warna favorit, makanan favorit, hobi, cita-cita dan karakter Arbani itu seperti apa?

Arbani Yasiz, Jakarta 15 Oktober 1994, Putih dan Hitam, Nasi kebuli, Nonton film, Futsal, Cita cita jadi Aktor terkenal aaamiiin… hehehe

Oke, terimakasih ya atas waktunya sukses selalu…

Aamiin!! Sama sama sobb 😀

Categorized in: