Memperingati hari sumpah pemuda 28 oktober 2016 lalu, UNJKita.com untuk kali pertama menggelar sekaligus melakukan launching diskusi online via whatsapp secara rutin dan kontinyu dengan nama Ruang Terbuka UNJKita (Rubrik). Bertajuk “Menggapai Mimpi Raih Beasiswa Luar Negeri”. Launching Rubrik kali ini sukses menarik sekitar 190 peserta.

Diskusi dipandu oleh seorang moderator, Achmad Fauzi (PGPAUD ’14 – Reporter UNJKita.com)  dan diisi oleh seorang pembicara keren dan inspiratif, seorang Awardee LPDP luar negeri, ka Asep Rudi Casmana. Ka Asep yang merupakan alumni dari Pendidikan PPKN UNJ 2010 ini, kini mengambil studi di Global and International Citizenship di University of York, UK.

“Jadi kuliah saya mengkaji mengenai bagaimana perkembangan Pendidikan kewarganegaraan di seluruh dunia serta bagaimana cara mengajarkan ke anak sekolahan. karena pendidikan, nanti saya juga akan berkunjung ke sekolah sekolah di Inggris 🙂 pokonya sangat asik.”

Nah, Buat kamu yang ketinggalan Rubrik kemarin, berikut notula diskusinya. Check this out!

Pertama-tama, bagaimana rasanya kak ? Menjadi mahasiswa penerima beasiswa keluar negeri?

“Terimakasih kepada panitia UNJ kita dan para peserta yang sudah bergabung dengan diskusi online ini, senang rasanya saya dapat berjumpa dengan teman-teman calon penerus generasi muda Indonesia. dalam momentum sumpah pemuda ini, tekad saya siang ini adalah ingin MEMBAKAR semangat semuanya untuk dapat lanjut sekolah ke luar negeri.

Menjadi mahasiswa penerima beasiswa di luar negeri ??

Pastinya sangat menyenangkan, disini suasana kampusnya sangat berbeda dengan yang sudah saya alami sebelumnya. hal yang paling berbeda adalah :

  1. Perpustakaan buka 24 jam, jadi bisa belajar kapan saja, dan sangat nyaman.
  2. Sebelum kuliah WAJIB WAJIB baca buku, kalau tidak, nanti di kelasnya tidak paham apa apa.

Dan yang paling saya senang adalah bisa dapat teman dari seluruh pelosok negeri.

library-york-university

Ini salah satu suasana di Library, dan saya berada di tengah2 mereka saat ini.

Kalau sudah berada disini, terkadang suka lupa waktu, saking nyamannya. saya selaku bilang ke orang lain bahwa library is my second home. Kalau dulu rumah kedua saya adalah sekretariat BEM PPKn, dan sekarang perpustakaan. Hehe”

Wow, seru ya kak kuliah di luar negeri. Sebelumnya, saat sebelum kuliah di luar negeri. Apakah sudah ada rencana kak untuk keluar negeri sedari awal duduk di bangku perkuliahan ? Atau ketika ada lowongan kuliah di luar negeri baru ada rasa ingin kuliah di luar negeri ?

“Segala sesuatu itu tentunya harus direncanakan dari awal, saya selalu merencanakan semuanya jauh jauh hari sebelum dimulai. kembali ke 2011, dimana saya waktu itu Maba FIS, saya punya mimpi sebanyak 100 dan itu saya tempelkan di dinding kamar kosan saya (di jalan pemuda), salah satu mimpinya adalah lanjut kuliah S2 ke luar negeri, apapun yang terjadi pokonya HARUS ke luar negeri. sehingga sejak 2011, saya langsung fokus meningkatkan kemampuan bahasa inggris, akhirnya baru sekarang terwujud”

Kira-kira untuk menjadi penerima beasiswa luar negeri atau LPDP apa aja sih kak yang harus dipersiapkan ? 

