Pergi ke Luar Negeri merupakan impian bagi banyak orang, termasuk juga bagi para Mahasiswa. Banyak dari mereka yang memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan besar yang ingin disuarakan sampai ke mancanegara akan tetapi kendala finansial menjadi salah satu penghalang mereka untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Pada kesempatan ini, Maryam Qonita (Delegate, United Nations Forum Merit 360, 2016 PBB, New York, Amerika Serikat) selaku narasumber dalam rubrik yang diselenggarakan pada Sabtu (27/01/2018) akan berbagi tips dan trik berdasarkan pengalamannya dalam hal sponsorhip untuk mengikuti konferensi:
1) Konferensi itu ada Banyak
Seperti yang kita ketahui, ada banyak konferensi yang diselengarakan, akan tetapi kita juga perlu melihat dari kualitas konferesinya. Sehingga mempengaruhi persuasi kita dalam membuat proposal. Sebenarnya lolos konferensi secara self funded itu sangat mudah apalagi untuk para akademisi, yang susah adalah mencari dana/uang sponsornya. Jadi pastikan kalian bersusah payah untuk konferensi yang juga memang worth it untuk dihadiri dan pantas untuk diperjuangkan oleh kamu.
2) Rajin mencari Informasi
Banyak konferensi fully funded asalkan kita rajin untuk mencari informasi atau googling terkait konferensi yang kita inginkan. Kita bisa mencari info dari mana saja, contohnya seperti opportunitydesk.org, oyaop.com, youthop.com, dsb. Untuk list konferensi dan exchange fully funded untuk students bisa mengecek link dibawah ini:
www.munplanet.com/articles/events/list-of-fully-funded-student-and-youth-opportunities
Sedangkan untuk konferensi ilmiah self-funded kalian bisa mencarinya di :
http://www.conferencealerts.com
akan tetapi, untuk self-funded disarankan untuk mencari yang jangka waktunya setahun kemudian. Sehingga bisa maksimal, mulai dari abstrak sampai mencari travel grantnya.
3) Perhatikan Jangka Waktunya
Teman-teman diharapkan untuk melihat jangka waktu konferensinya, jika ingin cari aman saja, ambil konferensi yang paling dekat diadakan pada 4 bulan sampai dengan 1 tahun kemudian.
4) Lihat Ketentuan Pemberi Dana Sponsor
Jika jangka waktu konferensinya 1 – 3 bulan. Perhatikan ketentuan pemberian dana sponsor. Di UNJ minimal 40 hari sebelum proposal diberikan. Sedangkan di kampus lain bisa berbeda-beda sesuai kebijakan yang berlaku, begitu pun juga pada institusi. Tapi tetaplah menyebar proposal ke insitusi yang memberikan dana dalam jangka waktu 4 – 6 bulan ke dapan, contohnya seperti Kemenpora dan Kemenristekdikti, biasanya mereka turunnya reimburse (cair setelah keberangkatan).
5) Pahami Ketentuan Yang diminta Pemberi Dana Sponsor
Coba pahami ketentuan setiap pemberi dana sponsorship. Seperti proposal yang harus lengkap khususnya jika ditujukan ke Kemenristekdikti dan Kemenpora. Komponen yang harus diperhatikan antara lain; Letter, Konten Proposal, LoA, CV, NPWP, KTP, Buku Tabungan, dll). Karena rata-rata alasan tidak diterimanya proposal adalah tidak terpenuhinya syarat verifikasi kelengkapan berkas.
6) Taruh Telur di Banyak Keranjang
Jangan ajukan proposal ke satu institusi saja, lebih baik ajukan 30 – 50 proposal ke berbagai institusi yang berbeda-beda pada jauh-jauh hari. Mungkin teman-teman akan mengeluarkan modal yang besar untuk mencetak proposal, tapi yakinlah bahwa usaha tersebut akan membuahkan hasil. Narasumber sendiri menghabiskan 500ribu untuk menjilid proposal, namun ia berhasil mendapatkan dana 40 juta untuk konferensi ke Amerika. Tetap untung, bukan?
7) Kirim Proposal ke Institusi yang Tepat
Seringkali, proposal yang kita kirimkan justru salah sasaran karena proposal yang kita kirimkan tidak berkaitan dengan institusi tersebut. Jadi, usahakan untuk mengirim proposal ke berbagai institusi/perusahaan yang memungkinkan kerjasama. Misalnya, konferensinya tentang gizi, maka kirimlah proposalnya ke perusahaan yang concern dengan konferensi tersebut contohnya seperti Nutri Food atau Wings Food, dll. Dengan imbalan, hasil penelitian kita boleh menjadi bahan bagi mereka untuk mengembangkan produk perusahaan.
