UNJKita.com – Aliansi Mahasiswa UNJ bersatu yang terdiri dari berbagai elemen, komunitas, organisasi, kumpulan tongkrongan serta seluruh mahasiswa yang peduli berniat untuk merayakan ulang tahun UNJ dengan mengadakan Dies Natalis versi Mahasiswa.
“5000 mahasiswa se-UNJ berikrar akan merayakan Dies Natalis Mahasiswa dengan cara damai. Kita akan merayakan Dies Natalis di depan Rektorat UNJ,” ungkap Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu melalui broad cast yang sudah tersebar di media sosial.
Dies Natalis Mahasiswa merupakan perayaan yang tak mengeluarkan uang sepeserpun. Tak menghambur-hamburkan uang sedikitpun. Mahasiswa UNJ akan sama-sama merayakan kematian nurani petinggi kampus yang tahun ini kembali menaikan nominal Uang Kuliah Tunggal, dan mewajibkan mahasiswa yang lolos Penmaba (Ujian Mandiri UNJ) untuk membayar uang pangkal sebesar 15 Juta.
“Jadi inget dulu, seneng sih buka web PENMABA dapat ucapan selamat. Tapi pas liat UKT kok yoooo sesak napas. Dua tahun lalu aja udah bikin sesak, gimana sekarang ini? Kenapa UKT seketika mengalami pengintegralan secara drastis tanpa ada transparansi ? Fasilitas udah oke? TIDAK. Kualitas udah oke? TIDAK! Lalu untuk apa? Kusayangi pendidikan di kampus ini,” ungkap Lutvi Vitria Kadarwati, Mahasiswa UNJ.
Aliansi ini mengundang Calon Mahasiswa Baru untuk bergabung dalam Dies Natalis Mahasisa UNJ, sebagaimana mereka adalah angkatan yang paling merasakan kekejaman UKT pada tahun ini. Dan juga bagi seluruh mahasiswa UNJ yang melihat bagaimana kejamnya kampus kita menutup akses bagi masyarakat bawah yang ingin turut merasakan proses menimba ilmu bersama kita.
“Hari ini (27/05/2016) pukul 15.30 WIB akan diadakan konsolidasi teknis lapangan untuk persiapan amunisi di Terbuk UNJ. Bergabunglah, karena hati nuranimu berontak,” ungkap Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu.
30 Mei 2016, Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu mengajak ribuan Mahasiswa UNJ merayakan ulang tahun UNJ di depan Rektorat Universitas Negeri Jakarta.
“Kita semua sama-sama merasakan kuliah mahal. Lantas apa yang jadi alasan kita untuk berdiam diri?” pungkas mereka.
“Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, jika angkatan muda mati rasa, maka matilah sebuah bangsa”