“Ini pertanyaan yang sangat bagus, penerima beasiswa luar negeri yaaaa…

  1. BAHASA INGGRIS (saya sengaja nih pakai kapital) bahasa ini sangat sangat sangat penting. Oleh sebab itu, harus paham, dan dibuktikan dengan sertifikat IELTS minimal 6,5 (nilai saya pas pasan segitu) hehe. Latihan dari sekarang, belajarnya nonton film dan baca novel english aja. (jangan belajar grammar). Ciri dari kita bisa bahasa inggris adalah paham film barat tanpa subtitle (gimana caranya?) harus nonton film yang banyak dan sering. atau minimal sebelum tidur kebiasaan saya dengerin radio BBC News atau ke youtube cari video2 lucu yang bahasa inggris. kemudian baca novel, ini wajib wajib banget. Pokonya jadikan english kebiasaan.
  2. Tentukan penelitian kita untuk S2 apa. Yang bermanfaat bagi Indonesia. Biasanya para pemberi beasiswa ingin tahu dan paham betul manfaat dan timbal balik untuk Indonesia apa, sehingga penelitian ini penting banget direncanakan dari awal. kalau bisa sifatnya inovatif yang belum pernah ada di Indonesia. contohnya kemarin saya pas wawancara lpdp ngajuin penelitian saya tentang pembuatan Kurikulum Pendidikan Seks untuk siswa SD SMP dan SMA.
  3. Kalau bisa udah keterima di kampus luar negerinya (ini gampang banget cara daftarnya dan ga ada test) kita cukup upload berkas ke website kampusnya dan tunggu 1 bulan, langsung diterima. Saya aja di York ini cuma 2 minggu doang, langsung keterima. Jadi mulai sekarang iseng-iseng tentukan kampusnya dan masuk ke websitenya, bagaimana cara daftarnya.
  4. Sebagai nilai tambah, pengalaman organisasi dan pengalaman pengabdian masyarakat suka ditanya. LPDP dan lembaga pemberi beasiswa mencari orang2 yang gemar membantu orang lain, sehingga ayo gabung dengan organsiasi.

Mungkin itu yang benar2 perlu dipersiapkan.”

Baik kak seperti itu, lalu jika tadi kita ngobrolin tentang persiapan. Kan kalau persiapan itu datangnya dari diri kita sendiri kak. Lalu bagaimana dengan proses tahapan seleksinya sendiri ? Apakah rumit, atau mudah, atau bisa jadi sedang-sedang saja kah?

“Kalau tujuan kita ke luar negeri, segalanya test dalam bahasa inggris. ada 3 tahapan dalam beasiswa LPDP

  1. Wawancara

ketika saya masuk gedung mahasiswa di STAN, tempat dimana saya test, langsung saya menuju sebuah meja yang dibelakangnya ada 3 orang yang siap mewawancarai saya, lengkap dengan laptop didepannya. pas saya duduk, tanpa basa basi salah satu pewawancara bilang “Why you want to study in abroad?”. 

Kurang lebih seperti itu, dan wawancara saya terjadi kurang lebih 1 jam, full dalam bahasa inggris. Fokus pertanyaannya ke seputar kampus, penelitian, pengabdian dan apa yang akan dilakukan setelah lulus

  1. Test writing on the spot.

Mereka ingin tau kemampuan menulis bahasa inggris kita, karena disini benar-benar malu-maluin kalau misalnya menulis lalu grammarnya acak-acakan, kita udah ga ngomongin grammar lagi kalau udah disni, jadi fokus ke kontennya. Nah pas test LPDP, kita disuruh menulius selama 30 menit tentang isu-isu terhangat. kemarin saya dapat topik tentang bom teroris jakarta.

  1. LGD (leadership group discussion)

Ini mereka juga ingin tau bagaimana etika kita dalam berdiskusi, jadi ada diskusi dalam bahasa inggris selama 40 menit. Segalanya jadi indah dan menyenangkan kalau bahasa inggris sudah dipersiapkan. Bukan pamer, sebagai info saja, saya kursus di pare selama 14 bulan loh, biar logat english nya kaya British. Hehe. udah itu saja

Tapi yang paling nyesek itu ketika datang ke York, mereka bilang punya aksen sendiri namanya Yorkshire accent, yang bener2 berbeda sama British accent, agak sulit dipahami, akhirnya saya belajar lagi Yorkshire accent. (ini selingan) *curhat hehe.”

Dalam mengikuti ketiga tahap tersebut, adakah kendala tersendiri kah kakak dalam menjalaninya ?

“Kalau menjalani proses LPDP saya alhamdulillah tidak, karena saya sudah mempersiapkan selama 1 bulan penuh. Yang kendala itu persiapan test IELTS nya. Saya gagal 3 kali test IELTS, yang biayanya lumayan sekali test sekarang 3 juta. Kemudian gagal test TOEFL 3 kali juga, dan itu rasanya jungkir balik supaya motivasi ini tetap terjaga.

But finally, hidup itu sangat indah setelah kerja keras. Setelah kerja keras dan menikmati prosesnya, kini saya bisa menikmati keindahan musim gugur. Dan menikmati keindahan jalan jalan sore di University of York.

Wow seperti pepatah, semua indah pada waktunya. Nah kira-kira, dari kakak adakah tips and tricknya kah kak untuk menghadapi semua proses tersebut ?

