Minggu-minggu ini kita di pertontonkan dengan pesta demokrasi di kampus kita tercinta. Dari tingkat Jurusan sampai Universitas saat ini sedang mencari sosok pemimpin baru untuk meneruskan tongkat estafet dari pemimpin sebelumnya.

Diawal pesta demokrasi UNJ, grup-grup medsos kelas atau lembaga kita diramaikan dengan berbagai press release, tulisan-tulisan yang menjadi “bumbu” dalam proses ini. Yah mungkin kalian bisa mendeskripsikan “bumbu” tersebut apakah membuat proses pemilu ini menjadi “lezat” atau “tidak enak”

Tapi sudahlah, semua itu sudah berlalu dan sekarang kita sedang dipertontokan dengan kampanye para calon pemimpin opmawa di kampus ini. Mulai dari banner, poster, gambar sampai jarkoman di medsos yang hampir menghiasi medsos kita tiap hari.

Namun yang saya pikirkan dan bertanya adalah kenapa para anggota opmawa harus mengundurkan diri dari keanggotaan nya jika ingin menyebarkan ataupun meneruskan jarkoman kampanye ke teman kelas nya ataupun ke medsos pribadinya?? Hmmm, kalau posisinya BPH ataupun Anggota tersebut di suatu lembaga menjadi Tim Sukses salah satu calon saya sih sepakat harus mengundurkan diri, tetapi kalau anggota lembaga yang diluar dari Tim Sukses haruskah mengundurkan diri? Bukan nantinya hanya akan menghambat proses demokrasi itu sendiri? Dan saling tuding serta lapor melapor yang mencederai arti kata Demokrasi itu? Hhmmmm, Silahkan kalian Berpendapat
smile emoticon

Yah memang surat mengundurkan diri sangat mudah dibuat dan masih ada saja orang yang menganggap surat mengundurkan diri itu hanya sebatas FORMALITAS saja tanpa memahami arti yang terdalam dari surat itu. Tak ingatkah perjuangan kita ketika ingin masuk ke sebuah lembaga bersaing dengan mahasiswa lain nya untuk mendapatkan satu tempat di lembaga tersebut sangatlah susah?. Dan kita dengan mudah nya mengundurkan diri hanya untuk berjuang berebut kekuasaan atau bahkan hanya ingin meneruskan jarkoman kampanye untuk meramaikan proses pemilu tersebut.

Bukan kah kebanyakkan yang mengetahui karakteristik para calon pemimpin opmawa ditingkat jurusan sampai Universitas adalah mahasiswa yang ikut organisasi? Lalu bagaimana mahasiswa yang tak ikut organisasi mengetahui itu semua tanpa ada info-info dari teman-teman nya yang ikut organisasi?

Sungguh Sangat MAHAL bagi anggota opmawa tahun ini untuk bisa meramaikan pemilu di UNJ karena harus mengundurkan diri. Tak khayal masih banyak kalangan mahasiswa berbisik “lha dia calon ketua bem?,,, Ohh sekarang lagi kampanye yah? Kok sepi sih,,, lu gimana sih anak bem kok engga ngshare kampanye calon-calon ketua bem di grup kelas… ” Pasti ada omongan seperti itu, dan semisalnya kita menjelaskan posisi kita yg anak bem menyebarkan kampanye calon ketua bem kita harus mengundurkan diri dari bem nya karena kalau tidak itu termasuk pelanggaran, mereka akan berkata “yaelahh lebay amat”. Itu fakta dan saya merasakannya langsung hehehe

Tahun lalu sepengetahuan saya hanya Tim Sukses saja yg mengundurkan diri dari lembaganya sementara Tim Kampanye TIDAK dan BEBAS menyebarluaskan kampanye-kampanye yang kreatif serta inovatif. Dan itulah yang menjadi seni dalam proses Pemilu.

Tahun ini saya tak mengetahui mengapa aturan nya berubah. Tapi sudahlah aturan sudah dibuat dan harus di taati. Karena saya yakin orang yang membuat aturan ini tentunya punya banyak pertimbangan yang matang dan mempunyai dasar yang kuat. Jadi harus kita dukung yah
smile emoticon

Pemilu Ini adalah sebuah Pesta Demokrasi terbesar yang ada di UNJ, jadi marilah terlibat di Pesta ini dengan CERDAS bukan IKUT-IKUTAN. Kenali Visi & Misi nya serta Program Unggulan nya. Jangan memilih karena kalian berasal dari Jurusan atau Fakultas maupun golongan yang sama.

Mari ikut serta meramaikan pesta demokrasi terbesar tahun ini, karena sejatinya Pemilu UNJ ini Untuk KITA, iya KITA, Kita MAHASISWA UNJ

Randi Ramdani Pratama
Wakadept Sospol BEM FE UNJ

Categorized in: