"Failure is simply the opportunity to begin again, this time more intelligently" - Henry Ford
UNJKita.com – Minggu (1/10) Beralih sejenak dari hiruk pikuk permasalahan yang sedang terjadi di dalam kampus, 3 mahasiswa unj ini berhasil menorehkan prestasinya di kancah nasional melalui lomba Debat Nasional Sosial Politik (Desos) Grand Festival Universitas Negeri Jakarta yang diselenggarakan oleh BEM FE UNJ. Mereka adalah Tita Desyara (FBS 2015), Purwo Besari (FIP 2015) dan Siti Aisyah Nurrusma (FPPsikologi). Tiga mahasiswa terbaik UNJ ini berhasil menyabet 2 penghargaan sekaligus yaitu Juara pertama Debat dan Best Speaker mengalahkan 16 tim yang mendaftar dan Universitas Indonesia sebagai lawan mereka di babak final.
Diakui oleh Tita bahwa mereka tidak menyangka, mereka bisa sampai pada babak final dan bahkan hingga memenangkan debat tersebut. “Sangat menantang, karna kan ini debat sosial politik yang jelas-jelas gak linier sama jurusan kita bertiga dan lawannya juga dari anak fisip , hukum, mendapat mosi yang tidak pernah kita tau sebelumnya, tapi yang kita tau ini kan debat jadi bukan siapa yang paling benar tapi siapa yang logical thingking nya paling bisa tersampaikan.” jelasnya.
Bagi Muhammad Raihan Sujatmoko sebagai Chief Adjucator, menentukan pemenang dari babak final kemarin cukup sulit karena debat berlangsung sangat sengit. “kedua tim memiliki stand point yang kuat bahkan sempat ada perdebatan internal juri karena sulitnya menentukan pemenang. Namun dengan 3 dari 5 juri memenangkan UNJ, maka UNJ lah menjadi pemenangnya” tutup Raihan.
Debat bagi Tita, Purwo dan Aisyah adalah sebuah passion sekaligus hobi yang tak hanya sekedar kompetisi yang menarik tetepi lebih dari pada itu. “Dengan debat kita bisa ningkatin pengetahuan, bisa mengasah logika berfikir kami dan kritis sebagai seorang mahasiswa, bisa menjustifikasi suatu permasalahan dari berbagai perspektif dan punya landasan berfikir ketika berbicara” tutur Purwo.
Tentu kemenangan ini bukan hal yang instan, tahun lalu tim Tita juga mengikuti lomba yang sama, namun harus terhenti di babak pertama, kekalahan tahun lalu seakan menjadi tamparan keras bagi mereka untuk memenangkan desos tahun ini. “Menurut kami menang kalah itu gak seberapa penting, tapi pengalaman setelahnya itu jauh lebih penting.” tutur Aisyah.
Mereka bertiga pun berpesan bahwa sebagai seorang mahasiswa itu jangan takut untuk mencoba, mengasah seluruh kemampuan yang dimiliki salah satunya dengan cara mengikuti lomba lomba seperti debat ini, dan tak lupa mereka juga berpesan untuk selalu mengharumkan nama almamater di mana pun berada.
“Kami berharap kami bisa menginspirasi semua mahasiswa unj untuk dapat menemukan passion dan konsisten untuk menekuni passion itu, dan juga tidak menutup diri dengan kegiatan di luar perkuliahan. Untuk UNJ juga kami berharap selalu mendukung setiap mahasiswanya untuk mengukir prestasi.” tutup Tita.
Bagaimana? Siap untuk menjadi inpirasi bagi mahasiswa UNJ selanjutnya?