UNJKita.com — Jum’at, 7 April 2017 Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menggelar demonstrasi massa terkait penolakan kegiatan reklamasi yang dijalankan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta di pantai utara Jakarta. Demonstrasi sendiri diikuti puluhan mahasiswa yang terafiliasi BEM SI wilayah Jabodetabek Banten di depan Balai Kota DKI Jakarta di Jl. Merdeka Selatan.
Dalam siaran resminya, Komandan Tim Aksi UNJ Ilham Mubarak menyebutkan bahwa pelaksanaan reklamasi tersebut cacat hukum dengan dikabulkannya gugatan Koalini Nelayan Tradisional (KNT) pada Kamis, 16 Maret 2017.
“Kamis, 16 Maret 2017 PTUN mengabulkan gugatan Koalisi Nelayan Tradisional terkait izin pembangunan pulau F, I dan K. Sehingga izin pembangunan pulau-pulau tersebut dicabut. Ini membuktikan bahwa proyek reklamasi tak pantas dilanjutkan karna tidak pro-Rakyat dan cacat konstitusi, Melanjutkan Reklamasi artinya menghianati konstitusi .” ujarnya
Ia juga menyayangkan sikap pemprov yang akan mengajukan banding atas kemenangan KNT.
“Akan tetapi Pemprov DKI jakarta justru akan melakukan banding atas keputusan PTUN, dan akan terus Melanjutkan proyek reklamasi . Ini menandakan bahwa ada kepentingan lain di balik ini yang pastinya merugikan Rakyat.”
Adapun tuntutan dari demonstrasi tersebut adalah :
1. Menolak keras proyek reklamasi teluk Jakarta yang disinyalir tidak ada kepentingan rakyat di dalamnya.
2. Menuntut transparansi informasi dan kajian dari Pemprov DKI Jakarta terkait reklamasi teluk Jakarta.
Demonstrasi dimulai sejak siang hari pukul 14.00 WIB, dalam berjalannya demo diisi oleh orasi-orasi ilmiah, aksi teatrikal, dan berujung pembacaan hasil audiensi dengan staff Badan Perencanaan Daerah DKI Jakarta terkait reklamasi di teluk Jakarta.
Demonstrasi sendiri berjalan damai dengan diselingi bentrok kecil antara aparat Kepolisian dengan Mahasiswa. Namun diakhir demonstrasi, beberapa aparat kepolisian terlibat cekcok mulut dengan mahasiswa yang mengakibatkan insiden pemukulan pada beberapa mahasiswa hingga 2 orang harus dilarikan ke rumah sakit.
“Kronologinya itu udah penutupan, udah salam-salam sama Polisi mau pulang (dan) menutup banner. Tapi ada anak PNJ yang dikata-katain gitu sama Polisi, gw gak ngerti gitu kata-katainnya apa. Tapi disindir-sindir gitu (jadi) adu argumen, abis itu ada yang ngelerai adu argumen antara polisi sama mahasiswa. Gak tau akhirnya ribut kejadian aja beberapa mahasiswa dipukulin sama polisi namanya Muqofih sama Dimas dari PNJ (Politeknik Negeri Jakarta), sekarang lagi di IGD (Insyalasi Gawat Darjrat) Rumah Sakit Tarakan yang lain ada juga yang luka berdarah dipukulin tapi gak parah jadi gak dibawa ke rumah sakit.” jelas Ayu saksi kejadian.
Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian menangapi keributan tersebut.