Tentunya “BERUSAHA dan BERDOA” yang paling utama.

Usaha:

  1. Rencanakan kapan mau kuliah, mau di kampus mana, penelitiannya apa, dan mulai belajar bahasa inggris dari sekarang.
  2. Minta izin doa restu dari orang tua, ini SANGAT penting. sampaikan tujuan hidup kita ke orang tua, minta doa Ibu.
  3. Sudah ada rencana, dan izin orang tua, langsung ekseskusi belajar bahasa inggris. Cari suasana belajar yang nyaman, rekomendasi saya yang murah ke pare, (jangan ajak teman, nanti terpengaruh, langsung jalan sendiri aja)
  4. Jangan bosan, cari teman seperjuangan yang saling memotivasi, insya allah kalau udah mantap mah segalanya akan indah,

DOA:

Sebelumnya saya mohon maaf jika ada yang non muslim, silahkan menyesuaikan dengan agamanya masing-masing dan lebih mendekatkan kepada Tuhannya, dan bagi yang muslim, mari tingkatkan lagi :

  1. Sholat Tahajud setiap malam
  2. Sholat hajat tiap hari
  3. Sholat dhuha sebelum aktivitas apapun
  4. Puasa senin kamis
  5. Shalawat 1000x setiap malam sambil menyebutkan maksud dan tujuan kita
  6. Baca surat al-waqiah tiap abis subuh dan ashar
  7. Rajin SEDEKAH tiap bulan yang BANYAK.

Lakukan hal itu setiap hari, insya allah semua apa yang kita inginkan, akan bahagia dan terlaksana 🙂

Nah kak, kan itu tips and tricknya dalam mempersiapkan diri sendiri, Lalu bagaimana nih kak tips and tricknya untuk memilih jurusan dan universitas tujuan kita dalam menempuh studi di luar negeri ?  

Tips and trik untuk jurusan dan kampus:

Sebagai info saja bahwa kampus-kampus di UK itu fokus kepada jurusan, misalnya saya jurusan saya Pendidikan Kewarganegaraan hanya ada di University of York dan University College London,

  1. Tentukan topik penelitian kita tentang apa dulu nih, misalnya saya kan mau fokus ke kurikulum PPKn, nah ada professor yang ahli di bidang ini cuma ada di University of York, UK, jadi saya udah ga milih2 kampus lain lagi.
  2. Setelah menemukan kampusnya, langsung masuk ke websitenya dan liat berapa nilai IELTS minimalnya, biasanya untuk social science minimal 6.5,
  3. Kalau udah lengkap semuanya, langsung aja daftar

Kalau jurusannya sama seperti s1, itu kita mudah kuliahnya. Pengalaman saya ambil jurusan pendidikan kewarganegaraan disini, bener2 secara teori sama apa yang dibahas, jadi ga terlalu sulit.

Yang dikatakan susah itu bahasa inggrisnya, dalam hal ini mungkin IELTS ya, tapi pengalaman saya setelahh 14 bulan di pare, pas test yang terakhir gampang gampang aja, mudah karna terbiasa. Kalau udah ada IELTS, itu pintu gerbang dunia, kemanapun kita bisa.

Nah pertanyaan terakhir kak, menurut kakak apa faktor utama apa saja yang menjadi penentu lolos atau tidaknya kita untuk beasiswa luar negeri/LPDP ?                       

Ini pertanyaan yang sangat sulit, karnea saya juga bisa dikatakan beruntung bisa lolos. Waktu wawancara, mereka pernah bilang gini “Ngapain kamu PPkn so soan mau kuliah ke luar negeri? Inggris lagi, udah kamu biar nasionalisme nya ga luntur di dalam negeri saja” . Dulu saya berfikir wah ini udah ga akan lolos, tapi alhamdulillah entah kenapa saya lolos juga. Nah saya menyimpulkan waktu PK (Persiapan Keberangkatan), tanya teman-teman yang lolos, yang paling utama adalah:

  1. PENELITIAN dan INOVASI untuk indonesia. Teman2 PK saya itu penelitiannya unik unik, dan belum penrah ada di Indonesia. saya yakin kalau teman2 ada Ide unik dan mau diteliti dan nanti akan diterapkan di indonesia, pasti lolos beasiswa.
  2. Pengalaman organisasi ya, karna mereka ingin mencari orang yang mau mengabdi kepada masyarakat.

Contoh penelitian teman saya dia alumni peternakan dan mau kuliah di Belanda, penelitainnya adalah mau bikin pakan untuk sapi supaya berat badannya naik dengan cepat. Kemudian teman saya juga yang mau ke Jepang, penelitiannya mau bikin robot, dan saya sendiri dulu berencana mau bikin kurikulum pendidikan seks untuk SMP dan SMA.

