Hi sobat unjkita.com! Adakah yang belum kenal dengan Selly Anastasia? Hmmm, pasti sudah kenal ya, kan doi Mahasiswa Berprestasi UNJ tahun 2015. Tahu gak, ternyataSelly berhasil lulus dalam waktu 3,5 tahun lho! Kece yah! Dan yang lebih membanggakan lagi, ternyata Selly lulus dengan IPK 3,86. Luar biasa bukan? Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika angkatan 2012 ini juga berhasil meraih penghargaan dari Rektor UNJ karena menjadi lulusan terbaik UNJ mewakili FMIPA.
Nah, kali ini tim unjkita.com berhasil menggali rahasia dari Selly Anastasia tentang strateginya meraih segudang prestasi. Yuk kita simak rahasia Selly!
Merencanakan lulus dalam waktu 3,5 sejak awal
Selly sudah merencanakan lulus dalam waktu 3,5 tahun sejak semester pertama lho. Karena itu, Selly selalu semangat belajar untuk dapat mengejar target. Ini bukti kalau perencanaan yang matang akan membuahkan hasil yang maksimal.
Buat yang belum pasang target lulus 3,5 tahun bisa segera menyusun target juga ya. Maksimal semester 5 harus sudah memiliki keinginan untuk lulus dalam waktu 3,5 tahun. Tentunya dengan mempertimbangkan IPK dan jumlah SKS yang telah diambil. Apalagi bagi mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang sangat berpeluang untuk dapat beasiswa Afirmasi LPDP. Sebatas informasi, berdasarkan Buku Panduan Akademik, untuk dapat lulus kuliah, SKS minimal yang harus ditempuh adalah 144 SKS (coba cek di Buku Panduan Akademik untuk memastikan jika ada perubahan). Ingat, manjadda wa jadda!
Menjadikan orang tua sebagai sumber motivasi
Doa yang mujarab salah satunya adalah doa dari orang tua. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh Selly dalam menempuh masa perkuliahan yang penuh perjuangan. Berbekal keinginan dari orang tuanya agar lulus dalam waktu 3,5 tahun, Selly mencoba mewujudkan keinginan kedua orang tuanya.
“Karena keinginan orang tua dan agar dapat lebih banyak beraktivitas di luar kampus,” ungkap Selly saat ditanya motivasi lulus dalam waktu 3,5 tahun.
Belajar secara efektif di kelas
Bagaimana strategi Selly saat belajar di dalam kelas?
“Pelajari dulu sebelum kelas dimulai. Saat menemui pertanyaan yang kurang dimengerti, segera catat dan tanyakan. Apabila masih kurang mengerti, tanyakan kepada dosen, teman atau kakak tingkat,” ungkap Selly.
Itu artinya, kita harus siap sebelum belajar dimulai. Setidaknya dengan membaca materi pembelajaran sebelum masuk kelas. Dengan demikian akan lebih mudah paham saat dosen menjelaskan materi di dalam kelas. Semangat mencoba ya.
Menejemen waktu berorganisasi
Dengan target lulus dalam waktu 3,5 tahun ternyata tidak membuat Selly menjadi anti terhadap organisasi. Buktinya, walau berhasil lulus dalam waktu 3,5 tahun, Selly ternyata aktif di beberapa organisasi bahkan organisasi tingkat nasional. Selama kuliah Selly turut aktif bergabung di Youth for Climate Change, Hilo Green Community, Nano World Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Matematika. Baginya organisasi merupakan tempat untuk mengasah kemampuannya memanajemen waktu, belajar berkomunikasi, belajar kepemimpinan dan life skill lainnya.
Wah ternyata kesibukannya di organisasi bukan halangan dalam meraih prestasi akademik ya. Jika Selly yang sibuk berorganisasi saja bisa, itu artinya peluang bagi yang tidak ikut organisasi semakin besar karena memilki lebih banyak waktu luang. Believe that you can!
