UNJKita.com (13/5/2017) – Mahasiswa UNJ dan Indonesia baru saja menorekan prestasi kembali dalam ajang 28th International Wolrd Young Inventors and Exhibition yang diadakan di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia dari tanggal 11-13 Mei 2017.
Palupi Muatiasih (FIP) dan tim, yang terdiri dari Dina Chaerani (FBS), Siti Aisyah (FIP), Dian Kusuma Ningsih (FIP), dan Briyan Priyo (FT), membuat sebuah media pembelajaran inovatif yang mereka namai Betawi Smart Book (BESTBOOK). Produk inovatif katagori pendidikan ini berhasil mengantarkan Palupi dan tim mendapatkan Silver Medal dan Special Award Best Invention Education’s Product dari negara Arab Saudi dalam ajang kompetisi para peneliti muda yang diselenggarakan oleh Malaysian Invention and Design Society (MINDS).
“Ada dua juri datang ke booth kami, juri pertama berasal dari Korea dan juri satu lagi dari Malaysia. Kami presentasi produk kami selama lima menit, lalu dilanjutkan tanya jawab,” jelas Palupi, Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, yang menjadi ketua dari Tim BESTBOOK.
Betawi Smart Book (BESTBOOK) merupakan sebuah buku cerita bergambar dan bersuara dengan sistem sensor yang dikemas dengan suasana budaya Betawi. Buku ini dapat bersuara juga karena bisa diperuntukkan untuk siswa disabilitas.
“BESTBOOK ini dikemas holistik dengan misi budaya. Dikemas dalam rumah kebaya dan juga ada boneka ondel-ondel yang bisa mengeluarkan suara instrumen lagu Ondel-ondel. Jadi, buku in tidak hanya untuk peningkatan minat baca, tapi juga untuk memperkenalkan budaya Betawi,” jelas Palupi.
Palupi dan tim telah memperkenalkan budaya Jakarta dalam ajang kompetisi tersebut. Mereka ingin mengubah pandangan kepada anak-anak bahwa Ondel-ondel bukan hanya sekadar media untuk mengamen, tapi ondel-ondel adalah kebudayaan tradisional dari Betawi.
“Kami berharap semoga akan lebih banyak Inovasi yang lahir di ibu pertiwi yang bisa membanggakan dan membawa kebaikan bagi negeri. Semoga banyak support, baik dari pemerintah, kampus, ataupun pihak swasta, karena inovasi adalah kunci sebuah negara untuk menjadi lebih baik,” harap Palupi.
Palupi dan tim menuturkan bahwa banyak sekali negara yang tertarik pada produk inovatif kami. Ada tiga negara yang ingin membeli produk kami, yaitu Malaysia, India, dan China. Namun, mereka tidak ingin menjualnya.
“Iya, kami tidak ingin menjualnya kepada negara-negara lain. Kami ingin mengimplementasikan produk ini ke banyak sekolah di Jakarta,” pungkas Palupi.