UNJKita.com – Modus penipuan sudah sangat beragam belakangan ini. Mahasiswa UNJ pun tak luput dari modus penipuan melalui sambungan telepon. Entah hipnotis atau bukan, tapi modus penipuan ini sudah banyak terjadi dan menelan uang dari para mahasiswa ataupun alumni UNJ yang menjadi korbannya.
“Tadi malam (26/07/2016) tepatnya pukul 21.47 WIB, saya ditelepon oleh orang yang mengatasnamakan Prof. Suyono, Dekan FMIPA UNJ. Singkatnya saya diminta untuk menghadiri undangan perwakilan mahasiswa ke Hotel Anstrom Bandung dan diminta untuk mentransfer uang saya yang ada di ATM,” ungkap Dini Siti Nurwulan, Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNJ kepada tim UNJKita.com.
Modus penipuan melalui sambungan telepon ini menargetkan korban mahasiswa ataupun alumni UNJ dengan mendapatkan nomor telepon korban dari poster-poster lomba ataupun buku Alumni UNJ.
“Penipu ini tahu nomor saya mungkin karena saya adalah CP (Contact Person) dari lomba Festival MIPA, yaitu Pekan Ilmiah Fisika UNJ. Karena ya memang nomor saya sudah tersebar luas. Parahnya seteleh si penipu menelepon saya, dia menelepon teman saya yang juga CP dari lomba Festival MIPA,” lanjut Dirlan, panggilan akrabnya.
Beberapa tahun terakhir ini memang sudah sering terjadi modus penipuan yang mengatasnamakan petinggi UNJ, misalnya rektor UNJ, dekan fakultas, sampai ketua jurusan. Beberapa korban mahasiswa ataupun alumni UNJ ada yang termakan modus penipuan ini bahkan sampai mentransfer uang sebesar 16 juta rupiah dari ATM-nya.
“Saya menghimbau untuk seluruh mahasiswa dan alumni UNJ, harap waspada dengan modus penipuan melalui sambungan telepon yang mengatasnamakan petinggi UNJ. Pasti orang yang menipu selalu tahu kebenaran kondisi kita. Alhamdulilah, untuk kasus saya dan teman saya tidak berhasil. Kami tidak pergi ke ATM dan tidak sampai melakukan transaksi dengan penelepon,” himbau Dirlan.
“Saya mempunyai rekaman percakapan dengan penipunya,” kata Dirlan.
Berikut ini percakapan antara Dirlan dengan seorang bapak yang mengaku Prof. Suyono.
A: “Selamat malam, saya Prof Suyono, Dekan FMIPA UNJ, apa benar ini Dirlan?”
D: “Iya pak ada apa?”
A: “Sudah dapat SMS dari Pak Anggoro?”
D: “Belum pak”
A: “Tim kamu lolos hibah PKM-P yang di danai oleh Dikti ya.”
D: “Iya pak.”
A: “Berhubung UNJ mendapat undangan dari Dikti, jadi kami mengundang perwakilan mahasiswa untuk menghadiri undangan tersebut di Hotel Anstrom Bandung.”
Tuuuutttt… tuuut…. Telepon terputus.
A: “Hallo Dirlan. Mohon jangan sampai terputus ya, karena percakapan kita langsung di dengar oleh Pak Djali dan bendahara. Mohon jangan terputus. Kegiatannya itu diadakan pada tanggal 30-31 Juli di Hotel Anstrom Bandung, dan masing-masing mahasiswa mendapat dana transport sebesar 3 juta, dan kami akan transfer ke mahasiswa masing-masing. Kamu ada rekening?”
D: “Ada pak.”
A: “Rekening Bank apa?”
D: “BNI UNJ Pak.”
A: “Ada lagi selain BNI?”
D: “Gak ada pak.”
A: “Baik, sekarang sebutkan nomor rekening kamu yaaa, nanti akan kami langsung kirimkan. Karena percakapan kita sedang di dengar oleh Pak Djali.”
D: “03XXXXXX” (Dirlan menyebutkan nomor rekeningnya)
A: “Total uang kamu ada berapa di ATM-nya?”
D: “1 Jutaan pak.”
A: “Baik, sekarang Dirlan ada dimana?”
D: “Di rumah, pak.”
A: “Tolong Dirlan coba ke ATM terdekat, kita cek sama sama.”
D: “Yah, jauh pak.”
A: “Iya coba cari yang terdekat, nanti kita kalau sudah sampai hubungin bapak.”
D: “Yah udah malam pak.”
A: “Dirlan ini mohon luangkan….”
Tutttt… tutttt… (sambungan telepon terputus)
“Saya percaya karena dia tahu Pak Anggoro (Ketua Jurusan Fisika UNJ), dia tahu Tim PKM-P saya lolos didanai hibah Dikti tahun ini dan dia tahu nama panggilan akrab saya, Dirlan. Tapi, saya heran darimana penipu itu tahu data-data riil tentang saya, sehingga saya hampir percaya dengan modusnya. Namun yang membuat saya curiga, karena kok Prof Suyono memanggil nama akrab saya, Dirlan, seharusnya kan nama lengkap saya Dini Siti Nurwulan. Selain itu meneleponnya sudah malam, masa disuruh ke ATM. Disitulah saya sadar kalau saya sedang ditipu,” ungkap Dirlan kepada tim UNJKita.com.
Waspadalah! Modus penipuan melalui sambungan telepon yang mengatasnamakan petinggi UNJ sudah sering terjadi. Di awal percakapan, penelepon akan memastikan data-data riil dari korban. Setelah meyakinkan korban bahwa penelepon adalah petinggi UNJ, selanjutnya penelepon akan meminta korban untuk sama-sama melakukan transaksi di ATM. Penelepon akan menginstruksikan korban untuk memeriksa saldo, lalu meminta untuk ke menu transfer dan memasukkan nomor yang diminta. Semoga modus penipuan ini tidak lagi memakan korban para mahasiswa ataupun alumni UNJ.
“Saya jadi takut, karena nomor saya dan teman-teman saya yang menjadi CP lomba sudah tersebar kemana-mana. Walaupun sudah tahu ini penipuan, takutnya kena hipnotis. InsyaAllah teman-teman di FMIPA yang sedang menjalankan acara Festival MIPA sudah saya beri tahu. Semoga tidak ada lagi korban dari modus penipuan ini,” pungkas Dirlan.