Menyeimbangkan indeks prestasi dan organisasi
Nah, kali ini Kak Selly berbagi pandangan mengenai pentingnya indeks prestasi dan organisasi. “Tentang IP dan organisasi adalah tentang pilihan dan tanggung jawab. Semua orang punya anggapan masing-masing tentang bagaimana cara mereka untuk menjalani masa kuliah. Apakah ingin IP bagus tapi sedikit organisasi; IP jelek tapi aktif berorganisasi; IP bagus dan organisasi bagus; atau IP jelek dan organisasi jelek. Semuanya merupakan pilihan dan tanggung jawab masing-masing. Menurut Saya pribadi, akan lebih baik jika keduanya bagus walaupun sulit. Jika tidak bisa keduanya, maka usahakanlah agar salah satunya bagus karena akan baik untuk personal branding kita di masa depan,” ungkap Selly.
Hmm, ternyata IP dan organisasi sama-sama penting ya. Lalu bagaimana pandangan Selly terhadap mahasiswa yang IP setiap semesternya selalu turun, apakah harus tetap dipaksakan aktif berorganisasi?
“Kalau Saya, karena Saya aliran yang ingin keduanya balance, saya akan berhenti organisasi dulu biar balance dengan IP,” jawab Selly.
Wah, benar juga tuh. Jika kita cermati, Indeks prestasi atau IP memang bukan segalanya. Namun memiliki IP yang tinggi merupakan sebuah kebahagiaan karena peluang untuk mendapatkan beasiswa atau diterima di tempat kerja semakin tinggi. Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa IP merupakan penentu nomor 17 bagi diterimanya seseorang dalam dunia kerja. Namun IP yang dimaksud adalah IP standar, artinya seseorang harus memiliki IP minimal sama dengan IP standar yang ditentukan perusahaan untuk dapat diterima kerja, semacam syarat administrasi. Begitupula dengan IP sebagai syarat beasiswa S2. Program beasiswa S2 sudah pasti memiliki batas IP standar tertentu. Artinya, untuk dapat beasiswa S2, IP harus di atas standar yang sudah ditentukan.
Merencanakan mata kuliah yang hendak diambil setiap semester dengan cermat
Ternyata mengambil SKS mata kuliah di setiap semester tidak boleh sembarangan. Mahasiswa harus cermat dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti tingkat kesulitan mata kuliah, program yang dilaksanakan selama menempuh mata kuliah tersebut dan hal lainnya. Jangan sampai mengambil SKS mata kuliah hanya karena ikut-ikutan teman ya. Apalagi jika mengambil mata kuliah hanya demi bisa sekelas dengan pacar, salah niat tuh! Jangan pula paksakan untuk mengambil semua mata kuliah yang sulit di satu semester ya.
Prinsip itulah yang diyakini oleh Selly sebagai kunci untuk memperoleh IP tinggi setiap semesternya. Terlebih bagi yang ingin lulus 3,5 tahun. Dapat memetakan mata kuliah yang hendak diambil di setiap semesternya merupakan sebuah keharusan.
Oh iya, ada beberapa tips dari Selly nih saat hendak mengambil mata kuliah, diantaranya:
- Konsultasikan dengan dosen PA secara efektif. Jelaskan pada dosen PA alasan mengambil mata kuliah yang hendak diambil dengan jelas. Ingat, di sini menjadi penentu adalah kalian, dosen PA sebatas rekomendasi. Tapi jangan sampai tidak diacc dosen PA juga ya, he.
- Untuk dapat lulus 3,5 tahun tidak harus mengambil 24 SKS tiap semesternya kok. Minimal harus mengambil 20 SKS supaya dapat mengejar total SKS minimum kelulusan. Dan menurut admin, yang terpenting usahakan jangan sampai ada yang mengulang. Toh kalo ada, jangan terlalu banyak, cukup satu atau dua ya.
- Manfaatkan Semester Pendek. Jika ada Semester Pendek, jangan sia-siakan. Kalau bisa, mata kuliah yang nilainya jelek bisa diulang di Semester Pendek. Selain itu, mata kuliah umum seperti kewarganegaraan, bahasa Indonesia kalau bisa ditempuh di Semester Pendek supaya dapat memanfaatkan jatah SKS semester reguler untuk mata kuliah wajib atau pilihan.
