Pengetahuan seks yang rendah menyebabkan remaja rentan melakukan seks bebas. Akibatnya, angka kehamilan di luar nikah, bahkan penyakit HIV/AIDS meningkat dari tahun ke tahun.

Mengingat pentingnya pendidikan seks bagi anak-anak dan remaja, Rutgers WPF Indonesia bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Comprehensive Sexuality Education (CSE) Fair 2015 di Gedung Dewi Sartika UNJ. Seminar dan diskusi mengenai pendidikan seksual dan bullying tersebut diikuti oleh kalangan pendidik, siswa, dan mahasiswa.

“Selain menghasilkan individu yang mampu mencegah kekerasan seksual, pendidikan seksual juga membentuk individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi serta menghargai diri sendiri dan orang lain,” ujar Direktur Rutgers WPF Indonesia, Monique Soesman, di UNJ, Rawamangun, Jakarta, Senin (30/11/2015).

Monique menjelaskan, pendidikan seksualitas komprehensif adalah kunci untuk membentuk pribadi yang positif, percaya diri, mencintai diri lebih baik, dan mampu menolak kekerasan.

“Pendidikan seksualitas konprehensif menggunakan pendekatan yang melihat seksualitas manusia sebagai hal yang positif dan harus diperbincangkan secara ilmiah dan tanpa menghakimi,” imbuhnya.

Saat ini, Rutgers WPF bersama para mitra telah merintis berbagai modul pendidikan seksualitas untuk anak, mulai dari TK hingga luar sekolah. Salah satunya, yakni dengan UNJ melalui Unit Pelayanan Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling (UPT LBK) dengan menampilkan modul pendidikan seksualitas komprehensif dan praktik cerdas.

“Pendidikan seksualitas komprehensif ini sangat diperlukan karena akan memberikan pemahaman kepada calon-calon guru untuk mengembangkan seksualitas anak didik ke arah yang positif,” tutur ketua UPT LBK UNJ, Eka Wahyuni.

UPT LBK sendiri akan meluncurkan Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi (Kespro) untuk mahasiswa. bekerja sama dengan BKKBN. Program yang akan diinisiasi pada 3 Desember itu akan mengawal terlaksananya pendidikan seksualitas yang komprehensif di universitas.

Categorized in: