UNJKita.com – Jum’at itu (4 November 2016) ratusan ribu bahkan ada beberapa sumber yang mengatakan jumlah massa aksi sampai menyentuh angka jutaan tumpah ruah di bumi Ibu Kota. Massa Aksi Bela Islam Jilid 2 tersebut bukan hanya berasal dari warga ibu kota, tapi mereka datang dari berbagai daerah dari pelosok Nusantara. Selain Jakarta, beberapa kota Indonesia juga serentak memenuhi jalanan kota besar seperti Surabaya, Medan, Malang, Solo, Makasar untuk menyuarakan aspirasi mereka dalam rangka memebela agama mereka. Dan bahkan aksi Bela Islam Jilid 2 dilakukan tidak hanya di dalam negeri. Bahkan di beberapa tempat di luar negeri Aksi Bela Islam jilid 2 pun juga dilaksanakan seperti Sydney, Australia dan Washington DC, Amerika.
Dalam Aksi tersebut aspirasi yang disuarakan tak lain adalah menuntut adanya penegakan hukum seadil-adilnya atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok. Kasus tersebut mencuat setelah beredarnya penggalan video pidato Ahok dalam kunjungan dinasnya ke kepulauan seribu. Dalam pidato tersebut Ahok menyinggung secara sadar dan sengaja tentang penggunaan Al-Maidah ayat 51 sebagai alat untuk membohongi pemilih untuk kepentingan politik.
Pasca aksi yang sempat diwarnai kericuhan, Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Pol Tito Karnavian berjanji akan cepat menyelesaikan penanganan kasus yang dituduhkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Janji itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla sesuai bertemu dengan perwakilan demonstran di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Namun, dari hasil tersebut ada beberapa pihak yang merasa tidak puas atas keputusan tersebut. Bahkan santer terdengar kabar bahwa pada tanggal 25 November akan dilaksanakan Aksi Bela Islam Jilid 3. Namun dalam pernyataannya ketua Organisasi Masyarakat (ormas) Islam Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab belum mengiyakan hal tersebut.
Dikutip dari laman pribadinya “Tanggal AKSI BELA ISLAM III belum ditetapkan GNPF-MUI, tapi memang akan digelar jika Penista Al-Qur’an tetap dilindungi dan dibela oleh Rezim Penguasa yg Zalim, sehingga Siaga dan Persiapan UMAT ISLAM di seluruh penjuru negeri dari sekarang WAJIB dilakukan, karena jika AKSI BELA ISLAM I & II tetap tidak digubris Rezim Penguasa yang Zalim, dan Penegakan Hukum tetap MANDUL, maka REVOLUSI BELA ISLAM akan jadi solusinya. Bahkan di Daerah tetap perlu terus dilakukan Aksi-Aksi untuk jaga semangat umat Islam BELA AL-QUR’AN.”
Gerakan Nasional Pengawalan Fatwa-MUI selaku pelaksana aksi pun belum menentukan tanggal pasti pelaksanaan Aksi Bela Islam Jilid III. Kordinator GNPF MUI Munarman, SH menegaskan Aksi Bela Quran pun secara tegas memastikan bahwa Aksi Bela Islam kembali diadakan, namun untuk kepastian tanggal dirinya belum bisa menyebutkan waktu pelaksanaannya.
“Tanggal pastinya belum ditentukan, cuma sudah disepakati dan akan dilaksanakan,” katanya Rabu (09/11/2016) seperti dilansir Kiblat.net.
Ditanggal apapun Aksi Bela Islam Jilid III, banyak pihak mengharapkan adanya kesabaran dari calon-calon peserta aksi. Mengingat bahwa tenggat dari pengusutan kasus dugaan penistaan agama tersebut jatuh sebelum tanggal 25 November. Jika dihitung dari keluarnya pernyataan Jusuf Kalla pada 4 November, maka teggat dari 2 minggu yang dijanjikan tersebut akan jatuh pada Jum’at 18 November 2016.