UNJKita.com – Rabu (16/11/2016) Peace and Tolerance (Peacetol) 2016 merupakan sebuah acara yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation yang berlangsung di Teater Terbuka (Terbuk) Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Acara ini berlangsung pada pukul 14.00 – 22.30 WIB dengan Ernest Prakasa dan Inayah Wahid selaku pemandu acara.
Peacetol, ini diadakan dalam merayakan hari toleransi sedunia yang jatuh pada tanggal 16 November, dengan bertujuan agar masyarakat dapat menanggalkan baju dari bentuk sebuah ego dan menjadi justru meningkatkan toleransi dengan mengakui, menghormati, dan menjadikan segala bentuk perbedaan, baik itu perbedaan suku, bangsa atau agama sebagai anugrah yang harus selalu di apresiasikan dengan baik.
UNJ tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini selain karena UNJ merupakan satu – satunya kampus yang ada di Ibukota DKI Jakarta juga dikarenakan kampus ini merupakan sebuah pusat dari titik basis mahasiswa yang diharapkan dengan adanya kegiatan ini untuk dapat membuat mahasiswa berbicara kembali mengenai toleransi jelas Qowim Adib, Ketua Pelaksana Peacetol 2016.
“Kami berharap generasi muda saat ini dapat menjadi senjata yang dapat menembakan peluru – peluru tentang cinta kasih, toleransi dan saling menghargai antar masyarakat sebangsa dan setanah air oleh karena itu simbol yang kami gunakan adalah pistol” jelas Yenny Wahid, Direktur Wahid Foundation.
Acara ini dimeriahkan oleh 75 komunitas dari jabodetabek salah satunya Musang Lover Jakarta (MLJ), penyanyi Jazz Dira Sugandi, Rapper JFlow, Rapper Juki Kill The Dj, dan Band Reggae Steven Jam, serta dalam acara diselipkan pembacaan puisi oleh Joko Pinurbo dan Putra Almarhum Wdji Thukul, Fajar Merah Putih yang ikut berkontribusi memeriahkan acara ini.
“Melihat kondisi saat ini terutama keadaan yang terkesan pas, namun kami tidak ada niatan untuk menyangkut pautkan dengan politik karena toleransi sebenarnya dapat di suarakan kapan saja dan tetap relevan jadi terlepas dengan dari hingar bingar politik yang ada isu toleransi ini adalah isu yang relevan dalam keadaan apapun,” Jelas Ernest Prakasa, Pemandu Acara Peacetol 2016.
Acara ini merupakan bagian dari kerja para pemuda dari Gus Dur School For Peace, sekolah yang dirintis oleh Wahid Foundation yang didirikan untuk memajukan visi kemanusiaan dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam memajukan perkembangan toleran, masyarakat multikultural di Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, membangun demokrasi dan keadilan fundamental, dan memperluas nilai-nilai perdamaian dan non-kekerasan di Indonesia dan di seluruh dunia. Dalam penutupan acara dilangsungkan Deklarasi PeaceTol yang diisi oleh Ibu Yenny Wahid dan Norwegian Embassy.
“Tema besar dalam kegiatan ini bagus, melihat dengan cara merayakan hari toleransi sedunia. Namun, biasanya ketika seseorang diminta bertoleransi justru akhirnya mempertahankan kebebasan dirinya tetapi tidak memperhatikan kebebasan orang lain yang secara tidak langsung meredam sudut pandang generasi muda akan toleransi dengan membuat versi nyaman akan toleransi dirinya sendiri yang melahirkan indikasi liberarisasi akan toleransi. Hal yang harus di kritisi adalah liberasi akan toleransi yang memberikan pandangan untuk bergerak benar tanpa melihat kebenaran yang sebenarnya. saya berprasangka baik acara ini tidak ada berhubungan dengan politik namun jika ada itu karena isu yang sedang panas saat ini apalagi menyeret kasus 4 November 2016 kemarin.” Jelas Bagus Tito Wibisono, Ketua BEM UNJ 2016/2017.
Acara ditutup dengan penampilan band reggae Steve Jam yang membawakan 7 lagu pamungkasnya salah satunya “bebas”. Karena sejatinya ada ribuan sudut pandang dalam arti sebuah toleransi, yang memberikan sebuah pandangan bahwa sebenarnya toleransi adalah ketika kita dapat menghargai kebenaran yang hakiki tanpa menghilangkan batasan untuk saling menasihati orang lain, dan jangan mengatas namakan sebuah kata toleransi ketika kita masih mengatakan bahwa masukan orang lain adalah salah, karena cara terbaik dalam membangkitkan hubungan yang lumpuh adalah dengan sebuah toleransi.