UNJKita — Kurang dari beberapa hari lagi Pilkada putaran ke-2 DKI Jakarta akan dihelat. Masing-masing tim sukses pasangan calon pun berlomba-lomba mengeluarkan jurus andalan demi menjaring suara-suara masyarakat DKI Jakarta. Dalam Pilkada yang akan dilaksanakan pada 19 April 2017 mendatang rakyat Jakarta bersiap menyambut gubernur baru rasa lama atau sebaliknya, guberbur baru rasa baru.

Untuk memprediksi hasil dari Pilkada putaran 2 DKI Jakarta maka beberapa lembaga survey mencoba mengukur tingkat potensi menang masing-masing pasangan calon lewat survey elektabilitas. Berikut tim redaksi menampilkan 3 hasil lembaga survey terpercaya

Lembaga Survey Indonesia (LSI)

Dalam survey yang dilaksanakan pada 27 Februari hingga 3 Maret 2017 yang melibatkan 440 responden, lembaga pimpinan Denny JA ini memprediksi pasangan Anies – Sandi unggul dengan tingkat elektabiltas sebesar 49,7 % berbanding 40,9 % milik Ahok – Djarot

Sinergi Data Indonesia (SDI)

Tak Jauh berbeda dibanding survey keluaran LSI, Sinergi Data Indonesia juga mempekirakan keunggulan pasangan yang dikenal dengan jargon “Maju Bersama” dengan tingkat elektabilitas sebesar 49,20 %. Sedangkan pasangan mendapat besaran elektabilitas dibesaran 42,20 %. Survey ini sendiri dilaksanakan pada 10 hingga 17 Maret 2107 dengan melibatkan 600 responden.

Media Survey Indonesia (Median)

Dalam survey yang dilaksanakan pada 21 hingga 27 Februari 2017 dengan melibatkan 800 responden. Pasangan yang memiliki program unggulan Oke-oce dan rumah dengan DP 0% memimpin dengan tingkat elektabilitas sebesar 46,3 %, sedangkan elektabilitas Ahok – Djarot berasa pada besaran 39,7 %.

Terkait unggulnya pasangan Anies – Sandi ini tak lepas dari beralihnya mayoritas suara dari pasangan Agus- Sylvi yang telah gugur pada putaran pertama. Dalam survey lainnya, Median merilis bahwa 35 % responden yang memilih Agus- Sylvi memilih mengalihkan dukungannya ke pasangan Anies -Sandi berbanding dengan 10 % yang mengalihkan dukungannya ke pasangan Ahok- Djarot. Seadngkan sisa 55 % sisanya masih belum menentukan kemana suara mereka akan dialihkan.

Tentu hal ini menjadi tekanan tersendiri bagi tim sukses Ahok – Djarot mengingat pasangan mereka unggul dalam putaran pertama Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari lalu. Namun berkata pada putaran pertama, pada akhir tahun 2106 saat Ahok ditetapkan tersangka tingkat elektabilitasnya terjun bebas pada kisaran 10,6 % menurut Lembaga Survey Indonesia (Selengkapnya : Klik disini).

Namun dalam bulan-bulan awal 2017, tim sukses Ahok mampu kembali menaikan tingkat kepercayaan publik DKI hingga pasangan mereka dapat keluar diurutan pertama. Namun mengingat waktu pemilihan yang sudah dekat ini, apakah mereka (tim sukses Ahok – Djarot) mampu mengulangi prestasi yang lalu ? Jawabannya dapat kita lihat pasca 19 April 2017 dalam penghitungan suara Pilkada putaran ke-2 DKI Jakarta.

Sumber : katadata.co.id

Categorized in: