Saban waktu, kita pernah bertatap lugu
tanpa tahu, siapa yang muncul dari balik pintu
di depan kelas, seseorang itu berdiri
tepat di hadapannya, kamu terduduk rapi
perkenalan singkat kemudian terjadi
hangat keakraban perlahan menyelimuti
sebagian besar menyambut haru
sisanya terdengar membisu
sejak hari itu,
kamu sudah mengenal sosok guru
yang membagi ilmunya dengan senang hati
juga pengalamannya yang berarti
walau terkadang ditemui
kepalamu menyandar di buku ekonomi
atau asyik bicara dengan teman sebangku
saat jam belajar tengah merayu
kalau ditegur, berarti pertanda rindu
perhatian yang tulus buat kamu
bukan untuk ditakuti
bukan untuk jauh dimusuhi
kamu harus beranjak dan berlari
mengejar cita-cita yang tinggi
biasakanlah untuk menyisih uang saku
lalu datanglah ke toko buku
pergilah ke dunia khayalmu
bukan berkenang tentang masa lalu
bacalah berita di koran pagi
catatlah yang terdekat sehari-hari
jangan tunda untuk bilang nanti
apalagi sampai keburu nyawa ini pergi
penyesalan memang seperti hantu
mengikuti langkahmu selalu
ijab sah itu belakangan, ijazah dahulu
berikanlah nilai bagus kepada ibu
lanjutkanlah hingga ke perguruan tinggi
hingga jauh menyeberangi provinsi
kamu harus bangga pada diri sendiri
yang terlahir sempurna hati
bersyukurlah kepada Allah selalu
sebab usia tidak ada yang tahu
begitulah nafas dunia; sesingkat itu
jadi, lekatkanlah karya di pundakmu
di antara nama yang abadi
terkelir di nisan makam yang sepi
tak pernah ada, guru meminta diberi
imbalan jasa berupa materi
yang penting, kamu menyusul sang guru
dengan menggapai impian satu per satu
terima kasih, teruntuk semua anak-anakku
dan siapa pun yang berada di situ
di sekolah tercinta, di tempat ini
begitu banyak cerita lekat menghampiri.
*Puisi ini terlahir selepas penulis melaksanakan Praktek Keterampilan Mengajar (PKM) di SMAN 83. Semangat untuk calon Sarjana Pendidikan mahasiswa UNJ yang akan menuju detik-detik PKM. Jadilah guru yang berwawasan luas dan mendidik secara totalitas!