Sesi Tanya-jawab

Ketika kakak mendaftar beasiswa lpdp. apakah setiap kegiatan /kepanitiaan kita harus dilengkapi dengan sertifikat?

Sertifikat kepanitiaan iya saya lampirkan, karena itu sebagai salah satu pengabdian kepada masyarakat, jadi cantumkan saja, apalagi kalau besar manfaatnya.

Ketika kakak pertama ke UK. Bagaimana kakak menyesuaikan diri dengan makanan?

Wah ini pertanyaan yang sangat seru, jadi teman teman, seperti kita ketahui bahwa UK ini banyak banget daging babi dan alkohol (mohon maaf untuk muslim kan tidak diperbolehkan) jadi kemana mana pasti ketemu babi. caranya adalah ya saya masak setiap hari dan itu selalu. Kalaupun makan di restaurant UK, selalu saya tanya dulu No Pork, Bacon, Ham (istilah daging babi) dan alkohol. tapi saya juga suka makanan makanan UK, dan suka mencoba coba. bagi saya selama itu bukan babi dan alkohol, wajib dicoba.

Mengapa kakak mengambil study ke UK? 

Karena UK adalah tempat yang sangat nyaman untuk belajar, apalagi York. Pertama-tama saya agak ketakutan karna ini takutnya perkampungan yang mencil, tapi disini asik banget. Saya langsung jatuh cinta sama York. Banyak tempat tempat bersejarah yang dapat dikunjungi, jujur saya suka liat museum dan benda2 lama, jadi selain belajar, saya bisa melihat dan menikmati castle2 bagus disni.

Selain itu juga sejarah PPKn di UK sangat menarik untuk dipelajari, karena disni pelajaran Pkn sangat kontroversial. Saya juga tertarik meneliti sekolah sekolah di UK yang anak-anak nya sedikit waktu belajar, tapi pada pinter-pinter. Dan terakhir, UK adalah negara tujuan pendidikan. Seluruh mahasiswa di dunia ada di sini, teman2 sekelas saya saja dari Jepang, korea, china, Skovakia, USA, pokonya asik diskusi sama mereka.

Apa ada standar nilai IP/ sertifikat/sejumlah prestasi tertentu yg menjadi requirement calon penerima beasiswa tersebut?                       

Tentunya ia ada dong, saya jalur LPDP reguler, dimana syarat IPK nya minimal 3.00 dan IELTS 6.5, kalau sertifikat lain dan prestasi ga ada batasan minimal. nah kalau jalur Afirmasi, mereka minimalnya minta 2.75 udah bisa.

“selama punya keinginan dan kemauman, insya allah bisa dan akan dapat beasiswa :)”

Dari pengamatan dan penelitian kk selama disana, menurut kakak jadi apa faktor ank2 yg waktu belajar sedikit tapi pada pintar-pintar?

Jadi disni waktu belajar di kelasnya sedikit, saya aja term ini hanya 3 mata kuliah aja, kuliah hanya senin rabu dan kamis. itu punn masing masing 2 jam. Yang membuat orang2 UK pinter adalah waktu belajar sendirinya, diluar itu dosen mewajibkan baca buku sebelum masuk kelas. jadi mereka ngasi judul2 buku plus halaman berapa aja yang harus di baca, dan itu buanyaaakk bgt, bisa lima sampai 10 buku per matakuliahnya. Saya saja kadang hanya baca 2 buku, karena belum terbiasa sama budaya mereka. di kelas, semuanya aktif dan share buku yang mereka baca.

Waktu belajar di kelas sedikit, tapi waktu belajar sendiri banyak bgt.  Pernah saya satu kali masuk kelas benar-benar kosong tanpa baca buku, itu rasanya saya di kelas ga tenang banget. ga paham apa yang disampaikan. Tapi sebaliknya, ketika saya banyak baca buku sebelum masuk kelas, di kelas saya sangat percaya diri 🙂

Kak, untuk LPDP kan ada persyaratan essay dan rencana studi. Boleh share ga disini? Untuk kita-kita yang mau apply.

Mengenai essay, setiap periode LPDP itu suka memperbaharui standar dan kualitas essay. Nah itu ada di buku petunjuk lpdp mengenai kriteria essaynya. Nah mengenai essay saya dulu masih menggunakan bahasa Indonesia, saya khawatir kebijakan penulisan essay yang sekarang dan kedepan akan sangat berbeda. entah menggunakan bahasa inggris atau bagaimana, takutnya kalau mengacu kepada essay awardee yang lama, itu malah menjadi bumerang pas daftar.