- Biasanya di semester tujuh ada kegiatan PKM (Program Kreatifitas Mengajar) di sekolah atau PKL (Program Kuliah Lapangan) sehingga tidak bisa mengambil SKS lebih dari 20 SKS. Artinya butuh perhitungan matang untuk memetakan jumlah SKS tiap semesternya. Jangan sampai gagal lulus 3,5 tahun hanya karena salah memetakan jumlah SKS yang hendak diambil tiap semester. Ingat, untuk lulus kuliah butuh 144 SKS.
Satu lagi, cermati jumlah SKS yang akan diambil. Jangan terlalu banyak mengambil mata kuliah yang banyak kesibukannya seperti kuliah lapangan, padat praktikum, padat penulisan laporan, dan lain-lain dalam satu semester. Bisa stres nanti. Tapi jika kamu yakin bisa, maka tak masalah. Mungkin berat saat menjalaninya, namun jika kamu berhasil menempuhnya, kamu akan merasakan manisnya perjuangan.
Rajin berkonsultasi ke dosen PA dan kaprodi dan senior
Sobat unjkita.com, ada lagi nih rahasia dari Selly. Ternyata untuk dapat memanejemen akademik, kita butuh berkonsultasi. Meminta bimbingan kepada dosen PA dan Kaprodi secara efektif merupakan salah satu cara Selly untuk dapat memetakan rencana strategi akademik. Selain itu, Selly juga sering menghubungi senior yang berhasil lulus 3,5 tahun untuk berkonsultasi sehingga membuatnya semakin paham langkah-langkah menyusun strategi untuk mencapai target.
Wah, bener banget tuh strateginya. Terlebih sekarang zaman canggih, bisa lewat WA, SMS, BBM, Line dan lainnya. Daripada main Facebook mulu yang kurang bermanfaat, meding tanya-tanya tentang strategi akademik ke senior, asal jangan modus ya! Pokoknya jangan malu-malu jika itu demi kebaikan. Para senior biasanya akan sangat senang menceritakan pengalamannya.
Membuat list to do
Satu lagi nih rahasia ampuh dari Selly untuk mengatur agenda di tengah kesibukannya yang begitu padat. Ternyata Selly sudah merencanakan agenda ke depannya dengan membuat list to do. Dengan demikian, langkah-langkah menyusun strategi akan semakin terarah dan sistematis. Jika lupa, bisa melihat kembali list to do yang telah dibuat.
Mencicil waktu belajar
Hayo, siapa yang masih menerapkan SKSS (Sistem Kebut Semalam Suntuk) menjelang ujian? Hmm, penulis juga kadang masih sih, hehehe. Sobat unjkita.com, ternyata Kak Selly tidak menerapkan SKSS atau Sistem Kebut Semalam Suntuk. Metode yang diterapkan Selly adalah SKB atau Sistem Kredit Belajar, (Singkatan baru, hak paten singkatan ada di admin, hehe).
“Rajin belajar, jangan belajar jika mau ulangan saja, dicicil sedikit demi sedikit. Walaupun waktu terbatas, harus tetap menyisihkan waktu. Jika kesulitan dalam pelajaran, jangan ragu bertanya ke dosen atau teman. Jangan merasa ilmu yang sudah dimilikinya cukup sehingga tidak belajar lagi,” ungkap Selly.
Punya sahabat seperjuangan
Di balik wisudawati sukses, ada sahabat sejati. Ouu, so sweet, hehe. Ternyata salah satu hal yang membuat Selly semangat adalah memiliki sahabat seperjuangan loh. “Punya teman seperjuangan sehingga sama-sama bisa saling menyemanti dan saling menasehati,” ungkap Selly.
Hmm, jadi bagi kamu yang ingin mencapai target, usahakan ajak sahabatnya ya, sehingga akan semakin mudah dalam berjuang karena ada yang saling mengingatkan.
Memanfaatkan liburan semester sebaik mungkin
Waktu adalah emas, mungkin itu perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan betapa berharganya waktu bagi Selly. Menurut Selly, waktu yang ada harus benar-benar dimanfaatkan. Lalu bagaimana memanfaatkan waktu luang di liburan semester?
”Jika ada mata kuliah yang bisa diambil di semester pendek, silakan diambil untuk memperbaiki nilai ataupun menambah SKS. Jika tidak ada, bisa diisi dengan mengikuti berbagai event di luar kegiatan akademik, seperti lomba, pendelegasian, ataupun kegiatan relawan,” jelas Selly.
