UNJKita.com – Apakah kamu termasuk pemilih dalam Pilgub DKI tahun ini? Atau mungkin baru pertama kalinya merasakan menjadi pemilih dan mencoblos di TPS? Pemilih khususnya pemilih pemula perlu memahami wawasan terkait pemilu sebelum memilih. Ini tujuannya agar pemilih tersebut mempunyai alasan rasional dalam memilih bukan semata-mata karena ‘ikut-ikutan’.
Melihat urgensi edukasi bagi para pemilih tersebut, maka Pilkada Center UNJ berkolaborasi dengan KPUD Jakarta membuat agenda Sosilasisai Pendidikan Pemilih Pemula. Agenda tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 03 Februari 2017 bertempat di Gd. Sertifikasi Guru lantai 8. Acara tersebut dimulai dari pukul 14.00 sampai 16.14 WIB serta dihadiri oleh peserta baik itu dari mahasiswa UNJ maupun yang non UNJ.
Acara tersebut diisi oleh tiga pembicara yakni Rizky Fajrianto (UNJ), Bapak Ubeidillah Badrun, M.Si (Dosen UNJ dan Direktur Puspol Indonesia) serta Ibu Betty Epsilon (Komisioner KPU DKI Jakarta). Berdasarkan pemaparan materi dari ketiga pembicara tersebut, terdapat hal-hal yang harus diketahui dalam Pilkada 2017 nanti yakni :
1. Kontrak Politik dan Audiensi Mahasiswa ke KPU dan Bawaslu
BEM se-Jabodetabek dan Banten telah berupaya melakukan kontrak politik dengan ketiga paslon, namun karena kondisi yang crowded membuat kontrak politik tersebut belum ditandatangani oleh ketiga paslon. Selain itu juga telah dilakukan Audiensi kepada pihak KPU yang membuat kesepakatan bahwa KPU netral dalam pilkada nanti. Terakhir, Audiensi ke Bawaslu di Jakarta Utara yang meminta agar mahasiswa diprioritaskan untuk jadi pengawas TPS di Pilkada.
2. Peluang Kecurangan dalam Pilkada
Peluang kecurangan ini terjadi pada saat sebelum, hari H dan pasca pencoblosan. Peluang yang terjadi saat sebelum pencoblosan adalah adanya Pemilih Fiktif (Tidak masuk DPT tapi memiliki KTP DKI), Pemilih dalam DPT yang meninggal saat hari pencoblosan sehingga dijadikan alat untuk curang, Pemilih Ganda (Ada KTP dan Undangan tapi telah mencoblos di TPS lain).
Peluang saat hari pencoblosan yaitu money politic yang modusnya memberikan ‘sarapan pagi’ berupa amplop berisi uang kepada warga. Selain itu ada teror dari pihak tertentu di tempat yang radiusnya sekian meter dari TPS. Sementara itu peluang saat pasca pencoblosan terjadi dalam penyampaian perhitungan suara sebelum ke KPU kota. Sulit mencari komisioner pemilu yang berdedikasi serta independensi yang lebih kuat. Didukung dengan diperbolehkannya komisioner pemilu dipilih dari mantan anggota partai yang sudah berhenti selama 5 tahun.
3. Dua Media Luar Negeri Meliput Debat Paslon
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta memang sangat ramai dan menjadi viral di berbagai media. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua media luar negeri yang turut meliput proses debat kandidat, yakni Aljazeera dan CNN.
4. Pemuda Memiliki Andil Besar dalam Pilkada
Menurut data dari KPUD Jakarta, daftar pemilih pemula (17 – 21 tahun) sebanyak 8,7% dan pemilih pemuda (17 – 30 tahun) sebanyak 28,9%. Banyaknya pemilih pemuda yang hampir 30% serta didukung oleh faktor peer group yang kuat menjadikan pemuda memiliki andil penting dalam Pilkada. Bahkan Pak Ubeid menyebutkan ada sekitar 700 ribu pemilih pemula.
5. Anggaran Pilkada DKI Jakarta 2017 Mencapai 470 Milyar
Hal ini disampaikan langsung oleh ibu Betty yang juga menjelaskan bahwa anggaran tersebut sudah termasuk untuk Putaran kedua pemilihan serta Debat kandidat.
6. Sekitar 146 ribu Tenaga Ad hoc Terlibat dalam Plikada DKI
Tenaga ad hoc ini meliputi PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), PPS (Panitia Pemungutan Suara), KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), Panwascam, serta PPL (Pengawas Pemilihan Lapangan). Banyaknya tenaga yang dilibatkan karena jumlah TPS yang tersebar di DKI Jakarta adalah sebanyak 13.023 TPS.