Apa kabar, Kawan? Semoga kau dalam keadaan sehat ya ketika membaca surat cintaku ini. Sebelumnya aku ingin mengucapkan selamat datang di kampus pendidikan ini. Selamat datang di kampus pergerakan intelektual ini. Selamat bergabung di kampus negeri yang terkadang dipandang sebelah mata oleh orang-orang karena (katanya) fasilitas dan kualitasnya belum memuaskan. Semoga hadirnya dirimu di sini bisa membawa angin segar yang akan membawa kampus tercinta ini bisa lebih baik lagi. Karena kata presiden kita, Ir. Soekarno; bahwa yang mampu diharapkan untuk membawa perubahan di suatu negara adalah rakyatnya sendiri. Pun demikian dengan kampus ini, hanya kita (read: mahasiswa UNJ) yang dapat diharapkan untuk membawa perubahan bagi UNJ ke arah yang lebih baik lagi.
Tahukah kawan, dari data yang dilansir oleh UNICEF pada tahun 2015 tercatat sekitar 2,5 juta anak di Indonesia yang putus sekolah. Tahukah kawan, saat ini ada sekitar 173 kabupaten di Indonesia yang memiliki angka putus sekolah yang tinggi. Jangankan memikirkan untuk kuliah, mereka saja masih tidak tahu apakah bisa melanjutkan ke jenjang SMP atau tidak karena harus mencari uang untuk membantu penghidupan keluarganya. Tapi mereka tidak mengeluh, bahkan mereka masih bisa tersenyum. 🙂
Tersenyumlah kepadaku karena kau masih diberikan kesempatan untuk mengenyam bangku kuliah di kampus yang masih disubsidi oleh rakyat yang setiap harinya menjerit dan menangis atas kondisinya saat ini. Bersyukurlah agar Tuhan berkenan menambahkan nikmat-Nya yang tak terkira kepada hatimu yang mungkin masih disesaki oleh berbagai macam keinginan. Keinginan yang mungkin belum tentu baik bagi dirimu.
Tersenyumlah kepadaku, karena kelak kau akan melihat kakak-kakak tingkat kita yang begitu bersinar dari sisi akademisnya ketika banyak mahasiswa lain yang mengeluhkan kurangnya fasilitas wifi di kampus ini. Lihatlah yang menentukan kesuksesanmu bukanlah fasilitas yang memadai, tapi keinginan dan tekadmu yang melangitlah yang kelak akan mampu membawamu meraih cita dan asa yang engkau impikan. Karena tidak sedikit dari kita yang justru dimanjakan oleh fasilitas mewah orangtuanya hingga ia hanya bisa menuliskan mimpinya di kertas angan-angan tanpa berusaha keras untuk mewujudkannya.
Seorang penulis bernama Salim A. Fillah yang menuliskan kata-katanya yang indah berikut ini, “Barangkali sesuatu ditunda karena hendak disempurnakan; dibatalkan karena hendak diganti yang lebih utama; ditolak karena dinanti yang lebih baik.” Bersyukurlah dan tersenyumlah kepadaku, karena sesungguhnya banyak sekali putra putri yang menginginkan untuk menuntut ilmu di kampus tercinta ini namun tidak bisa karena tidak lolos seleksi. Ia tidak lolos seleksi ketika kau mampu melaluinya. Maka tersenyumlah kepadaku karena ini adalah cara Tuhan menunjukkan bahwa dirimu itu istimewa.
Untuk menjadi sukses maka setiap orang, termasuk aku dan dirimu, pasti memiliki caranya masing-masing. Karena segala sesuatunya itu baik selama tidak berhenti melangkah dan terus diperjuangkan. Jadikanlah kondisi kita saat ini sebagai pijakan untuk menggapai masa depan yang indah, maka tersenyumlah kepadaku.
Dan jangan lupa tersenyumlah kepada Tuhanmu. Karena kelak kau akan berterima kasih kepada-Nya, karena melalui berbagai macam ujian dan cobaan yang Ia berikan kepadamu saat ini adalah salah satu cara-Nya untuk mengantarkan dirimu menuju ke puncak kesuksesan. See you on top and keep smile!