UNJKita.com – Senin (25/9) sekitar ratusan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Wilayah Jabodetabek Banten ini mengadakan Aksi Peringatan Hari Tani Nasional di wilayah Monas, Aksi ini memunculkan beberapa poin tuntutan yaitu:
- Menghentikan penambangan semen di pegunungan karst kendang serta melindungi kawasan bentang alam Indonesia dengan tidak dijadikan lahan pertambangan.
2. Menghentikan proyek reklamasi yang telah dimenangkan oleh masyarakat terhadap Pulau G, F,I dan K serta pulau-pulau lainnya.
3. Membebaskan tiga nelayan Pulau Pari yang ditahan karena dugaan pungutan liar dan menyelesaikan sengketa lahan antara nelayan dengan PT Bumi Pari.
4. Menghentikan impor garam konsumsi yang mengakibatkan garam rakyat tidak laku serta mewujudkan kedaulatan industri garam nasional.
5. Memenuhi tuntutan petani tebu dan merevitalisasi perusahaan gula nasional serta secara serius mewujudkan swasembada gula.
6. Mewujudkan swasembada empat komoditas pertanian yaitu, padi, jagung, kedelai dan gula yang menjadi janji nawacita.
Aksi yang di mulai pada siang hari ini dipimpin oleh Institut Pertanian Bogor selaku Koordinator Isu Pertanian BEM SI, terdapat beberapa kampus lainnya seperti UNJ, STEI SEBI, STEI HIDAYATULLAH, STEI TAZKIA, AKA BOGOR, dan PNJ.
Pada awalnya aksi ini akan berlangsung ring satu namun pada realisasinya wilayah aksi berada tepat di depan Kantor Radio Republik Indonesia, hal ini dikarenakan agar tidak menghambat pintu keluar mobil dari kementerian koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan ujar ardy selaku koordinator lapangan. Namun, hal yang berbeda disampaikan oleh polisi yakni, sedang adanya persiapan peringatan 30 september.
Terdapat 6 perwakilan kampus masuk ke dalam istana serta dipertemukan dengan Deputi II bidang Sosial kebudayaan sehingga bertolak belakang dengan tuntutan yang disampaikan massa aksi. Tepat pada adzan maghrib berkumandang perwakilan massa aksi kembali dari dalam istana negara, yang dimana mereka didampingi oleh dua perwakilan deputi II KSP bernama Pak Ageng dan Pak Wisnu.
“Perwakilan baru menjelang ashar baru diterima di dalam istana, bertemu langsung dengan deputi II KSP yang akan menyampaikan hasil pertemuan perwakilan BEM SI dengan KSP”. ujar Panji Laksono Presiden BEM KM IPB.
“Kami (ageng dan wisnu) telah mendengar isu dan tuntutan kalian, mengenai kendang sudah kami kawal dan berkerjasama dengan BUMN serta kementerian kehutanan dan lingkungan hidup, mengenai pulau pari kami sudah mendampingi, kami telah memantau reklamasi jika ada kajian yang masuk akan kami kaji, mengenai impor garam dan swasembada pangan karena adanya tuntutan dari kebutuhan masyarakat, kita berjanji akan bekerjasama dengan kementerian pertanian akan membuat roadshow dan mapping yang bagus terkait hal ini kami yakin akan terealisasikan dalam waktu yang tidak cukup lama, kita membutuhkan adik-adik semua dalam mengawasi dan memonitor serta kami sudah menerima surat terbuka dan kami akan realisasikan”. ujar Pak Ageng perwakilan Deputi II KSP.
“Kami sudah mendengar semua dan kami akan tetap kawal apa yang menjadi tuntutan kawan-kawan semua, surat terkait 20 oktober sudah kami terima, terkait substansial 6poin tersebut kami sepakat dengan perwakilan mahasiswa untuk mengkaji bersama dan membentuk tim kaji yang timnya seperti apa nanti akan kami sampaikan. Jadi itu yang kami bicarakan selama 1jam, saya kira apa yang menjadi tuntutan kami terima seperti format akan kami sampaikan lebih jauh nanti”. ujar Pak Wisnu perwakilan Deputi II KSP
Terdapat sesi pertanyaan yang disampaikan perwakilan mahasiswa kepada kedua perwakilan Deputi II KSP, “masih normative menurut kami, silahkan jawab iya atau tidak pak, apa reklamasi dilanjutkan atau tidak? Yang kedua, kapan roadmap itu akan jadi dan kapan Indonesia tidak akan impor garam” ujar perwakilan mahasiswa.
“Jadi begini adik-adik sekalian, kami KSP bukan institusi yang memutuskan untuk itu kami menunggu kajian ini tidak menjawab tapi lebih baik, kami akan sampaikan kementerian terkait yang membuat roadmap tersebut, bukan kami yang menangani tapi institusi yang lain. Akan ada kementerian lain yang menangani nanti tanggal 20 oktober, kita saling mengingatkan dan membangun bersama, kami akan terima segala masukan” ujar Pak Ageng Perwakilan Deputi II KSP.
Untuk itu, massa Aksi hari ini akan melanjutkan nafas perjuangan yang akan bertemu kembali pada 20 oktober 2017 mendatang.