Wah, ternyata waktu liburan semester bukan sebatas untuk bersantai ria yah. Setuju banget nih sama Selly! Dengan demikian kita bisa menambah pengalaman dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat.
Menjaga kesehatan
Sobat unjkita.com, untuk mencapai target prestasi dibutuhkan tubuh yang sehat. Jangan sampai belajar di kelas dengan muka pucat dan mata lima watt ya. Selly punya rahasia nih. Tips untuk untuk jaga kesehatan dari Kak Selly adalah perbanyak makan dan istirahat cukup.
“Makan itu pembawa bahagia”, ungkap Selly.
Setuju banget nih. Karena menurut ilmu biologi, berfikir jauh lebih melelahkan daripada bekerja dengan otot. Karena itu otak butuh nutrisi terutama glukosa, dan cara mendapatkan glukosa adalah dengan makan. Tapi jangan terlalu banyak makan juga ya, nanti kegemukan.
Memiliki prinsip: malas tidak menyelesaikan masalah
Salah satu permasalahan mahasiswa adalah saat datangnya malas. Musuh bebuyutan mahasiswa ini tidak pandang waktu datangnya. Lalu bagaimana Selly bangkit dari rasa malas?
“Selalu ada orang tua, teman dan dosen pembimbingy ang menyemangati dan berpikir jika malas enggak akan menyelesaikan masalah,” jawab Selly.
Memulai menyusun skripsi sejak semester 6
Ini dia kunci agar dapat lulus dalam waktu 3,5 tahun! Ternyata Selly sudah memulai menyusun skripsi sejak semester 6 loh! Itu artinya sejak semester 6, Selly sudah menemukan judul skripsi dan dosen pembimbing. Bahkan Selly sudah seminar proposal skripsi di semester 6 loh. Gesit banget ya!
Bagi yang belum bisa seminar proposal skripsi di semester 6 masih bisa seminar di awal semester 7. Artinya, proses pemilihan judul dan dosen pembimbing sudah dilakukan sejak semester 6.
Selalu bersemangat untuk berprestasi
Untuk menjadi pemenang dengan segudang prestasi dibutuhkan semangat membara. Begitu pula dengan Selly, perempuan berhijab kelahiran Jakarta, 8 Januari 1994 ini selalu bersemangat untuk terus berprestasi. Berikut beberapa prestasi Selly.
- Juara 2 kompetisi esay tingkat Nasioanl ‘Kekerasan, Perdamaian dan Keindonesiaan’ Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran pada tahun 2013.
- Juara 2 Semarak Indonesia tingkat nasional yang diadakan Universitas Negeri Jakarta tahun 2013.
- Semi Final Engineering Physics Week 2014 Paper Competition Institut Teknologi Sepuluh November.
- Juara 3 Video Competition Sayembara Bidik Misi Award yang diadakan Forum Bidikmisi UNJ tahun 2014.
- Finalis tingkat nasional Call for Paper “Mipa untuk Negeri” yang diadakan Universitas Indonesia tahun 2014.
- Penulis buku antologi “Lamitta: Karena Cinta Tidak Selalu Hadir Tepat Waktu” diterbitkan oleh Diva Press Publisher tahun 2013
- Penulis buku antologi “Facebookisme” diterbitkan oleh Ilmu Publisher tahun 2013.
- Penulis buku antologi “Kado dari Allah” yang diterbitkan oleh Ar-Rahman Publsher tahun 2014.
- Sebagai Delegate of Jakarta for Young and Locavore Youth Camp 2014 pada Aliansei Desa Sejahtera.
- Sebagai Delegate of Jakarta for Youth for Climate Camp diadakan oleh Dewan Nasioanl Perubahan Iklim pada tahun 2014.
- Sebagai Delegate for Indonesia Youth Perspective Toward Cop21 yang diadakan oleh Indonesia Youth Team for Climate Change tahun 2015.
- Delegate for Indonesia Enviromental Summit yang diadakan oleh Universitas Padjajaran tahun 2015.
Wah, banyak sekali prestasi Selly Anastasia! Semoga kita terinspirasi untuk lebih bersemangat mengejar prestasi.