Saya kan rencana mau ambil ke LSE, nah ada kecemasan kan akhir2 ini UK rada kurang bersahabat dengan Muslim. Sulit ga sih adaptasi disana? Apakah lewat LPDP buat kita lebih mudah nemuin anak-anak Indonesia?

Justru itu loh tantangannya, saya kuliah ke UK karena salah satunya ingin membuktikan bahwa kita menjadi agen dan duta muslim. sejauh ini saya enjoy enjoy aja adaptasinya, yang bikin takut itu media, kadang mereka suka lebay, padahal aslinya mah tidak sepeti itu.

Wah orang Indonesia di UK banyak banget, kalau kuliah di Birmingham, itu bisa dikatakan kampung Indonesia. Hampir disetiap gang ada orang Indonesia. London, Birmingham, Leeds dan Manchester adalah mahasiswa terbanyak Indonesia. di York sendiri hanya ada 41 orang mahasiswa tahun ini.

Jadi indikator penilaian memang berbeda ya kak? Walau tema essay selalu sama tiap tahunnya? Katanya, essay jadi penentu banget ya untuk lolos LPDP? Benarkah? Jika dipresentasekan, berapa presentasenya?

Iya, essay itu adalah penentu utama, karena disitulah rencana kita selama kuliah dan setelah selesai kuliah akan disebutkan, usahakan gunakan bahasa yang sangat baik dan enak dibacanya. Buat gimana caranya ketika orang baca itu, mereka langsung senyum, dan mengatakan “oh iya, benar mahasiswa ini visioner dan penelitiannya sangat bermanfaat bagi Indonesia”. kalau presentasenya saya kurang tau, hanya pewawancara yang tau hal itu.

Kak asep, saya sudah mendapatkan LoA di Istanbul Aydin University (univ yang masuk dalam list lpdp). kemarin saya kirim semua berkas, lengkap selengkap-lengkapnya. dengan sertifikat-sertifikat pendukung lainnya. Namun saya dan 4 orang lainnya tidak lolos, padahal mereka semua sudah memiliki LoA .

Namun teman saya yang belum memiliki, alhamdulillah beliau lolos tahap 1. Apakah dengan mengupload LoA, pihak LPDP akan menyangka kita sedang on going kuliah?

Sejujurnya saya tidak bisa menjawab. Ini lebih kepada teknis seleksi lpdp nya. Setiap tahun peminat lpdp selalu meningkat, begitupun kualitas kriteria penilaianya, sehingga selalu diperbaharui. Oia kalau boleh tau LoA nya conditional atau Unconditional? saya kemarin pakai LoA Unconditional (lulus tanpa syarat). kalau LoA conditional. itu tidak berlaku bagi Lpdp.

Setelah sesi tanya-jawab selesai, Ka Asep selanjutnya diberikan e-Certificate oleh CEO UNJKita ; Ferly Ferdyant sebagai bentuk apresiasi atas ilmu, pengalaman dan inspirasi yang telah diberikan. Selanjutnya, dilanjut dengan diskusi bebas. Diakhir sesi, ka Asep menambahkan informasi,

e-certificate-asep-rudi-casmana

Pemberian e-Certificate dari CEO UNJKita.com kepada Asep Rudi Casmana

“Kalau yang ingin tahu seputar kehidupan mahasiswa UK, bisa buka blog ini. ini adalah kumpulan tulisan2 santai dan curhatan mahasiswa di UK  http://www.prepareforsuccess.org.uk/ .Ohiya, saya juga share pengalaman dan perjalanan saya setelah lulus dari UNJ dan suka duka perjuangan LPDP. Ada 10 episode yang sudah saya tulis disini : http://www.aseprudi.com/2016/03/jalan-terjal-menuju-beasiswa-lpdp.html . Itu episode 1, selanjutnya seilahkan selamat berselancar, semoga bermanfaat 🙂 “

Lalu, ka Asep juga memberikan pesan dan clossing statement, sebagai penutup diskusi. 

“Hidup itu perjuangan, termasuk kuliah di LN adalah perjuangan, segalanya tidak ada yang instant. Indahnya hidup itu akan terasa setelah merasakn pahitnya perjuangan” – Asep Rudi Casmana

Demikian Notula Diskusi Ruang Terbuka UNJKIta.com #1 : Menggapai Mimpi Raih Beasiswa Luar Negeri. Nah, semoga diskusinya bermanfaat ya sobat UNJKita. Dan bisa menambah inspirasi kita semua untuk menggapai mimpi tersebut. Tunggu Rubrik kami selanjutnya ya sob…

 

Categorized in: