When I get older I will be stronger

They’ll call me freedom, just like a wavin’ flag

And then it goes back, and then it goes back

And then it goes back, oh

Pasti sebagian sobat UNJKita ketika membaca 4 bait lirik di atas langsung teringat akan sebuah lagu bukan? Mungkin juga kalian langsung hafal liriknya akan tetapi lupa judul lagunya apa. Potongan lirik di atas diambil dari lagu Wavin Flag milik musisi Kanada keturunan Somalia, K’Naan. Mungkin kita lebih mengenalnya sebagai lagu resmi ajang sepak bola paling akbar di planet ini, Piala Dunia (PD) lebih tepatnya perhelatannya ditahun 2010.

Wavin Flag sendiri adalah lagu ketiga dari total delapan lagu K’Naan dalam album Troubadour yang direkam pada tahun 2008 yang kemudian dirilis pada pertengahan tahun 2009. Ketika pertama kali dirilis sendiri, lagu ini menempati urutan ke-2 di tangga musik Kanada versi majalah musik Billboard. Hingga kemudian pada versi internasionalnya dia menggaet musisi rapper asal Amerika William James Adams atau dikenal dengan Will.i.am dan Disc Jockey (DJ) kenamaan asal Prancis David Guetta.

Lagu yang terdengar meriah dan ceria ini ternyata jika sobat membaca liriknya dengan seksama memiliki makna yang sangat dalam. Mungkin dalam versi PD lebih difokuskan pada bagian-bagian yang menonjolkan sisi persatuan dan semangat dalam keberagaman seperti pada lirik bagian reff yang sudah dikutip di bagian atas tadi.

Namun dalam versi asli dari lirik Wavin Flag, banyak nilai-nilai yang bisa kita maknai semangatnya seperti dalam potongan bait:

Born to a throne, stronger than Rome
A violent prone, poor people zone
But it’s my home, all I have known
Where I got grown, streets we would roam

Yang dapat diartikan semangat akan kebanggan atas tanah air atau bisa dikatakan nasionalisme. Seburuk-buruk apapun tanah air kita, namun itu tetap menjadi tempat kita berasal tempat kita tumbuh dan berkembang. Karena walau selemah-lemahnya kita, kita adalah pemilik tanah air, bukan asing atau pun korporasi. Ini tanah kita berasal, kita akan menguasai walau dengan segala kemiskinan dan kekerasan dalamnya.

Kemudian juga ada semangat anti penjajahan dalam kutipan bait:

So we struggling, fighting to eat
And we wondering when we’ll be free
So we patiently wait for that fateful day
It’s not far away, but for now we say

Juga ia menolak akan adanya sebuah peperangan, dimana pada akhirnya penduduk setempat kelak hanya dijadikan objek eksloitasi untuk kepentingan kapitalis. Mereka-mereka (kapitalis) menjanjikan kebebasan dan cinta, namun nyatanya mereka hanya memberi janji utopis akan sebuah kemerdekaan dan meninggalkan pribumi dalam kemiskinan dengan indoktrinisasi.

So many wars, settling scores
Bringing us promises, leaving us poor
I heard them say ‘love is the way’
‘Love is the answer,’ that’s what they say

But look how they treat us, make us believers
We fight their battles, then they deceive us
Try to control us, they couldn’t hold us
‘Cause we just move forward like Buffalo Soldiers

Jika dikaitkan dengan latar belakang K’Naan sendiri yang lahir dari kondisi memprihatinkan sebagai penduduk Mogadishu, Somalia. Hidup sebagai anak muda yang tumbuh di tengah-tengah kacaunya situasi masyarakat akibat situasi ketidakstabilan negara. Hingga sesuai namanya (K’Naan berarti musafir) kemudian pergi mengungsi ke kerabatnya di Harlem, Manhattan, New York City, Amerika Serikat.

Memang lagu Wavin Flag sendiri sudah lewat 8 tahun semenjak perilisannya. Namun melihat makna lagu yang awalnya ditunjukan untuk negara asal sang penyanyi, namun melihat peperangan dan penjajahan masih terjadi di berbagai pelosok dunia. Spirit dari lagu ini bisa kita ganti objek dukungannya seperti ketika pada tahun yang sama ketika dijadikan lagu resmi PD 2010. Wavin Flag sendiri menjadi lagu amal untuk korban gempa Haiti ditahun yang sama oleh musisi-musisi yang tergabung pada Young Artists for Haiti.

Bisa saja hari ini kita ganti Somalia dengan Suriah, Palestina, ataupun sebagian Myanmar yang kita kenal dengan suku Rohingya yang hari ini mereka masih terusir dari tanahnya. Berperang demi sesuap makanan demi menyambung hidup menuju masa depan. Karena di masa moderen yang selalu menggaung-gaungkan kebebasan berpendapat, menjunjung demokrasi, dan pengakuan akan HAM masih terjadinya perbudakan manusia, pembungkaman suara, dan penindasan akan hak tiap-tiap manusia atas nama kestabilan.

*lirik dikutip dari metro lirik

Referensi:

http://www.billboard.com/artist/276619/knaan/biography
http://www.rockstarweekly.com/content/view/1465/206/

Categorized in: