UNJKita.com — Kabar miring kini menerpa aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Hal tersebut berkaitan dengan diundangnya perwakilan PT Semen Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional BEM SI 2017 (Rakernas BEM SI) sebagai pembicara. Acara yang dilaksanakan pada 20-24 April 2017 di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon memiliki tema Optimalisasi Pemuda Dalam Membangun Bangsa.
Sekedar informasi saja bahwa saat ini pihak PT Semen Indonesia sedang terlibat perselisihan dengan masyarakat pegunungan Kendeng dalam konflik lahan. Sehingga timbulah penyataan-pernyataan miring seperti pemilik akun Boemi Mahardia seperti pada potongan tulisan yang berjudul “BEM = BEM Semen Indonesia?” berikut :
“Pihak PT SI kurang lebih ingin mengatakan bahwa untuk mengoptimalisasi peran pemuda dalam membangun bangsa salah satunya dapat dilakukan dengan mendukung pembangunan pabrik semen di Rembang. Dasar pembenaran yang dilakukan adalah klaim bahwa Pabrik PT SI di Rembang dibangun dengan berbasis ekologi yang ramah lingkungan dan itu dapat mensejahterakan masyarakat sekitar.
Kehadiran perwakilan PT SI dalam Rakernas BEM SI ini menunjukan inkonsistensi dan rapunya idiologi keberpihakan mereka. Para mahasiswa ini seringkali melabeli diri mereka sebagai tulang punggung bangsa, iron stock, atau agent of change, namun mereka membiarkan dan malahan memberi panggung pada PT SI yang merupakan industri perusak lingkungan melakukan orasi di Rakernas mereka.”
Untuk mengurai kejadian tersebut, berikut tim redaksi menghadirkan kronologis hadirnya PT Semen Indonesia dalam Rakernas BEM SI 2017 :
1. Pada perencanaan awal, panitia merencanakan akan melaksanakan Kuliah Umum Kebangsaan yang akan diisi oleh Zulkifli Hasan selaku Ketua MPR RI pada Jum’at 21 April 2017 selepas pembukaan Rakernas dan hal tersebut
2. Pada perkembangannya, beliau membatalkan mengisi kuliah umum dikarenakan kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
3. Untuk mengganti bapak Zulkifli Hasan yang berhalangan, maka Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) sebagai Koordinator Isu (Korsu) Ekonomi membentuk diskusi panel yang bertemakan BUMN (PTSI) dan Konflik di Kendeng dengan menghadirkan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daerah Pilihan (Dapil) Cirebon Herman Khaeron dan Direktur Utama (Dirut) PT. Semen Indonesia Rizkan Chandra.
4. Dalam perlaksanaannya, ternyata panelis dari pihak DPR RI Dapil Cirebon Herman Khaeron mengalami keterlambatan hingga terkesan kegiatan didominasi oleh Darmawan Junaidi selaku Direktur Keuangan PT. Semen Indonesia yang mewakilkan Dirut PT. Semen Indonesia Rizkan Chandra. Sehingga disinilah terjadi persepsi yang salah seakan-akan BEM Seluruh Indonesia memberi panggung pada PT Semen Indonesia.
Dalam wawancara singkat dengan tim redaksi UNJKITA, Wildan Wahyu Nugroho Kordinator Pusat (Korpus) BEM SI menegaskan bahwa memang terjadi adalah kesalahan dari panitia dalam pelaksanaan teknis lapangan.
“Jadi intinya kemarin niat dr panitia itu pengin buat diskusi mentarungkan dr bumn ptsi mahasiswa sama komisi 4. Biar kita (BEM SI) bisa langsung mengekritisi (PT Semen Indonesia). Itu yang saya tangkep dari niat panitia (Rakernas). Dan atas miss yg terjadi panitia udah minta maaf.” tuturnya
Tim redaksi pun menanyakan mengapa tidak ada perwakilan masyarakat Kendeng yang diundang dalam kekgiatan tersebut ia menjawab :
“Saya kurang tahu perihal itu karena yang merencanakan dari panitia. Secara pribadi dan mungkin juga panitia merasa kecolongan dengan adanya agenda itu.”
Dan diakhir wawancara ia pun kembali menegaskan sikap BEM SI yang menolak pembangunan Pabrik Semen yang berepotensi merusak lingkungan dan merugikan warga.
“Yang jelas dari kami (dari) BEM SI tetap dengan tegas menolak pembangunan semen di Rembang dan Pati.” tutupnya.