UNJKita.com – Selasa, 2 Mei 2017 ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia wilayah Jabodetabek Banten turun berdemonstrasi dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 dengan mendatangi Kementrian Riset dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di jalan Jend. Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Adapun tuntutan dalam demonstrasi tersebut ialah :
- Mendesak Kemendikbud untuk mengontrol dana pendidikan sebesar 20 persen diterapkan di setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.
2. Menuntut Kemendikbud untuk menghapus UN/UNBK, karena banyak kecacatan dan kecurangan serta mengembalikan fungsi sekolah untuk meluluskan siswa.
3. Mendesak pemerintah agar segera membuat landasan hukum melalui undang-undang sesuai nawacita agar menyelenggarakan program wajib belajar 12 tahun di seluruh wilayah Indonesia.
4. Mendesak kemenristekdikti untuk mengevaluasi sistem PTN BH yang membuktikan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola pendidikan kareba disinyalir mengakibatkan perguruan tinggi menjadi lahan komersialisasi.
5. Menuntut kemenristekdikti untuk mencabut pasal 4, 5, dan 6 Permenristekdikti RI No. 39 tahun 2016 yang memberikan wewenang kepada pimpinan PTN untuk menetukan besarnya UKT. Sehingga sistem penetapan UKT harus ditetapkan oleh pemerintah sesuai amanag UD yang dalam hal ini adalah Kemenristekdikti.
Massa demonstrasi sendiri memulai aksi pukul 13.00 WIB di depan Kemenristekdikti. Namun dalam teknis lapangan, massa mahasiswa sempat dihadang oleh aparat kepolisian dengan alasan keamanan. Setelah upaya negosiasi, akhirnya massa demonstrasi dipersilahkan menggelar penyampaian aspirasi.
Selepas orasi-orasi ilmiah di depan Kemenristekdikti, massa pun melakukan longmarch menuju Kemendikbud. Sesampainya di lokasi, perwakilan mahasiswa pun mencoba masuk ke gedung Kementrian untuk melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bapak Muhadjir Effendi.
Selagi perwakilan mahasiswa masuk, massa demonstran menggelar panggung aspirasi di luar gedung dengan pengawalan pihak kepolisian. Panggung aspirasi sendiri diisi oleh orasi-orasi ilmiah dan aksi teatrikal hingga pukul 16.25 WIB datang kabar dari dalam gedung Kemendikbud bahwa perwakilan mahasiswa tidak dapat menemui Muhadjir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan hanya ditemui staff Hubungan Masyarakat (Humas) Kemendikbud.
Mengetahui hal tersebut, massa demonstran tetap melanjutkan orasi ilmiah hingga ditutup pada 17.50 wib dengan pernyataan sikap kordinator BSJB Ihsan Munawar dengan menyanyikan lagu Totalitas Perjuagan dan sumpah mahasiswa Indonesia.