UNJKita.com – Jakarta, (27/10/2017), Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendadak hadir pada Pelatihan Kepemimpinan dan Pendidikan Karakter Forum Indonesia Muda Angkatan 19 di Aula Sarbini, Taman Wiladatika, Cibubur. Kehadirannya terhitung mendadak karena pada beberapa hari sebelumnya, Anies dikabarkan berhalangan hadir dalam forum yang dihadiri 190 pemuda dari berbagai penjuru nusantara. Gubernur periode 2017-2022 tersebut datang pada pukul 17.00 WIB.
“Lebih baik mendadak datang, daripada mendadak membatalkan agenda. Walau sebenarnya agenda hari ini kurang memungkinkan untuk saya bisa hadir di tengah-tengah Anda semua,” buka Anies Baswedan dihadapan 160 peseta FIM 19.
Total Anies menerima lima pertanyaan dari peserta FIM 19.
Pertanyaan pertama, salah satu peserta menanyakan tentang kondisi minimnya dukungan dari pemerintah untuk membuat para pemudanya menjadi berkualitas.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2014-2016 tersebut pun menjawab, “Pemuda akan tetap bisa maju atau berkembang dengan dan atau tanpa dukungan pemerintah. Tentu, pemerintah harus memberikan dukungan kepada para pemuda. Pemerintah bisa mempersiapkan infrastruktur untuk memfasilitasi pengembangan pemuda.”
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang janji Anies Baswedan untuk menghentikan reklamasi.
“Posisi kita tak akan berubah. Kita akan terus menghentikan reklamasi. Kita sudah siap dengan rencananya. Izin reklamasinya memang dari pemerintah pusat. Namun, izin pemanfaatan reklamasi ada pada pemerintah daerah,” jawab Anies
Selanjutnya, ia menganalogikan reklamasi seperti membeli mesin fax.
“Mesin faxnya dibeli 10 tahun lalu (red: kebijakan reklamasi dijalankan awal sejak zaman Orba). Terus, kantor kita chaos (red: krismon 1998), akhirnya tidak jadi membeli mesin fax saat itu. 10 tahun kemudian kantor dibuka lagi, kemudian pembelian mesin fax dilanjutkan. Legal memang, tapi sudah tidak relevan lagi sesuai kebutuhan,” terangnya.
Kemudian pertanyaan ketiga salah satu peserta mempertanyakan salah satu program kerja Anies tentang DP Rumah Nol Persen.
“Banyak orang di Jakarta punya kesempatan untuk dapat DP nol persen, maka banyak yang akan kredit rumah. Prinsipnya adalah dengan adanya keuntungan kedua belah pihak. Bagi pengembang akan selalu baik karena membangun banyak rumah. Dari sisi pembeli juga baik, mengikat, harus bertanggung jawab mencicil rumah. Jadi ini sudah diterapkan di banyak tempat sebenarnya.”
Pertanyaan selanjutnya peserta menanyakan tentang maksud kata pribumi yang beberapa hari belakangan menghiasi halaman-halaman media cetak dan online.
“Konteksnya jelas, Jakarta ini kita yang paling merasakan hadirnya Belanda di depan mata kita. Kota Jakarta itu bekasnya kota yang sempat dikuasai Belanda. Jakarta paling lama durasinya diduduki Belanda, yang merasakan adalah kita kita ini. Istilahnya adalah Pribumi,” jelas Anies.
Anies menambahkan, “Anda boleh terus tidak menyukai saya. Tapi ayolah sama-sama membantu menuntaskan kemiskinan Jakarta. Ketimpangan di Jakarta itu dahsyat. Di Jakarta ini kita masih merasakan ketimpangan. Kita harus menjadi Tuan Rumah. Masa tertinggal terus? Saya tidak takut ditulis di media Sosial. Saya lebih takut ditulis oleh sejarawan di masa depan.”
Terakhir, Anies berpesan poin-poin penting berkaitan dengan kepemimpinan pemuda pada peserta.
“Jadilah pemimpin yang mempunyai beberapa hal ini. Kompetensi harus bener, integriti harus dibereskan, milikilah kedekatan dengan orang yang mempunyai misi berjuang bersama, dan kontrol ego agar mampu berkolaborasi.
Pesan yang kedua, ingatlah 4C. Creativity adalah kunci. Communication skills is key. Critical thingking wajib agar ada optimisme. Collaboration itu harus. Selebihnya tinggikan mimpimu, kerja keras, doa tulus, lampaui mimpi mimpi Anda! Bagian kita adalah ikhtiar dan doa, biarkan Allah yang bekerja dengan caraNya.” tutupnya.