Bisa juga konferensi Family Planning, coba ajukan ke Yayasan, contohnya Yayasan Cara Cipta Padu dengan imbalan jika lembaga menyumbang 20% dana yang dibutuhkan, maka imbalannya sekian-sekian, jika menyumbang 50% maka imbalannya sekian-sekian. Misalkan laporan konferensi tersebut dan produk inovasi yang kita ciptakan kita berikan untuk lembaga sebagai bahan mereka mengembangkan produk mereka. Usahan untuk menulis reward di proposalnya agar institusi yang kita tuju bisa tertarik.
8) Manfaatkan Channel
Channel atau jaringan juga merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan sponsor besar. Misalnya, kita kenal dengan manajer Bank tertentu, pegawai kantor atau direktur perusahaan tertentu merupakan teman ayah kita. Mereka sebagai channel, bisa dimanfaatkan untuk mempercepat proses birokrasi.
9) Berdoa
Sebagai manusia yang memiliki rencana, tapi tetap Allah yang menentukan. Jadi jangan lupa untuk berdo’a. Karena segala kesuksesan kita bukanlah milik kita, melainkan pemberian dari Allah SWT.
Selain tips dan trik, narasumber juga memaparkan 7 hal penting yang harus diperhatikan saat dalam proses pengajuan proposal untuk mendapatkan sponsor. Cek penjelasan di bawah ini ya!
1) Jangan Langsung Mendatangi Kantornya
Semua proposal yang sudah disusun lengkap, kirimlah menggunakan kurir ke setiap alamat kantor. Jangan langsung mendatangi kantornya, karena ada satpam atau bagian keamanan di tiap perusahaan yang mencegah kita masuk. Kecuali, kita kenal dengan orang dalam atau sudah berpengalaman mengirimkan langsung dan disambut baik oleh Csnya seperti Kemenristekdikti.
2) Nomor Telepon Yang Dicantumkan Tidak Bisa Dihubungi
Pastikan bahwa nomor telepon yang dicantumkan di dalam proposal merupakan nomor telepon aktif dan pastikan juga nomor telepon tersebut selalu aktif setiap saat. Jangan sampai tidak terangkat, karena mereka bisa jadi mau mencairkan dana, akan tetapi nomor telepon kita tidak bisa dihubungi itu bisa jadi tanda bagi mereka bahwa kita tidak serius dalam mengajukan proposal. Narasumber sendiri pernah dua kali dihubungi lembaga, tapi karena tidak terangkat teleponnya, dana tidak jadi dicairkan.
3) Jangan Lupa Follow Up
Untuk pengiriman berkas juga perlu di follow up, coba untuk maksimalkan bertanya via telepon dan email pemberi sponsor. Khususnya jika kita terkendala jarak.
4) Fotokopi berkali-kali Berkas Penting
Jika lembaga meberikan tanda terima berupa kerta yang perlu ditandatangani oleh Pembantu Rektor atau pihak-pihak tertentu atau jika lembaga memberikan berbagai berkas apapun bentuknya, fotokopi berkali-kali dan simpan baik-baik. Kalian akan tahu pentingnya itu semua saat pencairan dana.
5) Follow Up dengan Mendatangi Kantor
Lakukanlah konfirmasi atau follow up dengan mendatangi kantor pemberi dana sponsor dengan menanyakan status pencairan dana sudah sampai mana. Akan tetapi, datanglah ke kantor apabila sudah ada panggilan dari kantor tersebut, entah berupa email, surat, atau telepon. Apakah berkas masih di verifikasi kembali atau sudah masuk ke bagian keuangan, dll.
6) Ingat LPJ
Ingatlah untuk membuat Laporan Pertanggung Jawaban karena itu adalah bentuk tanggung jawab kita atas dana yang diberikan oleh pihak sponsor. Institusi seperti Kemenristekdikti dan Kemenpora akan meminta LPJ ini. Karena tanpa LPJ mereka akan meminta kembali uang yang telah diberikan.
7) Pastikan ada Bukti
Tiket pesawat, bukti-bukti pembayaran apapun, tiket bus atau subway, nota, dsb. Semuanya harap disimpan sebagai bahan untuk LPJ. Tidak lupa pula foto-foto saat kegiatan berlangsung.
Baca Juga Tips Mendapatkan Sponsor